Pembantuku Canduku
Gadis cantik dengan seragam pakaian putih abu-abu, sedikit tergesa-gesa karena jam menunjukan hampir pukul 7pagi.
Dirinya telat bangun karena semalam begadang menonton film Drakor kesukaan nya hingga dirinya sampai lupa waktu. Berakhir dirinya yang bangun kesiangan karena tidak mendengar suara alarm ponsel nya berbunyi.
"Astaga kenapa gue sial banget sih!". Gerutunya sambil memasukkan buku pelajaran kedalam tas sekolah.
Setelah semua beres gadis itu segera keluar kamar dan berjalan menuju meja makan yang sudah ada mama nya yang menunggu.
"Makan dulu Aya, kebiasaan bangun kesiangan!" Gadis yang dipanggil Aya itu hanya cengengesan ketika Mamanya sudah mengomel.
"Hee Aya buru-buru Mah." Mencium pipi Mamanya lalu lekas keluar rumah dengan sedikit berlari karena harus menunggu Angkutan umum.
"Kan belum makan Aya?!" Suara sang mama yang seperti toa sudah tak dihiraukan lagi oleh gadis itu.
..........................
Namanya Indira Cahaya Putri. Gadis yang masih belia dan masih menjadi siswi kelas 3 SMA. Hanya kedua orang tuanya yang memanggil dirinya dengan nama Aya. Karena Aya di Sekolah terkenal di panggil dengan nama Dira.
Gadis cantik, manis dan ceria. Dira adalah gadis penyayang tapi juga bar-bar dan keras kepala. Papanya sudah meninggal sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Tapi mama nya tidak mau mencari pengganti sang papa, meskipun Dira sudah memberinya izin. Alasan nya adalah Karena Nilam tidak ingin menggantikan suaminya dihati.
Indira Cahaya Putri. Anak dari Hardi Kusuma dan Nilam Cahya. Putri satu-satunya yang Nilam miliki. Meskipun dirinya hanya membesarkan Dira seorang diri semenjak suaminya meninggal, bagi Nilam Dira adalah Segalanya. Nilam wanita yatim piatu yang dinikahi oleh Hardi diwaktu Nilam baru lulus SMA. Hardi yang waktu itu sudah bekerja karena usianya sudah 25tahun memilih Nilam untuk menjadi Istrinya.
Kedua orang tua Hardi tidak menerima Nilam sebagai menantunya, tapi karena Hardi sangat mencintai Nilam maka Hardi bersedia meninggalkan keluarganya demi Nilam.
Nilam yang melihat begitu besarnya cinta Hardi kepada dirinya tidak sanggup menahan tangisnya ketika Hardi lebih memilihnya ketimbang keluarganya.
"Kamu adalah wanita yang aku pilih, bukan wanita yang kedua orang tuaku pilihkan." Ucap Hardi dengan mengusap air mata yang mengalir dipipi Nilam.
"Tapi Mas mereka adalah keluargamu, aku tidak mau menjadi sebab renggangnya hubungan ikatan anak dan orang tuamu." Nilam berucap sambil terus terisak.
"Suatu saat pasti mereka akan menerima hubungan kita..sekarang biarkan lah Mas memperjuangkan cinta Mas buat kamu." Hardi mencium kening Nilam dengan dalam. Biarlah dirinya dianggap anak durhaka karena Ia tidak mau menjadi boneka kedua orangtuanya. Hardi sudah cukup mengikuti semua apa yang orang tuanya inginkan. tapi untuk pendamping hidup Hardi tidak bisa menerima itu.
Setelah Hardi dan Nilam berumah tangga kedua orang tua Hardi sama sekali tidak mengganggap mereka sebagai anak dan menantu karena bagi mereka setelah anak laki-lakinya itu memutuskan untuk memilih Nilam maka saat itu juga sudah tidak dianggap anak. sampai sekarang bahkan Hardi sudah meninggal pun ibu mertua nya yang masih hidup tidak mau mengakui nya.
Nilam yang mengingat masa lalu itu hanya bisa meneteskan air mata, entahlah perasaan nya jadi tidak tenang. Yang terpenting sekarang adalah putri satu-satunya, jika suatu saat dirinya juga pergi Nilam memikirkan nasib putrinya itu apakah akan hidup baik-baik saja.
"Semoga suatu saat Aya akan menemukan seseorang yang bisa menjaga dan melindunginya." Nilam berdoa untuk anak gadisnya, semoga Aya bisa hidup bahagia bila tanpa dirinya.
......................
Sekolah Nusa Bangsa adalah tempat Aya atau lebih terkenalnya sebagai Dira di sekolah itu. Gadis cantik yang cukup famous di sekolah Nusa Bangsa itu karena kepintarannya. Selain itu wajah Dira yang ayu dan sifatnya yang mudah bergaul. Dira bisa masuk di SMA Favorit karena kepintarannya yang mendapat Beasiswa.
"Ehh Dira sayang.. baru sampe?" Ucap Kiki.
"Heleh palingan juga lari ngos-ngosan karena Bagun telat!" Memang yang namanya Arum selalu punya mulut pedas.
"Ck. ngantuk gaess.." Bukanya menjawab teman nya Dira malah menenggelamkan kepalanya di meja.
"Ihh Dira mah, sekolah malah tidur." Ucap Kiki dengan menggoyangkan lengan Dira.
"Brisik ahh Ki!" Jawab Dira yang masih asik dengan posisinya.
Tak berselang lama wali kelas Dira masuk kelas untuk memulai pelajaran Matematika.
"Pagi anak-anak?!"
"Pagi Buu!!!!" Seru anak kelas serempak.
"Keluarkan tugas yang Minggu lalu ibu berikan dan kumpulkan kedepan." Ucap guru yang bernama Bu Susi itu. Bu Susi terkenal guru dan wali kelas yang paling galak kalau siswanya tidak patuh dan melanggar aturan nya.
"Mampuss..!" Dira menepuk keningnya sendiri karena lupa membawa tugas pelajaran nya.
"Loe kenapa beb?" Tanya Kiki.
"Gue lupa bawa buku tugas Bu Sus." Dira sudah pasrah jika hari ini dirinya akan dihukum.
"Mampus loe Dir." Bukan suara Kiki, melainkan suara Arum yang mengejek Dira.
"Bege Loe Rum, bukanya dimarahi malah diejek." kesal Kiki pada sahabat bermulut pedas itu.
"Yee loe mah teman lucnut Ki, pake nyuruh mulut boncabe marahin gue." Dira yang kesal bertambah emosi mendengar sahabatnya dua itu super nyelenehh.
"Dira, kenapa ribut-ribut dibelakang!" Tegur Bu Susi. "Mana tugas kamu?"
"Emm anu Bu..T-tugas saya ketinggalan." Jawab Dira dengan sedikit takut-takut, karena dirinya tidak pernah yang namanya tidak mengumpul tugas.
"Kamu itu murid berprestasi tapi kenapa tidak mengumpulkan tugas?!" Bu Susi mendelik menatap tajam Dira dari jarak yang Rumayan jauh.
Glek..
Tatapan Bu Susi sudah seperti ingin menelannya hidup-hidup.
"Maaf Bu." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Dira.
"Sekarang kamu keluar, berdiri didepan tiang bendera sampai pelajaran saya selesai." Hukuman dari guru yang super galak untuk Indira.
Dira pun akhirnya berdiri dan berjalan keluar kelas demi melaksanakan hukuman dari guru yang biasa Dira dan kedua teman nya sebut Susisimilekete.
Julukan kesayangan Dira and the Genk.
"Dira sayang semangat." Ucap Kiki bersamaan dengan Arum. Dira hanya melengos tidak menanggapi kedua sahabat nya itu.
"Ini hari panas banget sih gila." Dira sedari tadi sudah kepanasan bahkan keringat sudah mengucur di wajah ayu nya.
Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebotol minuman dingin dari arah samping. Dira yang masih fokus hormat kepada tiang bendera menoleh kesamping, ternyata Bimo.
"Iss tau banget sih Bemo sayang." Dira segera menyambar botol minum dingin itu dan segera menegaknya hampir tandas.
Bukanya marah karena nama nya disebut seperti mobil Bemo, Laki-laki tampan itu malah tersenyum.
"Haus banget loe, sampe botol nya juga mau Loe Telen." Ucap Bimo sambil terkekeh pelan.
"Hah, segarnya..Nih gue balikin kagak tega gue mau nelen botol yang loe kasih." Ucap Dira cuek karena begitulah sifat nya yang cuek dan masa bodo.
"Ck. Terimakasih." Ucap Bimo meledek.
"Ohh sama-sama Bemo sayang."
Perkataan Dira hanya membuat Bimo geleng kepala, selama jadi siswa yang terkenal dingin dan Populer di sekolahnya hanya gadis didepan nya sekarang yang sama sekali tidak takut dan bersikap biasa ketika berhadapan dengan dirinya.
Jika siswi lain sudah memekik dan girang seperti ayam yang terkena penyakit ayan. Karena memang Bimo adalah siswa populer dan goodloking di Sekolah Nusa Bangsa.
Salam sayang para reader yang author sayangi, terima kasih sudah mampir ke karya kedua author receh ini... tinggalkan jejak kalian.
Like
komen
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Irma Dwi
pembaca baru
2024-09-18
0
Rina Krowin
bagus
2024-08-05
0
B O Y
ada nomor yang bisa dihubungi KA?
2024-07-26
0