Virus berhenti di depan rumah Diego, mesinnya tetap dinyalakan, ia menunggu Moza untuk turun. Tanpa menyuruhnya turun, wanita itu sudah menekan gagang pembuka mobil. Namun sebelum benar-benar keluar Moza menanyakan sesuatu pada Virus.
"Kau tidak membawa koper mu?" Tanya Moza
"Aku akan kembali tidak tahu kapan," jawab Virus dengan mata yang menatap ke arah depan mobil.
"Bukannya aku mau mencampuri urusanmu, tetapi ada hal yang harus ku beritahukan padamu. Valeria seorang pencuri, jika ia menggoda mu. Atau kau tergoda dengannya. Itu pasti ada tujuannya dan dia pasti mencuri sesuatu. Bukan uang yang ia curi melainkan barang antik atau sesuatu yang unik," jelas Moza dengan berhati-hati.
"Dia pencuri dan Aku pembunuh, Aku dan Dia bisa menjadi partner kan? Dan darimana kau tahu jika dia pencuri?" Tanya Virus karena wanita itu tidak ada catatan kriminalnya.
"Dia mantan pacar Bos ku, setelah mengambil patung kecil yang terpajang di mejanya. Wanita itu pergi begitu saja. Patung kecil itu bernilai milyaran," ucap Moza.
"Tapi sudahlah percuma aku berkata panjang lebar, karena di matamu, dia yang terbaik," ucap Moza yang penuh dengan kecemburuan, ia kemudian keluar dari dalam mobil Virus.
Virus sedikit berpikir, jika kemarin wanita itu bersamanya sesuatu yang diambilnya pasti formula mahal itu. Untuk memastikannya Virus membuka kotak merah yang berisi zat cair berwarna biru dalam botol kecil itu. Ia membuka tutup botolnya dan mencium aroma zat itu.
"Baunya berbeda saat waktu pertama kali ku curi, ini seperti bau .... pembersih mulut. Si-al licik juga wanita itu," ucap Virus.
"Aku harus cepat bertemu dengannya," ucap Virus
Pria itu membuka aplikasi pelacak buatannya lewat tab kecil yang menempel pada dashboard mobil. Setelah itu Virus mulai melajukan mobilnya.
Beberapa jam kemudian Virus sudah mendekati target. Wanita itu berada di dekat rumah Diego, tetapi sedikit jauh karena lokasinya jauh dari perumahan
Ia menemukan lokasi wanita itu. Virus mencari tempat dekat rerumputan, Dikeluarkannya senapan panjang dan diaturnya posisi menembak.
Virus mencoba melihat dari kaca teropong senapan. Ia terus menunggu jika wanita itu keluar. Dan benar saja ada yang datang di rumah itu. Seorang Wanita menghentikan motornya, ia membuka helmnya. Wanita berambut panjang kecoklatan, tinggi dan sangat cantik, Virus siap menembaknya.
Virus mulai membuka kunci dan menekan pelatuk. Keringat dingin keluar dari dahi dan tangannya. Entah kenapa ia tak bisa menembak wanita itu. Tangannya gemetar seakan menolak untuk menembaknya.
Wanita itu turun dan masuk kedalam rumahnya. Terlihat seorang pria membuka pintu dan menyapanya masuk. Pria tua dengan kursi roda, sepertinya Ayahnya. Kemudian Valerie masuk seraya mengecup kedua pipi orang tua itu.
Virus bersandar pada pohon, mengambil sebatang rokok dan menyulutkan api di bagian depannya. Kemudian ia menghisapnya sangat dalam. Kepalanya disenderkan pada pohon tua yang hanya tinggal ranting lalu membuang asapnya lewat mulutnya dan hidungnya.
"Dia terlihat baik dan aku tak bisa membunuhnya. Astaga Virus sejak kapan kau memikirkan orang lain. Jika dia tidak mati maka kaulah yang mati!" ucap Virus pada dirinya sendiri.
Virus tertawa meratapi nasibnya sendiri. Ia tak punya siapapun di dunia ini.
"Haha, kau tak punya siapapun Virus. Tak ada orang yang mencintaimu dengan tulus. Tak ada orang yang rela mati untukmu. Orang yang menyayangimu telah pergi. Lalu untuk apa kau hidup? Ya pilihanmu tepat. Lepaskan wanita itu dan pergi untuk selamanya. Mencintai tak harus memiliki, haha bodoh," ucap Virus pada dirinya sendiri.
Pria itu menertawakan dirinya yang sangat bodoh. Diperalat orang lain, bekerja untuk orang lain, dan jika tertangkap maka dialah yang dihukum. Jika tak menolak misinya maka dialah yang mati. Meski Virus seorang yang kaya namun dia tak bahagia.
Virus menghisap rokoknya kembali, memejamkan matanya dan perlahan mengeluarkan asapnya lewat mulut nya.
Sosok Moza yang sedang tertawa lepas setelah berhasil menembak tiba-tiba muncul di ingatannya. Sosok Rachel seorang ibu, ibu orang lain yang tak ia kenal selalu menasihati tingkah Virus yang buruk agar menjadi baik. Sosok Diego pria yang tak pernah ia temui sebelumnya. Begitu percaya padanya jika Virus akan memberikan uang untuk keluarganya. Virus mengingat mereka satu persatu.
"Aku ingin berada di keluarga itu," ucapnya kemudian menitikkan air mata yang rindu akan kehadiran orang-orang yang peduli padanya.
Virus mengemasi senapannya dan berjalan menuju mobilnya. Ketika ia membuka pintu mobilnya, terdengar dari arah belakang seseorang membuka kunci pistol dan bersiap menarik pelatuknya.
"Siapa Kau!" ucap seseorang yang terdengar seperti suara wanita dan ia menodongkan pistol di kepala Virus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Hanachi
berati Diego adalah pegawai hotel yang menggantikan Virus . kalau mereka sangat mirip, kenapa Moza ga ada reaksi terkejut karena kemiripan Virus dengan kakaknya ?
2024-04-06
0
Hanachi
wah kapan mencurinya ya ?
2024-04-06
0
YuniSetyowati 1999
Ya Allah.Dari Virus kita bisa mengambil pelajaran bahwa keluarga adalah nomer satu.Kebahagiaan hakiki adalah saat melihat keluarga kita bahagia.
Tp sayang, banyak orang yg mengabaikan kluarga bahkan rela menukar kluarganya demi harta yg sifatnya semu belaka.
Kaya tak bahagia, buat apa harta?
2024-03-26
2