Rasa Hati 2

"Arsyad, bangun" Samar-samar terdengar suara Arsyida yang membangunkannya.

"Mmmm... Arsyi, kenapa? " Dengan mata terpejam Arsyad bertanya. Kesadarannya belum 100% pulih.

"Kamu ngapain tidur dibawah? " Arsyida merasa ada yang tidak beres dengan saudara kembarnya itu. Arsyad pun langsung membuka matanya.

"Kenapa sih ars, aku masih ngantuk nih" Arsyad mengucek matanya sambil bertanya.

"huuuh... kamu itu. Lihat sudah mau subuh" Arsyida berkata sambil berdiri.

"Ayo bangun sholat subuh, sudah ditunggu kakak. Lagian kenapa sih kamu tidur disini" Arsyida beranjak untuk keluar kamar Arsyad. Arsyad pun segera bangun lalu mengambil wudhu dan segera menyusul kakak dan adiknya.

~Nada~

Sudah sejak subuh Nada bersiap. Iya tak ingin terlambat untuk pergi ke panti asuhan. Kemarin Nada sudah meminta izin kepada pihak sekolah untuk tidak masuk. Menembus dinginnya ibu kota yang masih berembun. Nada mengendarai sepeda motornya menuju sebuah toko langganan untuk mengambil barang-barang pesanannya. Karena letak toko itu yang lumayan jauh, memakan waktu perjalanan yang lumayan lama. Selama hampir 1 jam dalam perjalanan. Pukul 6 kurang Nada sudah berada di depan.

"Masih belum buka" Nada bergumam sendiri saat tahu toko belum buka. Iya menarik standard sepeda motornya lalu turun. Duduk di depan toko diatas kursi yang disediakan pihak toko. Nada mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi pihak toko. Karena kemarin sudah janjian.

"Halo mbak" Ucap Nada saat telepon sudah tersambung.

"Saya yang kemarin pesan itu kak. Sekarang sudah ada di depan toko"

"Oh iya, maaf, biar saya buka dulu dek. Ini masih di dalam" Jawab seseorang dari seberang telepon.

"Oke. Terimakasih" Nada mematikan teleponnya. Dan terdengar suara pintu toko terbuka.

"Dengan nona Nada ya. Silahkan masuk" Ucap seorang wanita yang berumur sekitar 25 tahunan.

"Iya benar" Nada berjalan mengikuti orang tersebut masuk kedalam toko. Terlihat beberapa karyawan toko yang sedang sibuk mempersiapkan buka toko. Nada segera menuju meja kasir.

"Kemarin sudah transfer DP 50% ya dek. Dan ini sisa kekurangannya" Ucap wanita tersebut.

"Iya kak" Jawab Nada sambil melihat ke arah kertas di atas meja. Setelahnya iya mengambil dompet dari dalam tasnya. Mengambil beberapa lembar uang lalu memberikan kepada wanita di depannya.

"Ini kak, silahkan dihitung dulu" Nada memberikan uang itu sambil berkata. Dengan segera wanita itu menghitungnya.

"Oke, sudah pas ya dek. Dan ini ada diskon 5% untuk pembelian item yang ini dengan pembelian lebih dari 5" Ucapnya memberikan kembalian uang kepada Nada.

"Makasih kak" Nada mengambil cashback uang tersebut lalu keluar. Ternyata ojol pesanannya sudah di depan toko.

"Dengan account Aninnada ya" Seorang pengemudi mobil bertanya, Nada memgangguk lalu memasukkan barang semua barang belanjaan ke dalam bagasi.

"Adek tidak ikut? " Tanya nya.

"Saya naik motor pak. Saya akan ikuti dari belakang" Jawab Nada.

"Ke panti asuhan Kasih Bunda ya dek" Ucapnya lagi. Nada yang sudah berada di atas motor dan sedang mengenakan helmnya mengangguk. Lalu iya berangkat mengikuti mobil itu.

Sesampainya di panti asuhan. Semua anak segera mendatangi Nada. Mereka berebut untuk bersalaman dengan Nada. Sungguh suatu pemandangan yang langka. Nada yang notabenya masih gadis SMA mampu merebut hati semua anak-anak panti. Bukan hanya anak-anak, namun seluruh penghuni panti asuhan tersebut.

"Kak Nada datang" Ucap seorang Anak. Mereka segera mendekat.

"Adek-adek apa kabar? " Tanya Nada sambil mengulurkan tangan membalas uluran tangan anak-anak yang kurang beruntung. Yang bernasib sama seperti dirinya. Yatim piatu.

"Alhamdulillah baik kak" Anak-anak menjawab dengan serempak.

"Bantuin kakak ambil barang-barang di mobil itu ya" Nada menunjuk sebuah mobil sambil berkata. Anak-anak itu mengangguk sambil tersenyum. Terlihat rona bahagia di wajah mereka. Mereka segera berlari kearah mobil.

"Nada" Panggil seorang wanita paruh baya. Nada yang mendengar langsung berbalik. Iya meraih tangan wanita itu lalu mencium punggung tanganya.

"Ibu. Bagaimana kabarnya? " Nada bertanya.

"Alhamdulillah baik nak. kamu bagaimana? " ibu itu bertanya balik.

"Alhamdulillah bu" Merekapun larut dalam perbincangan santai. Sambil sesekali melihat anak-anak yang sedang asik dengan hadiah dari Nada.

"Terimakasih kamu sudah menyayangi anak-anak" Diakhir obrolan mereka. Anak-anak pun juga sudah bersiap. Mereka mulai mengirimkan do'a untuk almarhumah ibu Nada dengan dipimpin seorang ustadz yang tak jauh dari panti asuhan. Acara pun berlangsung khidmat.

Beginilah cara Nada mengurangi beban di hatinya. Iya berbagi kebahagiaan dengan sesama anak yatim. Dia merasa dirinya masih beruntung karena memiliki tempat tinggal yang layak walaupun harus sendirian. Begitu acara selesai, Nada memutuskan untuk tetap tinggal di panti sampai sore. Setelah habis ashar, iya baru kembali ke rumahnya.

"Untuk semuanya, saya mengucapkan banyak terimakasih" Ucap Nada yang bersiap melajukan sepeda motornya.

"Sama-sama. Hati-hati nak. Jangan lupa mampir kalau kesini lagi" Ucap seorang wanita paruh baya, yang tak lain adalh pengasuh panti asuhan itu. Nada mengangguk lalu memutar gas disepeda motornya meninggalkan panti.

Saat perjalanan pulang, Nada sangat berhati-hati. Tiba-tiba langit mendung dan cuaca berubah menjadi sangat ekstrem. Tak lama pun hujan mulai turun dengan rintik-rintik kecil. Nada segera menepikan sepeda motornya di bawah sebuah pohon yang rindang. Iya mengeluarkan jas hujan lalu memakainya. Disaat iya sedang mengancingkan jas hujan tersebut, sebuah mobil melesat dengan kecepatan sedikit tinggi. Karena berhenti disebelah genangan air. Nada terkena cipratan air keruh itu.

"Inna lillahi waa inna ilaihi roji'un" Nada menghela nafas lega. Pasalnya iya sudah hampir selesai mengenakan jas hujannya. Iya tak menghiraukan mantelnya kotor karena air itu. Iya menaiki sepeda motornya lalu bersiap untuk tancap gas. Namun belum sempat memutar gas di setir, mobil yang tadi membuat jas hujannya kotor kembali. Pemilik mobil turun dan menghampiri Nada.

"Assalamualaikum" Ucap lelaki yang baru turun dari mobilnya dengan menggunakan payung. Seorang lelaki mungkin usianya 23 tahunan. Mengenakan jas berwarna hitam, sarung bergambar wayang warna hitam dan putih serta mengenakan kopyah hitam. Nada menoleh lalu dengan cepat turun dari sepeda motor. Namun karena tidak berhati-hati, ujung kaki celana jas hujan tersebut menyangkut di standard sepeda motornya. Otomatis saat akan berjalan, Nada hampir terjatuh. Sedangkan lelaki di depannya dengan sigap menangkap tubuh Nada.

"Astaghfirullahaladzim" Teriak Nada saat akan terjatuh. Lelaki itu menangkap Nada. Dan saat itu pula Nada berada di pelukan lelaki berkopyah. Pandangan mata mereka bertemu. Untuk beberapa saat mereka terdiam dan saling memandang. Namun, sesaat kemudian lelaki itu membuang pandangan.

"Astaghfirullahaladzim... Maaf dek. Saya tidak sengaja. Hanya berniat menolong saja" Ucap lelaki tersebut gugup sambil melepaskan Nada. Nada pun segera berdiri. Iya merasakan deguban jantung yang sangat kencang saat lelaki didepannya itu memandangnya.

"Ti... Tidak apa-apa kak. Saya yang seharusnya minta maaf. Dan terimakasih sudah menolong saya. Kalau tidak, saya akan jatuh dikubangan air itu" Ucap Nada terbata-bata. Iya pun menundukkan pandangan. Namun tidak dengan lelaki itu. Iya terus memandangi Nada yang sedang menunduk.

"Masya Allah... Cantik sekali anak ini. Matanya begitu teduh sangat menyenangkan saat dipandang. Menentramkan hati. Indah sekali makhluk ciptaanmu ini ya Allah" Batin lelaki itu. Nada tetap menundukkan kepala.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf membuat bajumu kotor karena terkena cipratan air keruh itu. Tadi saya cepat-cepat karena sudah ditunggu oleh abah saya" Ucap lelaki itu meminta maaf sambil memperhatikan Nada dalam guyuran gerimis yang mulai deras.

"Emmm.... Saya, saya tidak apa-apa kak. Kakak tenang saja. Mohon maaf saya harus pergi sekarang. Hujannya semakin deras" Nada segera kembali naik ke atas sepeda motornya.

"Assalamualaikum" Ucap Nada langsung beranjak. Entah menjawab atau tidak, lelaki itu tetap memandang kepergian Nada.

Terpopuler

Comments

Anisa Lukas

Anisa Lukas

lanjut Thor,,,🙏

2021-12-03

0

Reva Novianti Pasaribu

Reva Novianti Pasaribu

siapa laki2 itu ya??
penasaran

2021-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Rintik Hujan
2 Salah Satu Aset Negara
3 Panggilan Darurat
4 Luar Biasa
5 Berhasil menyelamatkan
6 Saling Membantu
7 Kedatangan Hana Kerumah Nada
8 Annisa Qodrunnada
9 Pembullyan
10 Rasa Hati
11 Rasa Hati 2
12 Gus Zidan
13 Kedatangan Gus Zidan
14 Kenangan Dahulu Kala
15 Rencana
16 Memasak
17 Para Tamu
18 Kembali ke Indonesia
19 Perasaan
20 Kecurigaan
21 Penculikan
22 Penyelamatan Seorang Aset Negara
23 Keselamatan
24 Pertemuan Kedua
25 Di Rumah Sakit
26 Kembali
27 Pesan
28 Menunggu balasan
29 Makan Malam
30 Jaga Diri Baik-Baik
31 Maukah Kamu Menikah?
32 Beban Fikiran dan Tugas Negara
33 Gudang Rahasia
34 Rencana
35 Tamu Tak Diundang
36 Bantuan Arsyad
37 Done
38 Kejutan
39 Larangan Arsyad
40 Twin A dan Nada
41 Cincin Prioritas
42 Rumah Sakit
43 Membuat Panik Arsyad
44 Arsyad Di RS Harapan Mulya
45 Kalung Warisan
46 Ikan Cupang Di Kolam Tengah Taman
47 Permintaan Kakek
48 Kedatangan Arsyad
49 Kakek Wira
50 Mencari Sebab
51 Aku Tidak Bisa
52 Kepanikan Arsyad
53 Sakitnya Sang Kakek
54 Kehadiran
55 Kedatangan Arsyad
56 Bertemu om Arsyad
57 Teman
58 Ponsel yang tertukar
59 Pedih
60 Ponsel siapa?
61 Prasangka Arsyad
62 Satu Titik Terang
63 Tamu Dari Ponorogo
64 Perlahan pulih
65 Siapa Dia?
66 Mencari Tahu
67 Lintasan Bayangan Masa Lalu
68 Abah dan Umi Berpamitan
69 Sebuah undangan
70 Mempersiapkan diri
71 Bingungnya Seorang aset negara
72 Berfikir Negatif
73 Prayoga
74 Pembalasan Daffa
75 Ke Kantor pusat
76 Prank Kemarahan Tuan Voltus
77 Bertemu
78 Bandara Soekarno Hatta menuju bandara Juanda
79 Keluarga Daffa
80 Perjalanan Di dalam Mobil
81 Tiba di Tempat Tujuan
82 Meminta Nada
83 Pendamping terbaik untuk Arsyad.
84 Rasa Penasaran Arsyad
85 Hukuman
86 Rencana Daffa
87 Pernikahan Masal
88 Extra Part 1 Peraturan
89 Pemberitahuan Karya Baru
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Rintik Hujan
2
Salah Satu Aset Negara
3
Panggilan Darurat
4
Luar Biasa
5
Berhasil menyelamatkan
6
Saling Membantu
7
Kedatangan Hana Kerumah Nada
8
Annisa Qodrunnada
9
Pembullyan
10
Rasa Hati
11
Rasa Hati 2
12
Gus Zidan
13
Kedatangan Gus Zidan
14
Kenangan Dahulu Kala
15
Rencana
16
Memasak
17
Para Tamu
18
Kembali ke Indonesia
19
Perasaan
20
Kecurigaan
21
Penculikan
22
Penyelamatan Seorang Aset Negara
23
Keselamatan
24
Pertemuan Kedua
25
Di Rumah Sakit
26
Kembali
27
Pesan
28
Menunggu balasan
29
Makan Malam
30
Jaga Diri Baik-Baik
31
Maukah Kamu Menikah?
32
Beban Fikiran dan Tugas Negara
33
Gudang Rahasia
34
Rencana
35
Tamu Tak Diundang
36
Bantuan Arsyad
37
Done
38
Kejutan
39
Larangan Arsyad
40
Twin A dan Nada
41
Cincin Prioritas
42
Rumah Sakit
43
Membuat Panik Arsyad
44
Arsyad Di RS Harapan Mulya
45
Kalung Warisan
46
Ikan Cupang Di Kolam Tengah Taman
47
Permintaan Kakek
48
Kedatangan Arsyad
49
Kakek Wira
50
Mencari Sebab
51
Aku Tidak Bisa
52
Kepanikan Arsyad
53
Sakitnya Sang Kakek
54
Kehadiran
55
Kedatangan Arsyad
56
Bertemu om Arsyad
57
Teman
58
Ponsel yang tertukar
59
Pedih
60
Ponsel siapa?
61
Prasangka Arsyad
62
Satu Titik Terang
63
Tamu Dari Ponorogo
64
Perlahan pulih
65
Siapa Dia?
66
Mencari Tahu
67
Lintasan Bayangan Masa Lalu
68
Abah dan Umi Berpamitan
69
Sebuah undangan
70
Mempersiapkan diri
71
Bingungnya Seorang aset negara
72
Berfikir Negatif
73
Prayoga
74
Pembalasan Daffa
75
Ke Kantor pusat
76
Prank Kemarahan Tuan Voltus
77
Bertemu
78
Bandara Soekarno Hatta menuju bandara Juanda
79
Keluarga Daffa
80
Perjalanan Di dalam Mobil
81
Tiba di Tempat Tujuan
82
Meminta Nada
83
Pendamping terbaik untuk Arsyad.
84
Rasa Penasaran Arsyad
85
Hukuman
86
Rencana Daffa
87
Pernikahan Masal
88
Extra Part 1 Peraturan
89
Pemberitahuan Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!