🌹🌹🌹
Delan benar-benar kesal kepalanya terjedug ranjang. Ia merutuki Bella tak membangunkannya dan malah membuatnya tidur dibawah kasur. Delan beringus keluar, ia berdiri menggeliyatkan tubuhnya yang terasa remuk, bayangkan saja semalaman ia tidur dilantai
Tapi Bella malah sangat nyaman berselimut dikasur empuk membuat Delan iri, terlihat sekali hangat apalagi bila tidur ditemani wanita secantik Bella. Delan menggelengkan kepala dengan lanturan diotaknya. Lalu Dean duduk disisi ranjang Bella, memandangi wajah cantik yang masih tertidur pulas. Ia tak mengerti kenapa Bella tak membangunkannya? apa wanita itu diam-diam membalas dendam padanya?
Bibir semerah chery itu menjadi perhatian Delan, dulu ia pernah merasakan manisnya bibir itu. Delan tak sadar sampai mengulurkan jemarinya untuk menyentuh bibir Bella. Tapi jemari itu terapung diudara, Delan mengurungkan niatnya karena baginya itu tidak pantas
Cepat-cepat Delan beranjak berdiri untuk pergi dari sana. Mencoba menghindar dari rasa tidak nyamannya karena Bella, wajah tenang nan cantik itu mengusiknya. Membuatnya ingin menerkam Bella dan masuk dalam selimut bersama Bella
Waktu merubah Bella, wanita itu menjelma menjadi wanita yang cantik. wajah dan tubuh itu tampak terawat dimata Delan serta kulit yang semakin halus dan putih. Delan terpesona saat pertama kali bertemu lagi dengan Bella, Delan akui itu namun bagi Delan itu hanya perasaan normal seorang pria
Delan bergegas pergi meninggalkan Bella. Tapi saat didepan pintu ia dibuat kembali mematung. Jika ia keluar dari kamar, lantas kamar itu tak terkunci dan terbuka. Lalu bagaimana jika ada pria yang masuk misalnya Dave atau Milan? melihat Bella secantik itu tentu mereka akan tergoda. Tentu Delan tak mungkin membiarkan itu terjadi, setidaknya ia harus melindungi Bella
Alhasil Delan kembali berblrik, melihat sofa ia membaringkan dirinya disana dengan bersedekap dada untuk menyembunyikan rasa dinginnya pagi ini hingga Delan merasa mengantuk lagi dan kembali tertidur
Selang satu jam kini Bella terbangun dari tidurnya. Ia menggeliyatkan badannya sambil beranjak duduk. Ia beringus mengintip kebawah kasur, rupanya Delan sudah tak ada membuat Bella sedikit kecewa padahal ia ingin melihat wajah tampan Delan lagi saat tertidur
Bella turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hari ini rencana pekerjaannya adalah melihat lahan untuk pembangunan hotel. Dengan handuk yang melingkar ditubuhnya Bella keluar dari kamar mandi, ia tak tahu Delan masih berada disofa dan ternyata saat ini pria itu tengah bangun menatapnya. Delan meneguk ludahnya kasar, sebagai pria normal tentu ia tergoda melihat pemandangan itu yaa meskipun ia sudah seting melihat Angela tanpa busana. Delan segera menutup wajahnya dengan lengan saat Bella terlihat akan membuka handuk itu. Ia memejamkan mata dan berpura-pura tidur, ia tak mau Bella berpikiran macam-macam padanya
Setelah rapi dengan pakaian kerjanya, Bella melangkah menjauhi ranjang tapi ia berhenti mendadak, dahinya berkerut melihat Delan ternyata masih berada disofa. Bella menggaruk rambutnya yang dikuncir kuda itu tak gatal, wajahnya memerah malu. Apa Delan tadi melihatnya? pikir Bella
Lalu Bella menyentuh bahu Delan, terasa keras dan kekar ditangannya. Ia mengguncang bahu itu mencoba membangunkan Delan, sedetiknya ia bernafas lega saat mendengar dengkuran kecil pria itu
Bella menghempaskan tubuhnya disofa, menunggu Delan bangun ia membuka gadgetnya melihat semua catatan pekerjaannya disana sambil sesekali melihat Delan yang juga tak kunjung bangun
" Ini sudah siang kenapa belum bangun juga." gerutu Bella melihat jam ditangan kirinya lalu memandang Delan yang wajah tampannya terhalangi lengannya
Delan tampak bergerak menurunkan lengan dan membuka mata. Pria itu pura-pura menguap sembari beringus bangun menggeliyatkan tubuh kekarnya didepan Bella yang hanya diam memandangnya
" Kenapa betah sekali dikamar orang sampai menginap segala. Apa suami orang sekarang memang seperti itu." gerutu Bella namun tak didengar Delan. Pria itu melenggang begitu saja menuju pintu kamar hotel Bella dan lenyap dibalik pintu itu
Bella bergegas keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju Restaurant dimana semuanya berjanjian untuk berkumpul disana. Tampak ketiga pria sedang sarapan dan berbincang-bincang. Saat itu Dave tak sengaja melihat Bella, matanya berbinar terang seterang sinar mentari pagi. Dave bahkan melebarkan senyumnya yang Bella balas dengan senyuman tipis
Bella mendudukan dirinya disamping Milan lalu memesan sarapan pada pelayan disana. Bella hanya diam dan datar meskipun ditatap pria-pria tampan, hatinya tak bergetar sedikitpun sangat berbeda jika Delan yang menatapnya
" Delan bisa-bisa pria tepat waktu itu terlambat." gerutu Dave
" Kau seperti tak tahu Delan saja, dia kan sudah menikah tentu dia harus menghabiskan malam bersama istrinya." saut Milan sambil menikmati sarapan paginya
" Menghabiskan malam dengan phone sek* maksudmu?" seketika ketiganya tertawa kencang
Sementara Bella hanya terdiam tenang dengan kunyahannya sampai seseorang menarik kursi disampingnya dengan aroma maskulin yang dikenalnya barulah Bella mengangkat wajah, ia menoleh dan terkesima dengan pria pujaannya itu. Kemeja biru langit membuat sang matahari Bella itu terlihat tampan berseri, rambut setengah basahnya juga semakin menarik dimata Bella. Jantung Bella berdebar, gelenyar aneh menerpa tubuhnya. Jika seperti ini bagaimana Bella bisa melupakan Delan? sementara keduanya terus bertemu karena menjalin kerjasama
Delan melirik Bella yang menatapnya sejenak lalu memalingkan wajah kembali untuk memesan sarapan paginya dan segelas susu. Tidak seperti pria lain yang menyukai kopi Delan adalah pria penyuka susu, apapun itu asalkan susu Delan sangat menyukainya
Segelas susu dan sepotong sandwich diatas piring telah tiba dimeja didepan Delan. Pria itu mengambil segelas susu terlebih dulu dan meneguknya hingga setengah lalu mengambil garpu dan pisau untuk memotong sandwich. Delan makan dengan tenang dan terlihat berkelas seperti orang kaya lainnya dimata Bella, sambil kedua telinganya mendengar perbincangan semua orang dimeja itu
Semuanya bergegas saat menyelesaikan sarapan. Mereka masuk kedalam mobil yang sama yaitu Pajero sport dengan Bella duduk di kursi paling belakang dan Delan didepannya bersama Milan. Bella sesekali mencuri pandang pada Delan yang diam menampilkan wajah dinginnya
Mobil yang dikemudikan Dave itu tiba dilahan kosong beribu-ribu hektar dengan rumput liar serta dua bukit yang tak terlalu menjulang tinggi namun cukup untuk membuat tubuh berkeringat jika berjalan naik keatas sana. Semuanya keluar dari mobil untuk melihat lahan tanah itu
Bella mulai sibuk memotret kesana kemari dengan gadget ditangannya. Wanita itu kian menjauh dari keempat pria yang juga sibuk berbincang dengan rencana-rencana besar mereka
" Jadi mau bagaimana? clasik? atau glow?" tanya Dave
" Kita akan memikirkannya setelah melihat hasil potretan Bella. Bella sangat handal bisa memotret bagus dengan jarak jauh." Delan mengangguk dengan ucapan Milan lalu mengedarkan pandangannya
" Kemana wanita itu?" gumam Delan dan masih terdengar semua orang
" Bella, dimana Bella?" tanya Milan panik berputar mengedarkan pandangannya
" Bella. " teriak Milan
" Astaga ada apa dengan sekertarismu." gerutu Moncelli
Delan mencoba menajamkan penglihatannya mengelilingi sekitar namun ia tak menemukan siluet Bella sedikitpun. " Kita cari dia dan berpencar." ucap Delan
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
kiki
kenapa banyak narasinya tor
2022-03-01
1
Piyah
kaya baca koran dialognya kurang
2022-01-15
1
Rachma Wati
Ntah lah... qu malah lebih berharap bella bisa lupain Delan dan hidup bahagia sm Milan...
2022-01-15
2