part 12

Sepertinya Mei mulai terbiasa dengan panggilan sayang dari Edrick.

" Aku tidak akan melakukan apa-apa untuk sekarang,aku akan memberi waktu pada mereka untuk bersenag-senang. Sebelum akhirnya aku permalukan dan ku tarik sahamnya nanti saat acara akbar di kampus. Cantik bukan?" ucap Mei tersenyum smirk

" Sangat cantik, pembalasan dendam yang elegan. Baiklah... aku akan menyetujui idemu. Tapi apa aku tahan melihatmu akan selalu di hina sampai saatnya tiba?" tanya Edrick

" Bisa.. harus bisa" ucap Mei kembali memeriksa berkasnya.

" Masih lama? " tanya Edrick

" Sebentar.. 5 menit lagi" ucap Mei yang fokus pada berkasnya. Dan Edrick hanya mengangguk

10menit kemudian

" Oke.. done, ayo ka" ajak Mei membereskan berkas dan membawanya keluar untuk di berikan pada pak Jang, begitupun dengan laptopnya. Kecuali flashdisk nya.

" Pak Jang, Mei pamit pulang ya. Terimakasih bantuannya." ucap Mei sembari memberikan berkas dan laptop pada pak Jang, lalu berlalu pergi

" Sama-sama nona, semoga harimu menyenangkan" ucapnya sembari sedikit membungkuk

" Yang.. naik mobilku ya, biar mobilmu aku suruh orang ku membawanya pulang." ucap Edrick

" Oke.. tapi biar orang ku saja yang membawanya pulang." Saat mereka sedang berbicara depan restoran, datanglah beberapa mobil hitam menghampirinya. Dan keluar beberapa orang...

" Satu.. dua... tiga... empat.... 25? sedikit sekali?" ucap Mei

Edrick yang mendengarnya pun bingung. Sudah bingung dengan para pria di depan di tambah bingung dengan ocehan Mei.

" Siapa mereka yang? Orang-orang mu? " tanya Edrick

" Bukan.. aku sudah menebak ini akan terjadi cepat atau lambat. Apa kaka tidak lihat tato di lehernya, itukan simbol Baldomero. " ucap Mei santai

" Sial... ternyata wanita itu sudah mulai berani ternyata. " ucap Edrick

" Kenapa kamu sesantai ini yang? Kamu tidak takut?" tanya Edrick cemas, cemas karena takut wanitanya terluka.

Mei pun menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

" Tidak... aku malah senang dan bersemangat. Sudah lama tidak olahraga, karena sibuk magang dan skripsi terus sidang. Belum tugas-tugas yang menumpuk. Menyebalkan" ucap Mei yang berakhir dengan gerutuan

" Ap... " belum selesai Edrick berbicara, namun salah satu pria itu menyerang mereka.

Mei yang sudah siaga pun melawannya. Ia menangkis pukulan dari pria itu dan menendang salah satu kakinya. Walau pakaian yang ia pakai nampak tidak nyaman, namun tak menghalanginya untuk berkelahi.

" Maju semua" ucap Mei sembari melakukan pemanasan dan peregangan pada kepala juga tubuhnya lalu memasang siku-siku dan menantang orang-orang tersebut.

Wajahnya berubah menjadi menakutkan, auranya pun berbeda. Orang-orang tersebut sempat tertegun melihat perubahan wajah Mei, namun tidak lama dan 10 orang dari mereka menyerang Mei. Edrick pun tak tinggal diam ia melawan beberapa orang.

Mei yang di serang pun menangkis dan memulai perkelahian tersebut, dengan gesit menghindar dan memukul, memutar lalu menendang. Karena kejadiannya di depan restoran, sehingga banyak yang melihat perkelahian itu.

Mei pun menendang orang-orang tersebut dan terpental ke belakang, banyak yang terjungkal menabrak beberapa barang di depan restoran itu.

Tak lama 15 orang tumbang...

" 10 lagi... ayo maju semua" ucap Mei seraya mengibaskan tangannya. Edrick yang melihatnya pun sangat tak menyangka dengan yang ia lihat.

"Serang" ucap salah satu komplotan itu.

Mei pun menghajar semua tanpa ampun, terlihat sudah terbiasa dengan semuanya. Edrick hanya mematung, ia bingung keahlian bela dirinya pun kalah jauh dengan Mei.

Saat Edrick sedang melamun di kagetkan oleh tepukan pada pundaknya.

" Huft.. sudah ayo kita pulang ka" ucap Mei dengan wajah imutnya, tak ada wajah yang menakutkan tadi.

" Su sudah? " gelagap Edrick seraya mengerjapkan matanya karena kaget dan ia pun melihat orang-orang tadi sudah tergeletak semua.

" Yang.. kamu hebat" ucap Edrick dengan tatapan kagum

Mei pun hanya tersenyum lebar, tak lama datang beberapa mobil dan turunlah beberapa orang. Lalu menundukkan badannya di hadapan Mei.

" Nona" ucap semuanya serempak

" Ahh.. kalian sudah datang? Tolong bereskan mereka, bawa ke markas dan kamu" tunjuk Mei pada salah satu anak buahnya.

" Tolong bawakan mobil ke rumah ya, terimakasih " ucap Mei lembut namun tegas.

" Baik nona" ucap semuanya kompak dan mereka pun melakukan tugasnya. Selama ini memang ada anak buah Mei yang selalu mengikutinya seperti bayangan. Mereka akan keluar bila Mei yang meminta.

Daebak... daebak...

Edrick makin kagum dengan Mei.

" Siapa sebenarnya kamu yang? Apa masih ada yang kamu sembunyikan dariku? Aku aja masih kaget dengan kenyataan bahwa kamu adalah pewaris tahta Albifardzan. Sekarang... " ucapnya kagum

Mei pun tersenyum, "nanti akan aku jelaskan ka. Ayo sekarang kita pergi dulu dari sini. Kemana lagi kita?" ucapnya

Mereka pun masuk ke dalam mobil Edrick.

" Kemana kita sekarang ka?" tanya Mei

" Kemana ya? aku sudah lama tidak pulang, jadi tidak tau tempat-tempat yang menyenangkan." jawab Edrick

" Ya sudah pulang saja, aku juga merasa lelah. Sudah lama tidak bertarung rasanya remuk badan ini. Mungkin sahabat ku juga sudah di rumah." ucap Mei dan di angguki Edrick

Mereka pun melakukan perjalanan dengan keceriwisan Mei dan sebagai penunjuk jalannya.

Tak lama mereka pun sampai di depan rumah utama dan gerbang otomatis terbuka, karena melihat Mei yang melongokkan kepalanya di jendela mobil.

Setelah memarkirkan mobilnya, mereka pun masuk ke dalam dan ternyata benar kedua sahabatnya sudah menunggunya sedari tadi, begitupun Sari.

" Assalamu'alaikum.. " salam Mei

" Wa'alaikumsalam" jawab mereka kompak

" Darimana kamu Mei, di tungguin dari tadi juga." ucap Rea

" Tuh.. " ucapnya seraya menunjuk pada Edrick

" Ehh.. ada ka Edrick, apa kalian? " tanya Tia

Mei pun mengangguk

" Selamat ya sayang... pria yang di tunggu nongol juga." ucap Rea dan Tia seraya memeluk Mei, Mei pun mengangguk

" Bagaimana rapat tadi, kapan acaranya di gelar? " tanya Mei

" Oya.. rapat tadi berjalan lancar, dan acaranya akan di gelar 1 bulan lagi dari sekarang. Dan aku juga sudah menghubungi EO, mereka menyanggupinya dan Rea juga sudah mulai mendesain undangan untuk mahasiswa/i. Sedangkan undangan untuk kolega mu ka Alden yang mengurusnya. Dan juga Sari membantu mencari beberapa panti asuhan yang akan kita undang. Aku butuh beberapa orang untuk mengurus beberapa bingkisan untuk anak panti dan belanja. Tambah lagi aku juga belum mendapatkan souvenir untuk para tamu nanti. Aku pikir sepertinya souvenir untuk orang kampus dan kolega mu tidak di samakan. Karena mereka berbeda." jelas Tia

" Waahh... kamu keren Tia, terimakasih Rea, Sari dan juga kamu Ti. Aku beruntung memiliki kalian." Ucap Mei mengedipkan sebelah matanya

Mereka pun tertawa

" Ku rasa kamu benar.. kita tidak bisa menyamakan souvenirnya. " ucap Mei

" Apa aku bisa membantumu menyiapkan souvenir yang? " sela Edrick yang sedari tadi hanya menyimak obrolan 4 wanita itu.

" Yang?!"

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

😅 kaget tuh sohib na tiba2 di panggil yang

2024-03-01

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Yang buat Mei

2023-12-14

1

Asiah Erap

Asiah Erap

Ok yang jawab Mei 🥰🥰🥰🥰🥰

2023-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!