Disebuah ruangan kerja di perusahaan Utama grub. Daffa sedang membaca laporan yang telah diberikan oleh Rey. Kali ini Rey harus bekerja keras untuk mendapatkan informasi ini. Iya sampai harus meminta bantuan kepada seorang temannya yang lebih ahli dan dapat dipercaya.
"Jadi benar? " Daffa bertanya seakan tak percaya. Rey mengangguk
"Hamba Allah itu Nada? " Iya pun juga merasa tak percaya dengan apa yang dibaca dari laporan tersebut.
"Aku ngga mimpi kan pa? " Hana menepuk pipinya pelan.
"Sayang... Jangan ditepuk-tepuk. Ini nyata" Daffa memegang tangan Hana yang berusaha memukul pipinya sendiri dengan pelan.
"Hamba Allah itu seorang peretas kelas dunia pah. Dia adalah seorang peretas terbaik di Asia Tenggara dan juga peretas dengan urutan nomor kesekian di beberapa negara terkemuka lainnya. Itu yang pernah mama bilang dia juga di takuti beberapa kelompok mafia besar kelas dunia. Ternyata itu Nada" Jelas Hana panjang lebar.
"Pantas saja dia mampu menghidupi dirinya sendiri. Ternyata dia bukan anak biasa" Daffa tersenyum memikirkan itu.
"Kalian sungguh beruntung memiliki seorang anak didik seperti itu" Sahut Rey.
"Bagaimana caranya kamu bisa mendapatkan informasi sesulit ini Rey? Nada juga tidak mungkin tinggal diam tentang dirinya sendiri" Daffa penasaran dengan cara kerja Rey.
"Aku dibantu sama Voltus Daff, Masih ingat kan kamu sama dia? Tenang saja dia dapat di percaya" Jawab Rey.
"Voltus? Anak dari desa yang luar biasa itu? Teman kuliah kita? " Daffa bertanya dengan rasa terkejut.
"Jangan kaget. Dia seorang abdi negara. Aset negara yang selalu membantu menyelesaikan masalah negara ini dengan kemampuan tersembunyinya. Nah, Nada itu dibawah pengawasannya. Sayangnya Nada tak ingin terlalu masuk dalam pekerjaan ini"
"Tiga orang sudah ditugaskan untuk bekerja sama dengan Nada. Dua orang mengawal Nada. Dan kamu tahu, Nada sudah diberi izin untuk membawa senjata api. Yang dia pilih pistol" Rey memberi tahu.
"Siapa saja 3 orang itu? " Tanya Daffa.
"Itu kamu baca. Vian... Terus siapa aku lupa. Kalau dua orang pengawal itu, Voltus ngga ngasih tahu namanya" Rey menunjukkan laporan tentang ketiga nama teman Nada.
"Keselamatan Nada terancam setiap waktu. Jika sampai ada yang mengetahui identitasnya aslinya di dunia IT. Karena itu, Voltus tidak bisa memaksa Nada untuk terlalu masuk kedalamnya, terlalu beresiko. Kata Voltus juga gadis itu sangat unik. Dari kecil dia pandai bela diri. Hidup dipesantren membuatnya menguasai banyak ilmu. Selain belajar ilmu agama, dia juga menguasai ilmu bela diri dengan sangat baik. Pada dasarnya anak itu luar biasa geniusnya" Rey menceritakan dengan rasa kagum.
"Kamu tahu kan Rey siapa Hamba Allah dalam dunia IT. Pantas saja dia tidak pernah menunjukkan wajahnya" Nada ikut berbicara.
"Benar sekali. Bahkan Voltus juga mengatakan jika Nada tidak memiliki akun sosial media. Bukan tidak bisa. Tapi untuk berjaga-jaga. Dan anehnya Voltus hanya bertemu dengan Nada beberapa kali didunia nyata. Nada tidak ingin mengambil resiko jika ada yang melihat iya bersama tuan Voltus. Mereka hanya berkomunikasi lewat maya" Rey memberitahu semuanya.
"Annisa Qodrunnada... Pantas saja dia mendapat beasiswa di SMK IT International. Ternyata ini aslinya" Daffa tersenyum. Iya memandang istrinya yang sedang menatapnya juga.
"Thank's Rey. Kamu memang selalu bisa diandalkan" Daffa berdiri dan memeluk Rey.
"Aku juga mau nih Nada jadi menantu aku" Rey sedikit menggoda Daffa.
"Kalau kamu mampu merebutnya dari wanitaku, aku mengizinkan" Daffa menyeringai kepada Rey. Senyumnya terlihat penuh arti.
"Dan kalau kamu bisa membuat Nada menjadi menantumu, tepat disaat janur kuning melengkung, aku akan menculik Fahri dan menggantikannya dengan Arsyad" Ucap Nada dengan senyum smirk kepada Rey.
"Tuan Reyhan Arrasyid... Lebih baik kita sarapan dulu" Ucap Hana bercanda. Hal itu membuat semua tertawa.
~Nada~
"Assalamualaikum" Nada pulang dengan cepat kali ini. Begitu sampai dirumah, semua orang menyambutnya. Nada segera menurunkan barang belanjaannya. Gus Zidan yang mengetahui segera membantunya.
"Jangan gus" Nada melarang saat gus Zidan akan mengangkat kantong sayur. Akhirnya gus Zidan meletakkan kembali sambil menatap gadis didepannga itu.
"Kenapa? " Gus Zidan bertanya dengan mengerutkan dahinya.
"Biar saya saja gus" Nada segera membawa lari kantong plastik berisi sayuran itu kedalam rumah. Hal itu membuat gus Zidan memandang dan menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Assalamualaikum" Ucap Nada saat sudah berada didepan pintu. Semua orang yang duduk didalam memperhatikan gus Zidan dan Nada. Mereka menahan tawa melihat tingkah malu-malu Nada.
"Wa'alaikumsalam" Serempak semua menjawab. Nada segera ke belakang menaruh belanjaannya dulu, setelah itu iya kembali ke depan bersalaman dengan abah dan ummi Nafi.
"Gimana sekolahnya nduk? " Tanya ummi Nafi ramah dengan wajah tersenyum cerah.
"Alhamdulillah lancar ummi" Nada menjawab dengan senyuman juga.
"Sebentar nggeh ummi" Nada keluar lagi saat gus Zidan sudah masuk.
"Mau kemana nduk? " Terlihat Nada yang mengeluarkan sepeda motor maticnya.
"Keluar sebentar ummi" Setelah menaruh tasnya di kursi teras, Nada melajukan sepeda motornya.
"Mau kemana lagi ya Nada" Gumam ummi Nafi.
Hampir 15 menit Nada keluar. Iya kembali dengan sekarung kecil beras yang dia taruh di depan. Saat akan menurunkan, gus Zidan dan kang Ali keluar bermaksud untuk membantu Nada.
"Biar saya angkat neng Nada" Ucap kang Ali sambil mendekat ke arah sepeda motor. Otomatis Nada mundur beberapa langkah membiarkan kang Ali mengangkat beras itu. Karena memang berat.
"Terimakasih kang. Mari gus masuk" Nada masuk ke dalam rumah, sebelumnya iya tak lupa mengambil tasnya.
"Kok beli beras nduk? " Tanya ummi.saatTNada sudah masuk.
"Berasnya habis ummi, Nada pengen ummi sekeluarga nginap disini lagi" Nada tersenyum simpul menjawab pertanyaan Ummi Nafi.
"Kamu ini. Kan bisa nanti sama ummi belinya" Ummi Nafi tersenyum.
"Nada ganti baju dulu nggeh ummi" Nada pun beranjak masuk ke kamarnya. Setelah Nada masuk kekamar, terdengar deru mobil memasuki halaman rumah Nada. Setelah berhenti, terlihat 2 orang paruh baya turun dari mobil.
"Mungkin tamunya Nada bah" Ummi Nafi berkata menjawab kebingungan di sorot mata suaminya. 2 orang itu pun masuk dengan mengucap salam.
"Assalamualaikum" Ucap Daffa dan Hana.
"Wa'alaikumsalam wr wb" Abah Ayub sekeluarga menjawab.
"Sedang ada tamu juga rupanya" Daffa tersenyum.
"Silahkan masuk tuan, nyonya" Ummi Nafi mempersilahkan. Daffa dan Hana pun masuk dan duduk bersama mereka.
"Mohon maaf, Nada ada? " Tanya Hana sopan.
"Ada, tapi masih ganti baju. Mungkin sebentar lagi keluar" Jawab abah Ayub. Daffa dan Hana tersenyum lalu mengangguk. Dan ternyata benar juga, tak lama kemudian Nada keluar. Iya sedikit kaget mendapati Daffa dan Hana yang sudah disana.
"Ibu... Bapak... Sejak kapan datang? Kok tidak mengabari dulu" Nada segera menyalami keduanya.
"Baru saja sayang... " Nada tersenyum. Iya mulai terbiasa dengan kehadiran Hana dan Daffa.
"Oh iya, ini ada oleh-oleh buat kamu" Nada memberikan beberapa bungkus paperbag kepada Nada.
"Ibuk kenapa harus repot-repot membawa oleh-oleh" Nada tersenyum sambil meneruma hadiah dari Hana. Hana pun tersenyum.
"Maaf, Nada taruh kebelakang dulu ya" Sambil membungkukkan badan, Nada beranjak kebelakang. Tak lama iya keluar dengan membawa nampan berisi minuman dan kue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nur Hayati
sprty nada sama Arsad Krn Gus Zidan sdh ada nazwa.......
2021-12-08
0
ria aros
nada jadi rebutan calon mertua
2021-12-08
1
Anisa Lukas
Lanjut Thor,,,🙏
2021-12-08
0