"Jadi kau sudah yatim piatu?" Tanya wanita paruh baya itu dengan prihatin.
Setelah sampai Cafe, memesan makanan dan minuman, Indira menceritakan kehidupan nya yang sudah ditinggalkan sang Ayah ketika masih Sekolah Menengah Pertama, Dan sang ibu yang meninggalkan nya juga Satu bulan lalu. Indira juga menceritakan tentang dirinya yang meminjam uang dari Rentenir untuk biaya operasi ibunya.
"Iya, nyonya. Jadi saya hanya butuh pekerjaan, supaya saya bisa membayar cicilan utang saya, agar rumah peninggalan kedua orang tua saya tidak disita oleh mereka." Indira bercerita dengan wajah sendu tanpa terasa air matanya menetes. Dirinya sudah tidak punya siapa-siapa lagi, pedihnya kehidupan harus ia tanggung sendiri tanpa ada tempat untuk bersandar.
"Jika kamu memang berniat bekerja, saya bisa kasih kamu pekerjaan, tapi mungkin hanya untuk membantu bersih-bersih para Art dirumah, dan kamu masih bisa melanjutkan sekolah kamu." Ucap wanita itu dengan senyuman tulus.
Merasa prihatin dengan keadaan gadis yang masih belia tapi sudah menjalani kehidupan yang sulit. Apalagi sudah menjadi yatim piatu dan tanpa saudara.
"Terima kasih nyonya, saya sangat mau, asalkan saya mendapatkan uang dengan halal." Indira mencium tangan wanita itu dengan binar bahagia dan senyum mengembang.
"Sudah, __Wanita itu mengelus rambut Indira, __Dan jangan panggil saya nyonya, panggil saja Oma Lili ya, karena Oma juga sudah memiliki cucu yang juga masih SMA." Kata Oma Lili.
"Baik Oma, Indira nama saya Oma, biasa dipanggil Dira." Indira juga mengenalkan diri.
"Nama yang cantik seperti orang nya sangat cantik." Ucap Oma Lili memuji.
"Terimakasih Oma."
"Besok kamu bisa datang ke rumah Oma sepulang sekolah, ini alamat rumah Oma." Oma Lili memberikan kartu nama kepada Indira.
"Sekali lagi terima kasih Oma, Dira sangat bahagia." Ucap Indira dengan tatapan tulus menatap Oma Lili.
"Sama-sama sayang, Oma juga terima kasih kamu sudah menolong Oma dari jambret tadi."
"Sudah kewajiban sesama Oma untuk saling menolong."
Mereka berdua bercengkrama dengan akrab, Oma Lili yang ramah dan baik, sedangkan Indira adalah gadis yang mudah bergaul dan cepat akrab.
Dry..Drt..
Suara ponsel Oma bergetar.
"Halo.."
"Mama tidak apa-apa kan, kenapa mama bisa dijambret, apa mama terluka."
Serentetan pertanyaan suara dari sebrang telepon terdengar bernada cemas.
"Mama tidak apa-apa Al."
"Syukurlah kalau begitu, tadi mang Supri yang telpon kalau Mama hampir dijambret."
"Ya, tapi Mama baik-baik saja, karena ada gadis cantik yang nolongin Mama." Jawab Oma Lili.
"Yasudah Mama hati-hati ya, Al mau bekerja lagi."
Sebelum dijawab telpon sudah lebih dulu dimatikan sepihak.
"Ck dasar anak nakal." Gerutu Oma yang mendengar sambungan telpon sudah dimatikan.
"Kenapa Oma?" Tanya Indira yang melihat Oma kesal.
"Anak bungsu Oma, sudah mau berumur kepala tiga tapi masih betah sendiri, padahal kakak nya sudah memiliki anak remaja seperti dirimu." Curhat Oma.
"Mungkin belum ketemu jodohnya Oma." Jawab Indira.
"Ya mungkin kamu benar Nak."
"Sudah sore, Oma antar kamu pulang ya?"
Indira melihat jam yang melingkar ditangan nya yang ternyata memang pukul empat sore.
"Apa Oma tidak keberatan?" Tanya Indira.
"Tidak sayang, Oma juga sekalian ingin melihat tempat tinggalmu."
"Baiklah, ayo Oma."
Indira mengandeng lengan Oma, mungkin bagi Indira sangat menyenangkan dan bahagia bisa memiliki Oma yang baik seperti Oma Lili, karena yang dirinya tahu kedua Nenek dan kakek nya tidak menginginkan nya.
Karena itulah Indira merasa nyaman dan senang ketika mendapat perlakuan baik dari Oma Lili.
................................
"Ini tempat tinggal Dira Oma."
Setelah 25 menit berkendara mobil yang membawa Oma dan Indira sampai didepan rumah Indira yang sederhana.
"Baiklah Oma sudah tau tempat tinggal kamu, maaf Oma belum bisa mampir karena sudah sore." Ucap Oma dengan lembut.
"Tidak pa-pa Oma, lain kali Oma bisa kesini kapan saja." Indira berpamitan mencium tangan Oma.
"Oma hati-hati dijalan."
Indira melambaikan tangan dan bergegas masuk kerumahnya setelah mobil Oma sudah tak terlihat lagi.
"Huuff rasanya sepi sekali, dirumah sendiri." Indira berjalan menuju kamar mandi setelah menaruh tas Sekolahnya.
Setelah selesai membersihkan diri Indira menuju dapur untuk membuat segelas coklat panas, dirinya terlalu lelah seharian berjalan mencari pekerjaan dan bersyukurnya Tuhan memberi jalan kepada nya.
Setelah selesai membuat coklat panas dirinya berjalan menuju ruang tv, duduk sambil menonton tv adalah pekerjaan nya setelah dirumah tanpa kegiatan lain nya.
Lelah karena seharian berada diluar tidak sadar Indira menguap dan tertidur disofa dengan tv menyala, dirinya tidur dengan posisi duduk.
Jam menunjukan pukul 19:40 Malam, Indira mengerjapkan matanya ketika mendengan ada yang mengetuk pintu rumahnya.
"Jam berapa sih." Indira meraih ponsel nya yang ada diatas meja. Mendengar pintu masih diketuk membuatnya beranjak berjalan membukakan pintu.
Ceklek.
"Surprise..!!!!" Suara lengkingan teriakan ketika Indira membuka pintu, ternyata adalah para sahabatnya Arum dan Kiki, dan ada kelima pria yang Indira sangat kenal.
"Kalian." Indira segera menghambur memeluk mereka berdua karena senang melihat kedua sahabatnya datang kerumah.
"Kok gak bilang-bilang sih kalau kalian mau main?" Tanya Indira dengan membawa gelas kosong setelah menyuruh mereka masuk dan mereka duduk di ruang depan tv. Karena mereka datang membawa banyak cemilan dan minuman juga kotak makanan.
"Kalau bilang bukan kejutan namanya Dira sayang." Raka yang sedang makan cemilan menjawab.
"iya, lagian para cowok tadi yang nyamperin kita duluan iya gak Rum?" Ucap Kiki dengan membuka minuman berwarna oranye.
"Ck. bukan loe aja kali Ki." Sahut Guntur.
"Kita semua dichat sama pak Ketu, buat kumpul dan jemput kalian bawa kesini." Si Jingga memang tidak bisa tutup mulut.
Bimo hanya diam duduk tanpa bereaksi meskipun dirinya sedang dibicarakan. Dia memilih diam dengan kepala menyender di bahu Indira karena mereka duduk bersebelahan.
"Kek nya ada bau-bau orang baru jadian ini?" Selidik Arum menatap kedua sejoli yang hanya diam.
"Wah PJ nya harus cair dong, masa cuma makan cemilan Sama minuman kaleng gak keren ah." Ujar Kiki dengan menyindir.
"Apaan sih kalian ini ngaco kalo ngomong." Indira buka suara, dirinya segera menjauhkan kepala Bimo yang bersandar di bahunya agar Bimo duduk dengan tegak.
Bimo hanya diam dan menuruti tangan Indira yang menyuruhnya geser.
"Lah emang kalian udah jadian?" Tanya Raka.
"Wahh parah loe bos kagak ada angin atau ujan tau-tau udah punya doi." Jingga menyenggol kaki Bimo yang berada di belakang nya, karena posisi Jingga duduk di karpet depan sofa.
"Res tar loe diam-diam juga menghanyutkan." Ucap Guntur melirik Resa yang hanya diam makan cemilan.
"Apa?" Sekalinya menjawab bikin orang jengkel.
"Gue tu tanya sama loe Res, tapi malah loe balik tanya." Kesal Guntur melempar bungkus Chiki kearah Resa.
"Gue yakin bentar lagi resa akan bikin kita tahu siapa cewek yang Resa incar." Raka menaik turunkan kedua alisnya menggoda Resa, sedangkan yang digoda hanya mengerutkan keningnya tidak mengerti menatap Raka.
"Tunggu aja Man."
Raka membisikan sesuatu kepada Jingga, membuat rencana agar Resa segera mengungkap kan perasaan nya.
Setelah mendengar bisikan Raka Jingga hanya manggut-manggut mengerti dan menyeringai iblis.
"Kalian ngomongin apa sih, pake bisik-bisik segala." Kiki komentar.
"Iya kek cewek aja loe dua." Guntur menimpali.
"Rahasia dong." Ucap Raka dan Jingga bersamaan.
Mereka asik berbincang renyah, sedang kan Resa diam-diam matanya tidak lepas dari wajah seorang gadis yang asik tertawa bersama sahabatnya.
"Loe udah makan Ay?" Bimo baru membuka suara.
"Emm, belum sempet karena tadi ketiduran, heee." Indira nyengir memperlihatkan deretan giginya.
"Emm makan." Bimo menarik satu nasi kotak yang sengaja ia beli karena dirinya juga belum makan dan sengaja ingin makan bersama Indira.
Bimo membuka kotak yang berisikan nasi goreng dirinya menyuapi Indira, kalau dirinya sendiri.
"Cie...ciee... yang gak mau ngaku kalo udah jadian, makan nya aja udah suap-suapan..Meleleh adek bang." Ucap Kiki dengan menaruh kedua tangan nya dipipi.
Indira hanya memutar bolanya malas, dirinya tidak risih ketika para sahabat mengejeknya dan malah terkesan cuek. Karena memang dirinya dan Bimo tidak ada hubungan, tapi hanya dirinya dan Bimo lah yang mengetahui isi hati mereka berdua.
Bimo tidak peduli dengan ocehan para sahabatnya dirinya masih tetap asik menyuapi Indira makan.
"Huh, dasar bucin akut, dunia serasa punya berdua." Guntur mendengus.
"Yang lain ngontrak bro." Timpal Raka.
"Makanya kalian pada punya pacar biar gak Jones." Celetuk Arum tiba-tiba.
"Ciee kayak loe punya cowok aja, lagak loe Rum." Ledek Jingga.
"Seenggaknya gue cewek, hanya menunggu.lah loe pada kan cowok, harus mencari dong." Ucap Arum.
"Kemana Jing." Tanya Guntur.
"Kam*pret loe gun." Jingga pergi ke dapur melakukan sesuatu.
"Hahaha." Guntur dan Raka tertawa.
"Udah Bim, kenyang gue." Indira meneguk air minum setelah merasa kenyang.
"Ya udah." Bimo menaruh kotak yang sudah kosong di bawah meja.
Bimo langsung menyambar air didalam gelas bekas Indira minum.
"Bim bekas gue." Ucap Indira telat karena Bimo sudah menenggaknya habis.
"Hm, emang." Bimo mengelap mulut nya dengan tisu, kemudian menyingkir duduk dibawah karena ingin menghidupkan rokok.
Jingga sudah kembali dari dapur setelah selesai dengan misinya.
"Ehh pelangi abis ngapain loe?" Tanya Kiki menyelidik.
"Kepo loe Kiki Mariki." Jawab Jingga.
"Eh,, sialan nama gue kenapa loe ganti." Kiki kesal melempar bantal kursi kearah Jingga.
Bugh
Tepat sasaran mengenai wajah Jingga.
"Wah ngajak war loe Kiki Mariki." Ucap Jingga melempar kembali bantal kearah Kiki.
Dan akhirnya mereka berdua kejar-kejaran seperti anak kecil.
"Rum potongin gue buah dong?" Suruh Raka.
"Lah loe kira gue babu loe apa?" Arum sewot.
"Kan loe yang tau rumah ini, gue kan tamu." Ucap Raka dengan cengengesan.
"Dasar nyebelin!" Arum berjalan kedapur dengan menenteng kresek buah yang mereka bawa tadi. Sambil berjalan Arum menggerutu kesal.
"Saudara bukan, pacar bukan dasar Raka nyebelin."
Tak berselang lama setelah Arum pergi kedapur, mereka semua mendengarkan suara teriakan keras.
Aaaaaaaaakkkkkkk!!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Athallah Linggar
lah kirain aku resa sm jingga itu cwe,ternyata cwo ya thor🤣🤣🤣🙏🙏
2024-10-04
0
Astri
fix omx bima calon jodohx dira😂
2024-02-04
0
Astri
wahh ini kayakx pasangan dira.. bisa jadi om bimo🤣
2024-02-04
0