part 4

Tanpa terasa Mei pun tertidur pulas

Tak terasa waktu pun berganti, adzan subuh sudah berkumandang.

Tok.. tok.. tok..

" Mei... bangun sayang, sudah waktunya shalat subuh nak." panggil bingung Sum

" Iya bi.. " teriak Mei dari dalam kamar.

Mei pun menggeliat dan meregangkan tubuhnya.

" Huaaaaahh.... welcome to a new chapter, goodbye bad memories. Kita mulai hari ini dengan senyuman, bismillah " ucap Mei semangat

Mei pun bangun dan berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu. Setelah siap... ia pun melakukan shalat subuh.

Setelah selesai ia pun keluar menghampiri bik Sum

" Bi... Mei mau lari pagi dulu ya, ga jauh ko cuma keliling komplek. Sarapan pagi ini, seperti biasa lesehan di belakang ya bi. Mei ingin sarapan pake nasi goreng kampung buatan bibi. Assalamu'alaikum"

" Wa'alaikumsalam, Baiklah... Hati-hati kamu nak. " jawab bi Sum

Mei pun mengangkat kedua ibu jarinya dan berlalu pergi.

" Morning mang... Mei lari dulu ya. Assalamu'alaikum"

" Wa'alaikumsalam... Hati-hati neng" jawab mang Oji dan mang Mamat yang bertugas bagian keamanan shift pagi.

Mei pun berlalu keluar gerbang.

" Mau gimana kita ga betah di sini ya Ji, neng Mei luar biasa baik." ucap mang Mamat

" Sifatnya tuan dan nyonya besar benar-benar menurun pada neng Mei. Semoga selalu di limpahkan kebahagiaan, sudah cukup neng merasakan kesedihan selama ini karena di tinggalkan tuan dan nyonya besar." balas mang Oji

" Aamiin" jawab mang Mamat

Sejam kemudian, Mei pun menyelesaikan olahraga paginya. Saat ia di jalan pulang, ia bertemu dengan pasangan orang kaya 7 itu.

" Ckckck.... ko bisa ketemu si miskin di komplek elite kaya gini sih pah." ucap Ningsih

" Cukup mah, nak Mei tidak pernah membuat masalah dengan mamah, tapi kenapa mamah yang selalu membuat masalah dengan nak Mei." tegur pak Roby suaminya, yang sedari kemarin ingin sekali memarahi istrinya.

" Papah ini ngomong apa sih? cewe miskin ini pasti ngedeketin Rega karena cuma mau morotin harta kita. Kenapa malah ngebelain si miskin ini sih pah, Jangan-jangan papah ada main lagi sama si miskin ini." ucap Ningsih agak keras

" Astaghfirullah mah, jangan suka su udzon. Cuma mama udah keterlaluan menghina orang, coba mama balik posisinya. Kalo posisi mama yang ada di posisi nak Mei, gimana perasaan mamah di hina habis-habisan seperti kemarin." bentak Pak Roby

" Ga bakalan mama di posisi si miskin ini pah. Udah hayu cepet pulang, bikin mood mamah rusak aja." ucapnya seraya pergi

" Nak Mei.. maafkan atas perlakuan istri dan anak om. Sepertinya om sudah gagal mendidik mereka ke jalan yang lebih baik. " ucap pak Roby pelan

" Ga papa ko om... semoga tante dan Rega segera di beri hidayah. Ya udah Mei pamit ya om, Assalamu'alaikum" jawab Mei tersenyum dan berlalu pergi.

" Wa'alaikumsalam.... " jawab Roby seraya pergi

" Assalamu'alaikum.... " teriak Mei saat masuk rumah

" Wa'alaikumsalam... kebiasaan nak Mei kalau udah teriak-teriak." ucap bik Sum

" Hehe... maaf bik" ucap Mei seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal dan tersenyum pepsodent.

" Ya udah.. segera bersihkan dirimu dan bibi tunggu di paviliun belakang untuk sarapan

" Siap bik " Mei pun bergegas masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya dari keringat.

Setelah selesai, ia pun segera ke paviliun belakang dan menemukan para pelayannya berkumpul. Ralat.. bukan pelayan tapi keluarga barunya.

Mereka pun sarapan dengan sangat ramai, karena ada saja ulah mang Oji dan mang Mamat. Jangan lupa ada 2 orang keamanan lagi yang bernama mang Sueb sama mang Saeb. wkwkwk

" Oya mang.. nanti bakalan ada temen Mei ke sini, namanya Andrea Mahatma dan Dhatu Bakhtiar. Langsung suruh mereka masuk aja ya mang." ucap Mei di sela-sela makannya.

" Kamu sudah memberitahukan jati dirimu nak? " tanya bik Sum

" Belum bik... baru mau hari ini. Selama ini mereka mau berteman dengan tulus sama Mei. Jadi Mei pikir, ga ada salahnya kalau Mei menceritakan semua pada mereka." ucap Mei tersenyum dan di angguki semuanya.

" Lohh.. ko bibi baru liat luka di telapakmu sayang, kenapa? "tanya bik Sum

" Ohh.. ga papa ko bi, udah Mei kasih salep juga. Kemaren ga sengaja ada yang menabrak sepeda Mei dari belakang." jelas Mei

" Syukurlah kalau begitu, kamu hati-hati nak kalau mengendarai sepeda."

" Mei udah hati-hati bik, orang sepeda Mei lagi diem malah di tabrak dari belakang. Jadi bukan salah Mei dong."

" Iya.. iya.. kamu masih betah pake sepeda Mei? Terus gimana atuh mang Jajang sama mang Eman, kasian di rumah terus. " ucap bik Sum

" Iya neng.. kami jadi ga enak, makan gaji buta." ucap mang Jajang

" hihi... ga papa atuh mang. InsyaAllah mulai hari ini dan seterusnya Mei mulai pake mobil lagi. Tapikan mang Jajang sama mang Eman suka anter bik Tini ke pasar. Jadi ga makan gaji buta atuh mang." ucap Mei

" Dan mulai hari ini ialah Sar... kamu kuliah di anter jemput ya sama mang Eman atau mang Jajang. Ga ada bantahan.. kalian udah Mei anggap keluarga, jadi jangan sungkan. Kalau butuh apa-apa bilang aja sama Mei. Tapi jangan pernah sia-siain kepercayaan Mei sama kalian, jangan pernah jadi pengkhianat. Mei ga mau kalau sampe benci dan ngusir kakian dari sini." ucapnya lagi sambil tersenyum

" Tapi ka.. apa ga papa Sari di antar jemput pake mobil? Orang-orang taunya Sari kan orang miskin dan emang itu kenyataannya. Sari takut jadi sombong ka. " ucap Sari

" Ya makanya jangan sampe dong Sar, ingat selalu rendah hati. Nurut aja" ucap Mei

" Terimakasih" ucap semuanya serentak

Setelah selesai, Mei pun masuk ke ruang kerjanya untuk memeriksa email yang di kirim Alden. Juga memeriksa dan menandatangani berkas yang cukup banyak.

" Huft... banyak banget ini, ka Al ga pernah tanggung-tanggung kalo kasih kerjaan." gumamnya

Tak terasa sudah 3 jam Mei berkutat di ruang kerja. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang

tok.. tok..

" Masuk"

" Ini teh dan cemilannya nak. Jangan terlalu lelah, istirahat sejenak." ucap bik Sum

" iya bik... tanggung sebentar lagi." ucapnya sambil menyesap teh yang di bawakan bibi. Bibi pun berlalu keluar

sejam kemudian, tepat di saat adzan dzuhur berkumandang. Mei pun menyelesaikan pekerjaannya.

" Alhamdulillah.... selesai juga. Awas aja ka Al... Mei bales nanti. Sudah Dzuhur ternyata, oke kita shalat dulu. " ucapnya dan merapihkan meja kerjanya serta menyusun berkas yang sudah di tanda tangani olehnya. Mei oun berlalu keluar dan masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai shalat, pintu pun ada yang mengetuk.

" Neng.. neng Mei" panggil bik Tini

Mei pun membuka pintunya

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

Masih nikmatin cerita na 🥰🥰 /Good//Good/

2024-03-01

2

Sabaku No Gaara

Sabaku No Gaara

kehaluan yg luar biasa halu tpi bayik suka kehaluan ini ...hihihi

2024-01-26

2

Lina maulina

Lina maulina

nama suamiku ada d sebut 😁

2024-01-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!