Bimo Bagaskara adalah ketua tim basket di sekolah Nusa Bangsa. Wajah yang tampan dan rupawan tidak membuat dirinya menjadi seorang playboy disekolahnya. Meskipun banyak para siswi yang tergila-gila padanya Bimo tidak menanggapi bahkan terkesan cuek dan dingin. Hanya pada Indira Cahaya Putri seorang siswi yang bar-bar dan berparas ayu Bimo Bagaskara mau berdekatan kepada cewek bahkan memberi perhatian.
Melihat sifat Indira yang apa adanya tidak seperti gadis lain yang sibuk menjadi orang lain dan memakai topeng untuk menutupi sifat aslinya, Bimo cukup terkesima dengan sifat Indira yang lebih memilih menjadi diri sendiri.
"Bentar lagi bel istirahat, ayo ke kantin." Bimo menarik tangan Dira tanpa mendengar jawaban gadis itu.
"Eh..eh.." Dira yang terkejut karena tangannya tiba-tiba ditarik hanya pasrah mengikuti langkah Bimo membawanya menuju kantin sekolah.
Sesampainya di kantin keadaan masih sepi karena memang jam istirahat masih kurang 5menit lagi.
Setelah memesan makanan dan minuman mereka duduk di kursi paling pojok, saling berhadapan.
"Loe ngapain diluar, telat loe." Ucap Dira yang menelisik wajah rupawan Bimo.
"Gak usah liatin gue kek gitu, tar loe terpesona." Ucapan Bimo membuat Dira melotot.
"Cih." Dira berdecih, "Mana ada gue terpesona sama cowo dingin plus kaku kek elo.. bukan tipe gue." Ucap Dira ketus.
Bimo hanya menyunggingkan senyumnya, membuat Dira kesal adalah hiburan tersendiri baginya.
"Pesanan nya neng Dira gelis den Bimo kasep." Mbak Sri penjaga kantin bakso yang sudah hafal kepada dua orang yang menjadi siswa/i paling populer di sekolah Nusa Bangsa.
"Terimah kasih mbak Sri...kapan Kowe balii.." Bukan Bimo yang menjawab melainkan Dira yang menggoda mbak Sri dengan sambil bernyanyi sebuah lagu yang sama dengan nama mbak Sri.
"Atuh neng mbak mah kagak mau bali.. karena bang Toyib udah pulang." Lah jawaban mbak Sri tambah ngawur juga.
Bimo yang hanya mendengarkan tersenyum seraya menatap Dira dengan lekat. Gadis didepan nya mampu membuat dirinya nyaman bicara dan betah duduk lama dengannya. Bimo merasakan desiran aneh dihatinya ketika menatap manik coklat cantik itu.
"Hahahhaha mbak Sri bisa ngelawak juga." Dira tertawa dengan keras karena mendengar mbak Sri yang menurutnya lucu.
"Udah atu neng buruan dimakan, itu den kasep teh nanti gak jadi makan karena kenyang hanya mandangi wajah neng."
Deg.
Dira baru sadar kalau sedari tadi memang Bimo diam hanya memandangi wajah nya.
"Ck. awas terpesona Bemo sayang." Ucapan Dira sukses membuat Bimo salah tingkah, tapi bukan Bimo namanya jika tidak bisa menutupinya dengan gaya cool nya.
"Kalau iya kenapa?" Ucap Bimo sambil menaikan satu alisnya.
Baru Dira akan menjawab suara brisikkk dan cempreng Kiki datang.
"Hay gaesss.... oh may babang handsome Kiki." Suara Kiki membuat atensi kantin melihat kearah mereka duduk, karena kantin sudah mulai penuh Siswa/i pada jam istirahat.
Kiki yang memang fans berat Bimo karena selain pintar Bimo juga tampan, bagi Kiki melihat wajah Bimo adalah mood booster baginya.
"Berisik tau gak suara loe Ki." Arum yang datang membawa nampan berisi bakso pesanan Kiki dan dirinya.
"Tau tu, suara kaleng emang selalu berisik." Jawaban Dira membuat Kiki cemberut.
"Gak usah kek gitu bibir monyong." Arum memasukan satu buah bakso kedalam mulut Kiki yang di monyongin sehingga membuat pipi Kiki seperti menahan ingin buang air.
"Hahaha tega loe Rum sama adek Loe." Bukanya prihatin Dira malah nampak bahagia.
"Jahat loe berdua." Kiki sebal dan langsung memakan bakso nya.
"Gue kesana dulu." Bimo berdiri dari duduk nya segera pergi menuju ke meja para sahabatnya.
"Yahh bang Bimo gue pergi." Ucap Kiki lemes padahal mulut nya sibuk ngunyah bakso.
"Udah buruan makan keburu bel masuk tar." Ucap Dira.
Ketiganya menikmati bakso yang mereka pesan setelah mendengar drama Kiki yang merasa tertindas.
"Ehh bro loe ngapain duduk sama ketiga cewek bar-bar dan mulut boncabe itu?" Raka yang Notabenya paling murah senyum dan tebar pesona kepada sumua Siswi dan terkenal paling banyak cewek.
Plak.
"Mulut loe kadang bener Man." Bukan Bimo melainkan Guntur yang menggeplak pundak Raka.
"Anjjirr.. loe Petir." Raka yang kaget reflek memegang pundak nya yang Rumayan panas digeplak oleh Guntur.
Bimo hanya duduk menatap teman-teman nya yang rese dan berisik. Mereka juga tidak jauh beda dari para sahabat Dira.
"Makan kagak usah ba*cot loe pada." Jingga yang baru datang membawa pesanan mereka berempat.
"Wahh maksih Jing." Memang bukan Raka jika tidak membuat para sahabatnya emosi.
"Loe kita gue Ann*jing apa." Jingga melotot sebal mendengar ucapan Raka.
"Lah gue bernerkan nama loe Jing, Jingga." Tanpa rasa bersalah Raka tetap makan dengan santai.
"Anyirr loe."
"Hahahha..." Guntur tertawa keras melihat muka Jingga yang kesal karena ulah Raka.
"Makan Man." Resa yang sedari diam dan hanya memainkan ponsel tanpa minat mencampuri ba*cot-an para sahabatnya.
"Hemm." Bimo menjawab dengan deheman.
Memang Bimo dan Resa ini sebelas dua belas, cowok dingin dan irit bicara tidak seperti ketiga teman mereka yang suka tebar pesona dan terkenal playboy.
"Begini makan bakso biar anget tapi malah jadi beku gara-gara Deket dua manusia es." Raka berseloroh dengan mulut yang masih mengunyah makanan.
"Untung kita bertiga tidak beku ditempeli mereka berdua." Ucap Jingga.
"Kalo loe orang pada beku biarin gue keluarin petir gue biar buat loe orang pada ambyarr." Jawaban Guntur nyeleneh.
"Loe kira kek hati ambyar, Gosong ia." Raka tertawa setelah berucap.
Mereka berlima memang sahabat sejak masuk SMA baik buruknya mereka sudah bukan menjadi rahasia bagi persahabatan mereka.
Hanya Bimo dan Resa yang masih waras diantara tiga sahabat konyol dan playboy itu. Tapi bagi mereka itulah yang menjadi kenyamanan persahabatan mereka, karena merasa terhibur dengan ke absur-an tingkah mereka.
...............
"Eh Dir, ngapin es balok sama loe." Bukan Kiki melainkan Arum yang suka menyebut Bimo Es balok.
"Ihh Arum mah ayang Bimo tampan gitu dikatain Es balok." Kiki tidak terima jika Bimo tampan nya di panggil Es balok.
"Alah lebay loe." Cibir Arum.
"Tadi waktu masih berdiri dilapangkan dia nyamperin gue, dan narik gue kesini." Jawaban Dira membuat Kiki melotot dan menutup mulutnya.
"Omj hellow... parah loe Dir jadian sama ayang Bimo kagak bilang-bilang."
"Ck. siapa juga yang jadian, gua mah ogah punya pacar kek beruang kutub kek gitu." Ucap Dira sambil menyedot minuman nya.
Arum hanya manggut-manggut mendengar jawaban Dira.
"Loe ngerasa gak sih kalo Bimo pas liatin loe tatapan nya beda, kek tertarik sama loe."
Kiki hanya mengangguk setuju dengan ucapan Arum.
"Iya gue juga ngerasa kek gitu."
Dira hanya tersenyum smirik. "Loe berdua ngaco, mana ada Bimo yang dari kalangan orang kaya mau melirik gua yang kek Upik abu."
"Lah kalo jodoh kan kagak ada yang tau, mau kaya apa miskin beb."
Ucapan Kiki ada benarnya bahkan Dira sendiri sering memergoki Bimo ketika memperhatikan nya tanpa sadar.
Meskipun begitu Dira tidak ingin mengambil kesimpulan kalau Bimo tertarik padanya atau mempunyai rasa suka kepada dirinya.
Karena Dira tidak ingin mempunyai pacar disaat dirinya masih sekolah.
Dira ingin membahagiakan ibunya, mewujudkan cita-citanya yang ingin menjadi seorang Disainer terkenal. Tapi semua itu butuh perjuangan dan biaya untuk menjadi orang sukses.
Maka dari itu Dira akan belajar bersungguh-sungguh dan kembali ingin mendapatkan biayasiswa sampai ke Perguruan Tinggi.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Rina Krowin
masih lanjut
2024-08-05
0
Astri
masih pantau dlu
2024-02-04
0
HR_junior
ee JD cita2ne mommy indirane si Ami JD disainer toh.
makane punya butik
2023-12-15
0