"Ciee, kecewa... Kak Haidar ngga jadi jemput haahahaa" Tawa mengejek Arsyad terdengar menggema. Iya menertawakan saudaranya yang tidak di jemput oleh kakak angkatnya, Haidar Satya Mandala.
"Mama, Arsyad ma. Selalu kaya gitu" Ucap Arsyida merengek kepada mamanya saat mereka sudah berada dalam mobil. Perjalanan dari London memakan waktu yang tidak sebentar. Di dalam mobil Arsyida merasakan kesal karena saudaranya. Ditambah rasa lelah karena perjalanan jauh. Arsyida memilih untuk tidur disaat Arsyad mulai menggodanya kembali. Daripada iya merasakan kesal lebih lama. Daffa dan Hana hanya geleng-geleng melihat kelakuan kedua anaknya.
"Kalian itu, selalu saja saling menggoda" Ucap Hana. Hanya suara cekikikan yang didengar Hana. Setelahnya iya melihat ke arah putrinya, ternyata sudah tidur.
Di dalam kelas, Nada sedang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru mata pelajaran. Karena semalam iya tidur sudah terlalu larut, kini iya diterpa rasa kantuk yang luar biasa. Entah iya bisa meresapi apa yang gurunya sampaikan atau tidak. Tiba-tiba, alarm di ponselnya berbunyi. Hanya Nada yang bisa mendengarkan suara alarm itu. Karena iya memasang headset khusus yang digunakan sebagai alat panggilan emergency dari kantor dimana iya bekerja. Nada segera membuka matanya dan perlahan rasa kantuk yang menyerangnya menyerah untuk menghinggapi Nada.
"Sebentar lagi aku pasti ada panggilan" Gumam Nada dalam Hati. Dan benar, tak sampai lima menit, seorang dari ruang guru menghampiri kelas Nada yang memanggilnya.
"Permisi, Assalamualaikum" Ucap seseorang yang berada di depan pintu ruang kelas Nada.
"Wa'alaikumsalam wr wb" Ucap semua murid disana.
"Mohon maaf, mengganggu sebentar. Ada panggilan untuk Annisa Qodrunnada. Sekarang juga harus ke kantor" Ucap orang tersebut. Nada pun yang merasa ada panggilan Emergency, segera bangkit dan meninggalkan ruang kelas.
"Ada apa pak? " Tanya Nada saat iya berjalan menuju ruang guru.
"Ada beberapa orang mencarimu. Sepertinya penting" Jawab Guru Nada. Setelah tidak lama berjalan, Nada telah sampai di ruang guru. Iya disuruh masuk ke ruang kepala sekolah.
"Permisi, Assalamualaikum" Nada mengetuk pintu ruang kepala sekolah sambil mengucap salam. Setelah masuk, ada tiga orang duduk memandang ke arah Nada. Semuanya menjawab salam dari Nada
"Sini Annisa, duduk" Kepala sekolah segera memanggilnya. Nada segera duduk di sofa.
"Jadi begini sa, tuan-tuan ini adalah suruhan dari kepala polisi cyber pusat di Indonesia. Kamu lebih paham kan? " Tanya Kepala sekolah. Nada hanya mengangguk.
"Beliau ini sudah menceritakan semua tentang kamu" Kepala sekolah kembali berbicara saat tahu jika Nada sedikit khawatir.
"Mohon maaf pak sebelumnya" Nada menunduk lalu berkata.
"Tak apa Sa. Justru bapak merasa bangga kepadamu" Ucap kepala sekolah. Sebelumnya 3 orang suruhan tuan Voltus sudah mengkonfirmasi semua tentang Nada. Namun iya tetap menutup rapat identitas Nada di dunia peretas.
Flash back On.
Tiga orang berpakaian rapi mendatangi SMK IT International. Mereka langsung mencari kepala sekolah. Awalnya kepala sekolah hanya mengira jika mereka akan melakukan sosialisasi dari pihak universitas. Namun nyatanya, apa yang difikirkan kepala sekolah salah.
"Selamat siang bapak kepala sekolah. Saya dari police cyber. Kedatangan kami kesini adalah untuk meminta bantuan kepada salah atu murid kebanggaan bapak disini. Annisa Qodrunnada" Ucapnya sopan.
"Jadi begini, seorang murid bapak yang kami sebutkan namanya diatas telah berhasil lolos kompetisi menyelidiki secara virtual. Dan kami dengan senang hati hari ini ingin bertemu dengannya" Iya menjelaskan maksud tujuannya datang ke sekolah yang bukan sebenarnya. Iya berbohong dan menjemput Nada karena ada hal mendesak yang tidak bisa mereka selesaikan. Meskipun mereka sudah ahli yang profesional, namun masih kalah dengan kemampuan Nada. Karena tak mungkin juga orang-orang suruhan tuan Voltus mengatakan jika Nada adalah seorang aset negara. Demi keselamatan Nada juga.
"Jadi dia memenangkan kompetisi itu? " Tanya kepala sekolah tanpa merasa ccuriga
"benar sekali bapak" Jawab salah satu dari mereka. Setelahnya, Nada datang.
Flash Back Off.
"Kalau begitu, kami mohon izin untuk membawa Nada ke kantor pusat ya pak" Ucap seseorang dari mereka.
"Tapi, saya tidak bisa membiarkan anak didik saya dibawa orang tak dikenal tuan" Jawab kepala sekolah. Iya ragu untuk mengizinkan Nada. Takutnya jika Nada di tipu.
"Bagaimana kalau Nada di dampingi oleh seorang guru dari sini" Ucap kepala sekolah dengan nada senang. Ketiga orang tersebut saling pandang.
"Sial... Bagaimana mungkin kita ngizinin orang lain ikut dalam misi ini. Bisa berantakan rencana kita menyelamatkan banyak orang tanpa diketahui orang lain" Batin salah satu dari 3 orang suruhan tuan Voltus.
"Oke, saya setuju. Dan bapak mau menunjuk siapa yang akan mendampingi saya? " Tiba-tiba Nada membuka suara. Hal itu membuat ketiga orang di sampingnya melotot ke arah Nada.
"Bagaimana mungkin anak ini bisa mengizinkan orang lain ikut mendampinginya. Bisa ketahuan kalau kaya gini caranya" Batin seorang lagi.
"Ya sudah, biar pak Han menemani kamu Annisa" Ucap kepala sekolah.
Setelah mengkonfirmasi semuanya, Nada berangkat bersama seorang guru bernama Han, dan 3 orang suruhan tuan Voltus yang menyamar sebagai tim IT professional Indonesia. Ketiga orang tersebut merasa was-was karena ada pihak lain bersamanya. Bahkan mereka tidak tahu apakah orang ini bisa dipercaya atau tidak. Tapi mereka juga tidak memiliki alasan yang kuat untuk membawa Nada.
Setelah sampai di mobil. Nada berpura-pura tak mengerti apa-apa. Tiba-tiba iya menotok gurunya yang bernama pak Han. Jurus Shaolin yang iya gunakan secara tiba-tiba mampu membuat pak Han tak sadarkan diri dengan cepat. Ketiga orang suruhan tuan Voltus dibuatnya melongo.
"Nada, apa yang kamu lakukan? " Tanya seseorang setelah pak Han tak sadar.
"Shaolin" Jawab Nada singkat.
"Ternyata selain genius, kamu juga jago dalam bela diri? " Tanyanya lagi.
"Ada apa sebenarnya? " Tanya Nada yang masih berada di dalam mobil di halaman sekolah.
"Huh, aku sampai lupa memberitahumu. Kami gagal dalam melaksanakan tugas dari Tuan Voltus" Ucapnya dengan nada lirih.
"Sebenarnya ada apa kak. Cepat bicara" Nada sedikit khawatir setelah mendengar apa yang dikatakan temannya itu.
"Kita gagal menjinakkan sebuah bom yang ditanam di ruang bawah tanah mall Indonesia" Ucapnya merasa putus asa.
"Dan sepertinya cuma kamu yang bisa menjinakkan bom itu. Dari tadi kita sudah menghubungi kamu lewat panggilan darurat, tapi ngga ada jawaban"
"Sedangkan waktu kita tinggal kurang dari satu setengah jam" Imbuh seorang lagi. Tanpa menunggu mereka selesai berbicara, Nada sudah memegang tabletnya.
"Kita kerumahku" Nada berbicara tanpa menoleh. Seorang dari mereka mengendarai mobil. Melaju menuju rumah Nada.
Disat yang bersamaan, Daffa dan Hana juga telah sampai di sekolah milik mereka. Tujuan mereka adalah mencari gadis yang bernama Nada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments