"Cari tahu tentang gadis ini! " Ucap Daffa sambil menyodorkan sebuah map, berisi foto dan data diri Annisa Qodrunnada.
"Setelah ketemu, segera serahkan kepadaku" Daffa berkata dengan pelan. Sedangkan Rey yang menerima map tersebut membukanya. Iya dibuat penasaran oleh Daffa tentang sosok gadis itu.
"Jangan berfikir macam-macam. Itu yang nyuruh Hana" Ucap Daffa. Iya mengerti apa yang sedang difikirkan oleh mantan bos yang kini sudah menjadi sepupunya itu.
"Aku kira kamu mau jadi sugar daddy nya anak bau kencur" Ucap Rey. Iya tahu mantan bos sekaligus sahabat serta sepupu dari istrinya itu bukan tipe orang yang suka bermulut manis. Apalagi kepada anak dibawah umur.
"Kamu fikir aku penyuka pupus? " Rey mendelikkan mata saat mendengar Daffa mengucapkan itu.
"Dia sekolah di SMK IT International kan? Apa yang harus di cari tahu? Itu identitasnya juga sudah ada. Lengkap beserta alamat rumah " Tanya Rey.
"Cari tahu siapa sebenarnya anak ini. Aku yakin dia bukan anak biasa. Dan satu lagi, ayahnya meninggal kecelakaan saat dia masih SMP. Cari tahu apa itu murni kecelakaan atau memang kecelakaan yang disengaja. Dia terlihat sangat pandai menyembunyikan sesuatu. Kemarin aku melihat di tasnya yang terbuka saat dia pergi ke dapur, ada sebuah tanda pengenal. Aku tahu itu tanda pengenal seorang yang sangat penting. Sepertinya anak itu seorang agen, bisa juga dia seorang aset negara yang menyembunyikan identitasnya" Daffa berkata panjang lebar.
"Kamu tahukan beberapa anak berumur belia yang menjadi aset negara. Dan negara tidak tinggal diam tentang keselamatan anak itu. Termasuk menjaga privasinya" Daffa berkata lagi. Kali ini lebih serius.
"Kamu yakin daf? " Rey bertanya kembali.
"Aku yakin seratus persen. Dia bukan anak biasa" Daffa menjawab sambil bangkit dari kursinya.
"Dia terlihat sangat biasa. Namun dibalik itu semua, siapa yang tahu? " Daffa mengulang katanya.
"Kenapa kamu ngga minta tolong sama Hana dan Arsyad. Mereka lebih bisa dalam hal seperti ini" Rey memberi usulan.
"Hana meminta supaya kamu yang mengerjakan dulu. Nanti dia juga akan membantu" Daffa tersenyum sambil menjawab ucapan Rey.
"Oke. Tunggu saja informasinya. Aku pulang dulu" Rey bangkit dari kursi dan berjalan menuju pintu.
"Rey, tolong suruh putramu masuk" Daffa meminta Rey saat Rey membuka pintu.
"Oke" Rey mengangguk dan menjawab sambil menutup pintu.
Begitu sampai diluar, iya segera memanggil Fahri, putranya.
"Papa... " Ucap Fahri berdiri dari kursi sambil menghampiri papanya.
"Masuklah, kamu ditunggu om Daffa. Papa pulang dulu" Ucap Rey. Fahri mengangguk. Namun pandangannya tertuju pada map yang berada di tangan Rey saat papanya beranjak pergi.
"Apa ada masalah penting. Sehingga papa sama om Daffa harus turun tangan? " Fahri bertanya dalam hati pada diri sendiri. Setelahnya iya langsung masuk ke ruangan Daffa.
"Permisi tuan besar" Ucap Fahri. Iya segera mendekat ke arah Daffa.
"Ada apa tuan" Tanya Fahri sambil duduk di depan Daffa.
"Tuan tuan... Kamu fikir aku tuan kamu anak muda" Ucap Daffa sambil tersenyum smirk kearah Fahri.
"Kamu itu, sudah berapa kali om bilang. Jangan panggil tuan kalau sedang tidak ada orang lain. Panggil seperti biasa saja" Daffa merasa tidak enak dengan panggilan dari Fahri.
"maaf om" Fahri tersenyum. "Sebenarnya ada apa ini om. Apa ada masalah dengan perusahaan. Sehingga om sama papa harus turun tangan" Fahri menanyakan apa yang menjadi ketidaktahuannya.
"Lah... kamu ngga tahu kalau kakak sepupumu Arsyad sedang ke Korea. Makanya om disini? " Jawab Daffa tak ingin memberitahukan apa sebenarnya yang sedang iya lakukan.
"Lalu papa? " Fahri bertanya lagi dengan nada penasaran.
"Kita kan rekan kerja dari dulu. Kalau ngobrol sama kamu nanti banyak ngga nyambungnya karena kita beda generasi. Nah kalau sama papa kamu itu om baru cocok" Daffa menjelaskan. Fahri hanya mengangguk antara percaya atau tidak. Daffa hanya tidak ingin banyak orang yang tahu tentang identitas Nada. Sedangkan Rey adalah orang yang sangat dia percaya.Walaupun Rey sudah menikah dengan Amanda, namun tidak akan pernah membuat Daffa melupakan jasanya. Bahkan jika sekarang ada masalahpun, Rey akan tetap dipanggil sebagai orang kepercayaanya setelah Arsyad. Dan Fahri. Adalah anak dari Rey dan Amanda. dia lebih muda 3 tahun dari Arsyad. Dia sedang belajar untuk bagaimana bisa mengurus perusahaan dengan baik.
"Ayo bekerja" Ucap Daffa. Setelahnya mereka mulai berkuatat dengan pekerjaan masing-masing.
~Arsyad~
Dibelahan dunia lain. Arsyad yang sedang melamun disebuah balkon kamar lantai 19 apartemen milik Haidar. Sedangkan Arsyida sudah tertidur sejak tadi karena merasa lelah. Arsyad tidak bisa memejamkan mata barang sebentar. Bayangan senyum gadis SMA itu selalu menghantuinya. Iya sudah mencoba untuk tidak memikirkan. Namun Tuhan berkata lain. Hatinya yang terbalik dengan fikirannya. Bayangan senyum gadis diatas sepeda motor itu tercetak jelas di fikirannya. Terasa bagaikan nyata.
"Siapa sebenarnya gadis itu? " Gumam Arsyad bertanya pad diri sendiri. Iya merasa kesal karena tidak bisa melupakan gadis itu. Ini adalah kali pertama Arsyad merasakan hal aneh didalam hatinya. Hatinya terasa membeku saat bayangan senyum gadis itu datang kembali.
"Sholat aja deh. Semoga lebih bisa menenangkan" Arsyad beranjak dari sofa dibalkon kamar apartement itu lalu masuk. Iya mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat sunah. Begitu selesai, iya berdzikir.
"Astaghfirullahaladzim... Astaghfirullahaladzim... Astaghfirullahaladzim" Ucap Arsyad pelan dalam dzikirnya. Iya terlarut dalam indahnya kalam dzikrullah. Entah apa yang membuatnya seperti ini. Baru pertama melihat gadis itu, namun tidak bisa hilang dari fikirannya. Bahkan namanya pun iya tak tau. Iya terus berdzikir hingga terlelap.
~Annisa Qodrunnada~
Di dalam rumah sederhananya, Nada menangis terisak. Pasalnya, malam ini adalah hari dimana ibunya meninggal. Hari dimana juga dirinya terlahir didunia ini.
"Buuk... Seperti apa rasanya memiliki ibu. Aku ingin bertemu walau hanya dalam mimpi" Ucap Nada dalam lamunannya sesudah iya melaksanakan sholat isya. Iya langsung mengirimkan do'a-do'a untuk ibunya. Terasa sesak memang. Tak punya ibu sebagai malaikat dihidupnya. Dan setelahnya dia juga ditinggal oleh ayahnya. Satu-satunya keluarga yang dia miliki. Sedangkan Nada tidak tahu dimana semua saudara ayah ataupun ibunya. Iya tak mungkin kembali ke pesantren. Karena hal tersebut hanya akan menjadikan beban untuk pihak pesantren.
"Allahumaghfir lii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Rabbayaanii Shagiiran" Itulah yang diucapkan Nada, dipenghujung lantunan bait dalam alunan do'anya. Iya berharap orang tuanya bahagia disisi Tuhan. Setelah itu, Nada menghapus air matanya dengan mukena. Iya beranjak dan melepas mukena itu lalu melipatnya. Nada harus segera beristirahat. Karena besok iya akan pergi ke tempat anak-anak yatim untuk mengantarkan sumbangan atas nama ayah dan ibunya. Dan meminta agar mereka semua mendo'akan. Seperti biasa. Saat peringatan kematian ayah atau ibunya, Nada selalu meminta waktu untuk tidak memikirkan pekerjaan.
Sakit memang rasanya. Namun Nada mampu menutupi semua dengan senyuman. Mencari kesibukan agar tidak selalu teringat dengan orang tuanya.
"Semoga ayah sama ibu berada ditempat terbaik disisi Allah" Ucap Nada. Setelah itu iya perlahan memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Oke Santai
kisah ygmemilukan,namun banyak hikmah yang terkandung d
i dalamnya. lanjut thoor.
2024-04-22
0
Anisa Lukas
Lanjut Thor...🙏
2021-12-02
0