part 11

" Kalau aku bilang, aku bisa membantumu gimana ka? " tanya Mei

" Hahh... apa maksudmu berkata seperti itu? Apa kamu mengenal ketua dari the dragon dree?" tanya Edrick

" Mmmm... bisa di bilang begitu" jawab Mei seraya mengangguk

" Benarkah?Bisakah kamu pertemukan Kaka dengannya?Kaka mohon bantu kaka!! " ucap Edrick

" Baiklah... kapan kaka kembali ke Jerman? " tanya Mei

" Mungkin lusa... setelah kaka menemukanmu, kaka akan memindahkan pusat ke sini. Jadi harus mengurus-ngurus semuanya. Lebih cepat lebih baik, kaka tidak mau jauh lagi denganmu. Dan kaka juga akan segera melamarmu dan membawa kedua orangtua kaka pindah ke Indonesia dan juga Jesselyn. " ucap Edrick yang membuat Mei tersedak minumannya

" Uhuk.. uhuk... ma maksud kaka apa?? me melamar?" tanya Mei

" Tentu saja... apa kamu tidak mau?" tanya Edrick dengan tatapan sedih

" Bu bukan begitu, hanya saja... Mmm... ki kita baru saja bertemu lagi. Dan... dan aku belum benar-benar menerimamu kembali, ma maksudku.. " jawab Mei tergagap

Edrick pun menghembuskan nafasnya pelan.

" Kaka tau... kamu pasti belum yakin dengan kaka. Maaf kaka terburu-buru mengatakannya, kaka hanya merasa senang telah menemukanmu dan tak ingin melepasmu lagi. Baiklah.. kaka akan menunggumu siap" ucapnya pelan

Mei yang melihatnya pun menjadi merasa bersalah

" Kak.. apa kamu marah? Maafkan aku ka, aku... aku juga sangat merindukan kaka. Selama ini aku menunggumu, entah kenapa aku tidak mau melepaskan kalung ini, karena yakin kaka akan kembali dan menemuiku. Aku sempat menyerah dan menerima pria lain, namun... " ucapannya terpotong

" Menerima pria lain? maksudmu kamu berhubungan dengan pria lain? Ap apa kamu masih berhubungan dengannya? Tidak... aku akan menghancurkan pria lain itu. Aku tidak mau kamu bersama pria lain." cerocos Edrick dengan wajah yang putus asa dan hampir meneteskan air matanya.

" Dengarkan aku dulu ka... aku memang sempat berhubungan dengan pria lain. Tapi hanya 4 bulan, aku menerimanya pun hanya merasa kasihan padanya, ia selalu mengejar-ngejarku. Aku tak ada perasaan apapun padanya. Namun akhirnya ia memutuskanku dan bertunangan dengan wanita lain. Alasannya ternyata aku hanya di jadikan taruhan pria itu dan miskin, memang saat itu statusku masih aku sembunyikan. hahahah"jawab Mei

" Sungguh? Kamu masih menungguku kan? Aku aku akan membuktikannya padamu, aku mencintaimu.. benar-benar mencintaimu Sunny. Perasaan itu tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang ataupun sampai nanti." ucap Edrick bersungguh-sungguh.

Mei pun tersenyum

" Ya... aku masih menunggumu ka. Maaf atas keegoisan ku menolak kaka, aku hanya takut kaka akan kembali meninggalkanku." ucap Mei pelan namun masih terdengar oleh Mei

Mei pun menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

" Aku.. aku pun masih mencintaimu ka" ucapnya seraya tersenyum

Edrick yang mendengar hal itu pun, tersenyum lebar. Bahagia... itu yang ia rasakan, ia pun menggenggam tangan Mei.

" Terimakasih... terimakasih kamu masih menjaga perasaanmu untukku. Aku sangat mencintaimu Mei... sangat." ucapnya dan mengecup punggung tangan Mei.

" Tunggu.. tadi kamu bilang, kamu di jadikan taruhan? Waahh... siapa dia? akan aku hancurkan hidupnya? Berani sekali mempermainkan wanitaku, tapi.. tunggu,aku beruntung dia hanya mempermainkanmu, sehingga ia melepasmu. Coba kalau dia benar-benar mencintaimu, apa aku harus menyerah?" cerocosnya

" Kenapa aku kesal dan senang secara bersamaan " sungut Edrick

Melihat kelakuan Edrick yang sedari tadi bicara sendiri dan ekspresinya yang berubah-ubah, pecahlah tawa Mei

" Hahahahaha... ka, kau sungguh lucu sekali. Aku tidak menyangka pria dingin yang dikenal tak tersentuh oleh wanita, ternyata kekanak-kanakan." ucapnya di sela-sela tawa

Edrick yang melihat Mei tertawa pun tersenyum. Tak apa-apa terlihat konyol, asal wanitanya bisa tertawa karena dirinya.

" Kamu senang? kamu senang melihatku terlihat konyol?" ucapnya seraya bangun dan mendekati Mei, lalu menggelitik Mei.

" Hahahaha... kaka, ampun. hahahah... sudah cukup, ia aku tidak akan menertawakanmu lagi. " ucap Mei sambil tertawa karena geli.

"Hosh... hosh... kaka, kamu menyebalkan." ucap Mei yang kelelahan tertawa.

" Apa yang akan kamu lakukan pada pria itu? "tanya Edrick lagi

Belum Mei menjawab pintu terketuk dan masuklah pak Jang membawakan yang di minta Mei, sebuah flashdisk dan beberapa berkas.

" Nona.. ini yang nina minta." ucap pak Jang

" Oya pak... tolong bawakan laptop, maaf sudah merepotkan bapak" ucap Mei

" Baik nona, tak ada yang di repotkan" ucap pak Jang keluar

" Flashdisk apa ini yang? " tanya Edrick

Mei yang mendengar kata "yang" pun terdiam.

" Kenapa? kamu tidak suka di panggil sayang? " tanya Edrick

blushh..

" Haha... kenapa wajahmu hm? " tanya Edrick seraya menangkup wajah Mei.

" Kaka.. aku malu" jawabnya

" Aku akan selalu memanggilmu sayang, jadi biasakan " ucapnya seraya mengecup lama kening Mei. Mei pun meneteskan air matanya.

" Hei... kenapa menangis hmm? apa aku sudah menyinggungmu? " tanya Edrick

Mei pun menggelengkan kepalanya

" Aku hanya bahagia, sudah lama tak ada yang memperlakukan manis seperti ini padaku, semenjak ayah dan ibu tiada." Ucapnya sesegukan

Edrick yang tak tahan melihat air matanya, pun mengusapnya dengan ibu jarinya.

" Jangan menangis, ada kaka. Kaka akan selalu ada untukmu." jawab Edrick langsung memeluk erat tubuh Mei

" Berjanjilah ka.. kaka tidak akan meninggalkan aku lagi." ucap Mei yang menerima pelukan Edrick

" Aku berjanji Sunny, matahariku" ucapnya lagi dan melepaskan pelukan itu karena suara ketukan pintu.

" Masuk"

Masuklah pak Jang membawa laptop.

" Terimakasih pak Jang " pak Jang pun hanya mengangguk dan berlalu keluar.

" Kaka bisa melihat sendiri isi flashdisk itu" ucap Mei seraya memberikan laptopnya pada Edrick.

Edrick pun memasukkan dan membuka file tersebut, isinya adalah rekaman saat Mei di permalukan habis-habisan oleh 2 keluarga angkuh. Awalnya masih baik saat Mei menghampiri rombongan, namun kejadian setelahnya membuat Edrick emosi. Rekaman itu jelas dengan suaranya, Kata-kata yang terlontar dari mulut orang-orang itu, benar-benar membuat Edrick meradang marah. Ia pun menggebrak mejanya, sehingga membuat Mei yang sedang anteng memeriksa berkas kaget.

" Kaka" teriak Mei

" Maaf sayang.. kaka hanya mengekspresikan marah kaka" ucap Edrick

Blushh...

Rupanya Mei masih belum terbiasa, ia pun segera mengembalikan ekspresi wajah jengkelnya.

" Ga usah gebrak meja, Mei kaget ka. Untung ga ada riwayat jantung, kaka mau jadi duda sebelum menikah. " ucap Mei

" Tidak.. jangan, sayang.. jangan mengatakan hal seperti itu. Sudah cukup 15 tahun aku jauh darimu, membayangkan kau akan meninggalkanku saja sudah membuatku merinding, lihat ini. Bisa gila bila itu sampai terjadi" ucap Edrick seraya menunjukkan tangannya yang merinding.

Mei pun tersenyum

" Kenapa kamu diam saja saat di hina seperti ini yang? " tanyanya lagi

Sepertinya Mei mulai terbiasa dengan panggilan sayang dari Edrick.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

Cerita na terlalu ngebut perasaan 🤔 hhmm tapi suka siih...

2024-03-01

1

Alfa Rizki

Alfa Rizki

oleh Yash Thor

2023-12-25

1

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

yamg di goyang goyang
oh ohoiyyyy

2023-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!