Seseorang membekap mulut Wasabi dari belakang, pria itu segera menggunakan kekuatan teleportasi dan kekuatan penghilang wujudnya.
Si pembekap itu mencari sosok keberadaan Wasabi yang menghilang. Kemudian Wasabi muncul dari punggung pembekap itu dan menendangnya hingga tersungkur ke depan.
Lampu kemudian menyala terang karena Wasabi menghidupkannya secepat kilat. Si pembekap bangun dan berusaha berdiri. Jika dilihat dari postur tubuhnya, ia seorang pria dan memakai penutup wajah.
"Siapa kau!" Hardik Wasabi.
Si pembekap mengangkat kedua tangannya kemudian berbalik seraya melepaskan topeng.
"Andi!" Seru Wasabi dan kemudian mendekat untuk memeluk sahabatnya itu.
"Huh sepertinya tulang dadaku retak!" Ucap Andi seraya memegangi dadanya.
"Siapa suruh main-main, haha. Oh ya tahu dari mana Aku disini," tanya Wasabi.
"Aku di suruh inspektur menemani mu, dia khawatir jika kau kesulitan atau tidak bisa berbaur dengan polisi disini," jelas Andi
"Argh semua kacau, Nyonya Anna memberikan kuasa penyelidikan sampai tuntas padaku. Tetapi Aku tidak diijinkan berargumen lebih lanjut dan polisi itu sudah menemukan bukti. Nyonya Anna juga sudah melihat sendiri hasil penyelidikan dan dia percaya jika itu pria itu yang membunuh Suaminya. Besok pengadilannya digelar dan jika begitu adanya kasus akan ditutup, sia-sia saja aku kemari," ucap Wasabi yang mengeluhkan dirinya yang lelah karena sekian lama berdebat dengan polisi disana.
"Kalau begitu kita kerja sendiri saja," ucap Andi
"Baiklah, seperti biasa haha, oh ya kau ingin minum apa?" Ucap Wasabi yang kemudian diakhiri pertanyaan.
"Minuman yang dilarang di Indonesia," ucap Andi.
"Jangan bilang kau ingin minum wine, wiski, gin, Vodka dan semacamnya. Aku tidak ingin kau mabuk lalu melihat Joy seperti Emi, berani macam-macam dengannya awas saja," Terka Wasabi dan kemudian diakhiri ancaman.
"Haha apakah itu kekuatan barumu? Kekuatan pembaca pikiran?" Tanya Andi yang terkekeh karena tebakan Wasabi benar.
"Oh ya dimana Joy?" Timpal Andi lagi yang melihat jam di tangannya dan jam di dinding berbeda. Ia lupa menyetel ulang waktu di jamnya.
"Aku tidak tahu, terakhir telepon dia bilang akan pergi shopping," ucap Wasabi seraya membuatkan kopi untuk Andi.
"Dia pasti berbelanja banyak? Bulan madu kalian sudah hampir satu bulan? Betah ya di negara asing?"
"Haha hampir dua bulan tepatnya. Aku hanya berpikir mungkin suatu saat hidupku tak lama, terkadang pekerjaan ku mempertaruhkan nyawa. Aku hanya ingin melihat Joy selalu bahagia, seperti arti namanya," ucap Wasabi sembari memberikan segelas kopi kepada Andi.
"Kenapa bulu kudukku meremang ya? Ah hati-hati lah kalau ngomong. Urusan mati dan hidup biar Tuhan yang mengatur," ujar Andi yang tiba-tiba menjadi bijak.
"Sayang aku pulang," Seru Joy yang langsung masuk dan mencari Wasabi.
Andi yang baru saja meminum kopinya terkejut melihat Joy lantas ia tak sengaja menyemburkan minuman itu ke pakaian Wasabi.
Bbbrrrb
"Ah kau!" Pekik Wasabi yang duduk didepan Andi.
Wasabi belum melihat Joy karena duduknya membelakangi pintu masuk.
Andi kemudian memalingkan wajahnya dan berpura-pura tidak melihat. Joy merasa malu dan menutup dirinya dengan Jaket, Wasabi yang merasa aneh dengan Andi kemudian melihat Joy dan beranjak dari duduknya.
"Aduh aku tidak tahu jika ada Andi disini, duh Wasabi marah gak ya?" batin Joy.
Wasabi yang melihat pergerakan Joy sedikit aneh karena menunduk dengan wajah memerah, kemudian bertanya saat sudah di dekatnya.
"Ada apa? Kalian kenapa?" Tanya Wasabi yang melihat Wajah Andi juga memerah. Kemudian Andi ijin untuk ke kamar, sementara Joy malu-malu menjawab.
"A-aku pinjam kamarnya ya Wasabi," ucap Andi yang cepat-cepat pergi dari tempat itu seraya membuka pintu kamar.
"Hei itu kamarku, kamar mu disebelah," ucap Wasabi.
Saat Andi sudah masuk ke kamar disebelah, Wasabi menanyakan hal yang sama.
"Kenapa hem?" Tanya Wasabi sembari memeluk dan mencumbu bibir Joy.
"Hemm janji jangan marah?" Tanya Joy
"Iya, janji,"
"Aku tadi masuk membuka jaketku, karena ku pikir tidak ada orang lain disini, meskipun aku pakai celana jeans tetapi atasanku ..." ucapan Joy terputus karena ia sengaja membiarkan Wasabi berpikir sendiri setelah ia membuka jaketnya.
Seketika Wasabi membelalakkan matanya dan berteriak memanggil nama Andi.
"Andiiiiii," teriak Wasabi.
Pantas saja Andi terkejut melihat Joy karena saat masuk Joy melepas jaketnya dan membiarkan Andi melihatnya yang hanya memakai bikini yang separuhnya transparan.
"Sayang maaf aku tidak tahu jika ada Andi," ucap Joy.
"Iya kau tidak salah, Andi juga tidak salah tapi dia sudah ada beberapa detik melihat tubuhmu itu, meskipun tidak sengaja," ucap Wasabi.
"Sudahlah, ada hal yang penting yang ingin ku beri tahu," ucap Joy yang kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Sebuah alat tes kehamilan, dia sodorkan pada suaminya itu. Wasabi meraihnya dan melihat garis dua di alat tes itu.
"Ini...benarkah?" Tanya Wasabi dengan mata berbinar.
"Iya, Aku hamil," Joy menjawabnya seraya tersenyum lebar disertai dengan anggukan.
Wasabi memeluk Joy kemudian berbisik, terimakasih sayang lalu menyatukan kedua kening mereka sebelum akhirnya saling bibir mereka saling berpagut.
***
Joy telah terlelap di kamar mereka, sedangkan Wasabi masih terjaga memikirkan masalah yang belum tuntas.
Saat bertemu dengan Virus di kamar itu, Wasabi tidak mengenalinya karena wajah mereka telah berubah. Pria itu hanya mengenal Virus dari aroma parfum yang tidak ada dipasaran. Dan kebetulan orang yang saat itu ia ditangkap juga beraroma sama dengannya. Makannya Wasabi tidak menaruh curiga dan segera menangkap.
Kecurigaan itu muncul saat didalam mobil polisi. Dan juga ia teringat akan kehebatan Virus ilmu bela dirinya. Berbeda dengan yang ditangkap terlihat tidak sigap dan terlalu mudah untuk ditangkap, dan tidak mencoba untuk kabur seakan-akan menyerahkan dirinya sendiri.
Wasabi berdiri di balkon depan kamarnya. Ia bersandar pada pagar dinding balkon sembari menatap indahnya lampu-lampu di kota Nevada.
"Motif pembunuhan terhadap Tuan Louis bisa saja karena dua alasan. Pertama Tuan Louis memang benar dibunuh karena dendam atau kedua karena mengincar formula penting dari brangkasnya karena tahu itu bernilai Triliunan," ucap Wasabi pada dirinya sendiri
"Ah Nyonya Anna aneh sekali dia mempercayakan padaku dan saat aku menginginkan penyelidikan lebih lanjut, ia lantas berkata bukti dan kesaksiannya sudah jelas Wasabi, dan aku berterimakasih kau telah menemukan pelakunya," ucap Wasabi seraya menirukan suara perempuan.
"Tunggu, ada motif yang ketiga bisa jadi karena menginginkan warisan dan tentu saja yang mendapatkan asuransi itu sendiri adalah pewarisnya, anak atau Nyonya Anna sendiri. Jika dugaanku benar tersangkanya bisa jadi Nyonya Anna itu sendiri," terka Wasabi yang mencoba menarik benang merah.
"Jika Nyonya Anna otaknya, ia tidak akan bekerja sendiri. Ia menyuruh orang lain untuk membunuh suaminya dengan menyewa pembunuh bayaran atau bekerja sama dengan orang yang juga menginginkan kematiannya,"
***
Next cerita bagaimana Wasabi akan menyelesaikan tidak akan sedetail ini lagi karena Virus akan lebih ditonjolkan setelah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Hanachi
yang aku agak bingung, detektive Wasabi dan Joy bukannya tinggal di penginapan di Texas ya ?
2024-04-06
0
Hanachi
kota Nevada ? Nevada kan negara bagian. 🤔
2024-04-06
0
Kᵝ⃟ᴸ...🍾⃝ͩVᷞɪᷰสᷡИᷧ
selamat untuk joyaaa... alhamduillah
2023-10-18
0