🌹🌹🌹
" Keluar, apa yang kamu lakukan disini. Bukankah kamu sudah beristri." gerutu Bella menunjuk pintu
Namun Delan tak bergeming, pria itu malah berjalan masuk dan duduk begitu saja disofa ruang tamu. Delan bersedekap dada memandang Bella yang jengah padanya. Keduanya hanya saling memandang untuk waktu yang lama dan tatapan itu sejak dulu selalu mengintimidasi Bella membuatnya tak berkutik
" Jangan terlalu dekat dengan Dave." ucap Delan memecah keheningan diantara keduanya
" Dave bukan pria yang baik."
" Lalu siapa yang baik, kau .. " saut Bella
" Aku tidak bilang aku pria yang baik. Tapi aku sangat mengenal Dave. Jangan dekat dan menjalin hubungan dengannya, kamu harus berhati-hati."
" Aku juga bukan wanita baik, bukan gadis terhormat, aku sudah tidak perawan karena seseorang, apa salahnya?" sepertinya Bella mencoba memancing kemarahan Delan, pria itu sudah menggertakan giginya mendengar jawaban Bella
" Meskipun seperti itu kamu juga tetap mempunyai masa depan bukan? kamu harus mendapatkan pria baik, pria yang tulus dan mencintaimu. Bella sudah cukup kamu menungguku, mulai sekarang carilah seorang pria yang baik." Bella mulai tak tahan, kedua matanya mulai berkaca
"Tanpa kamu bicara pun aku akan melakukannya. Tenang saja, aku masih punya harga diri, tidak akan mengejar pria yang sudah beristri." saut Bella lalu ia melangkah dengan tergesa-gesa mencoba menjauhi Delan saat airmatanya sudah berada dipelupuk dan hampir terjatuh. Yang tidak dimengerti Bella adalah perasaannya, meskipun ia terus disakiti namun Bella tak membenci Delan, ia malah merindukan pria itu. Berduaan bersama Delan membuat rasa rindunya semakin membuncah
Delan beringus bangun segera mengejar Bella, ia meraih jemari lentik itu." Apa yang harus kulakukan agar kamu memaafkanku?"
" Kamu tidak perlu melakukan apapun, aku sudah melupakan semuanya. Jadi jangan lagi ikut campur urusanku kita hanya sebatas partner kerja sekarang." saut Bella menarik jemarinya yang seketika itu juga dilepaskan Delan
" Maafkan aku Bella, aku sangat tulus meminta maaf padamu." Delan menghela nafasnya lalu memutar tubuh akan meninggalkan Bella. Namun baru saja beberapa langkah bunyi bell menghentikan Delan. Saat itu Delan maupun Bella saling menoleh dengan wajah terkejut
" Bersembunyilah." perintah Bella menunjuk bawah ranjangnya
" Kenapa harus bersembunyi?"
" Jangan gila, kamu mau semua orang mencurigai kita dan menuduh kita macam-macam." gerutu Bella
" Aku akan menghadapinya aku akan bilang kalau aku sedang membicarakan pekerjaan."
" Jangan bodoh." Delan menarik nafasnya dengan wajah kesal, ini pertama kalinya ada seseorang yang berani berbicara seperti itu padanya
Tak mau membuang waktu karena Bell terus berbunyi, akhirnya Bella menarik Delan menuju ranjang dan mendorong tubuh itu agar masuk kebawah ranjang bersembunyi disana. Bella merapihkan pakaiannya lalu berjalan membuka pintu dan melihat Milan disana
" Pak Milan."
" Hay Bell, aku membeli terlalu banyak kopi. Aku tidak ada teman. Semua orang tampak sibuk, Delan juga tidak ada dikamarnya." tutur Milan beruntun
" Emmmh tapi ini sudah malam." saut Bella gugup
" Ini baru jam 8, malam apanya?" gerutu Milan pelan dengan wajah memelas berharap pada Bella
" Baiklah tapi jangan terlalu malam."Milan tampak senang, senyumnya melebar pada Bella apalagi saat wanita itu memberinya celah untuk masuk kedalam
" Kamarmu harum parfum pria." ucap Milan membuat Bella menegang dan kian gugup
" Aku tidak menciumnya." elak Bella padahal aroma maskulin itu terasa tajam dihidungnya
" Apa kamu sedang flu?" tanya Milan berbalik dan spontan memegang kening Bella
" Tapi kamu tidak demam." ucapnya lagi
Menghindari tangan Milan, Bella segera duduk disofa single merah dikamar hotel itu. Tapi Milan tampak curiga, pria itu mengedarkan pandangannya kesegala penjuru
" Kopi apa yang kamu bawa?" tanya Bella mencoba mengalihkan perhatian Milan
" Americano, seperti kesukaanmu." Bella tersenyum hingga menampilkan lesung pipitnya
" Kamu sangat cantik, ah sungguh cantik." puji Milan tak mengalihkan pandangannya dari Bella
" Aku memang cantik semua orang mengakui itu." jawab Bella santai membuat Milan terkekeh
Pria itu mengambil dua kopi cup yang masih dalam kemasan lalu mengeluarkannya. Ia memberikan satu untuk Bella lalu untuknya. Ini menjadi kesempatan Milan dan ini kesempatan yang langka untuk Milan semakin mendekati Bella, selama ini ia tak mempunyai celah karena Bella selalu bersama Aulia
" Bella, tipe priamu seperti apa?"
" Kalau aku bilang apa kamu akan meniru tipe idealku?" tanya Bella dengan candanya
" Aku akan melakukan apapun untuk seseorang yang aku sukai." Bella tertawa lalu menyandarkan punggungnya pada kepala sofa
" Seseorang itu harus seperti matahari, menerangi dan menghangatkan hidupku." saut Bella
" Aku bukan hanya akan menjadi Matahari Bella, tapi aku juga akan menjadi rembulan agar malammu selalu terang." Bella terbahak mendengar gombalan dari atasannya itu
" Kenapa kamu tertawa?"
" Kamu sangat lucu, Milan kau benar-benar lucu." ucap Bella disela tawanya sambil sesekali meminum kopi cup ditangan kanannya
" Bella aku tidak merayu, aku sungguh serius." gerutu Milan dengan wajah kesal karena Bella yang tak henti tertawa
" Bella .. " panggil Milan lembut
" Baiklah .. " saut Bella dengan sisa-sisa tawanya
Milan mendengus kecil wajahnya mulai menunjukan ketidaksukaannya akan suasana ini apalagi Bella yang malah memegang ponselnya, wanita itu juga mulai sibuk dengan ponselnya mengabaikan Milan. Padahal Milan ingin sekali menyatakan keseriuasannya terhadap Bella. Milan juga merutuki kebodohannya yang selalu kaku dihadapan Bella hingga keheningan terjadi diantara mereka
Bella yang menguap dan tampak kebosanan itu membuat Milan menghela nafas dan memutuskan untuk pergi. " Tidurlah ini sudah malam." ucap Milan sambil beranjak berdiri. Bella hanya mengangguk mengantar Milan menuju pintu. Sebelum pergi Milan berbalik pada Bella. " Kuncilah pintu Bel, jangan biarkan pria lain masuk kekamarmu, atau aku akan membunuh pria itu." Bella menegang mendengar perkataaan itu lalu ia mengangguk pada Milan
Bella menghembuskan nafas lega dibalik pintu. Kemudian melangkah menuju ranjang. Ia berjongkok dan membungkukan badannya untuk melihat Delan. Tiba-tiba bibir Bella tersenyum karena ternyata Delan malah tertidur dibawah kasurnya. Pria itu terlelap dengan posisi meringkuk dan melipat kedua tangannya didada
Bella beranjak berdiri, ia terkikik dalam hati. Ia berpikir tak akan membangunkan Delan. Ia akan membiarkan Delan tidur dibawah sana. Bella akan membalas semuanya secara perlahan, membuat Delan benar-benar menyesali perbuatannya. Kemudian Bella berganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Ia membaringkan tubuhnya diatas kasur dalam posisi meringkuk seperti Delan sehingga saling berhadapan dengan Delan yang berasa dibawah kasur
" Delan, apa yang harus kulakukan untuk melupakanmu? haruskah aku menerima Milan?" gumam Bella mengusap lembut tempat kosong disebelahnya. Bella akan memejamkan matanya jika saja gumaman Delan tak terdengar dikedua telinganya
" Angela aku kedinginan, sayang aku kedinginan." gumaman itu membuat hati Bella terasa disayat. Membayangkan Delan bersama wanita lain, bahagia dan apa Delan juga melakukan hal yang sama pada istrinya seperti malam itu. Apa sentuhan Delan juga lembut dan menghanyutkan pada wanita yang ia panggil Angela itu?
Bella meneteskan kembali airmatanya membayangkan hal itu ..
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Redflow
bella nyiksa diri sendiri... ma milan aja...
2022-08-18
0
Erna Wati
sadar bela sadar woyyyyy
2022-07-10
0
Andayani Ahmat
wow keren.
2022-02-07
0