Chapter 20

Selesai dengan makan malamnya, Adam menemani kedua anaknya belajar di ruang tengah. Tapi perhatian Adam hanya tertuju kepada Aisyah, padahal Marshall tepat berada di sampingnya.

"Papa, ini gimana cara ngerjainnya?" tanya Aisyah sembari menunjukkan bukunya.

"Oh, ini. Ais harus mengerjakan bagian satuannya dulu setelah ketemu baru Ais mengerjakan bagian puluhannya, paham!" terang Adam.

"Paham, Pa."

Di sisi lain, Marshall melirik Adam yang begitu lembut saat menerangkan cara mengerjakan tugasnya. Sebenarnya Marshall juga ingin bertanya soal PR nya yang tidak dia pahami, tapi rasa ragu membuat Marshall mengurungkan niatnya.

Saat tengah asik mengajarkan Aisyah belajar, terdengar suara derap langkah seseorang dari arah depan. Siapa lagi kalau bukan Marisa, istri Adam. Marisa hanya melewatinya tanpa menyapa semua yang ada di sana, termasuk anak kandungnya sendiri. Adam hanya mendengus dengan kelakuan Marisa, dia tidak bisa mencerminkan layaknya seorang Ibu bagi anak-anaknya.

Sedangkan Marshall tetap memandangi bukunya karena bingung mengerjakan PR-nya, Marshall melirik Adam berharap Adam bersedia membantunya tapi perhatian Adam hanya tertuju kepada Aisyah. Aisyah yang memang sudah selesai mengerjakan PR-nya, Aisyah lalu berbisik kepada Adam. Adam menengok ke arah Marshall dan mengambil buku PR Marshall.

"Eh!" Kaget Marshall, karena buku PR-nya di ambil oleh Adam.

"Kalau ada yang tidak paham, jangan ragu untuk bertanya," ucap Adam.

"Iya, Pa," sahut Marshall pelan.

"Mana yang tidak kamu pahami?" tanya Adam.

"Yang ini, Pa!" Tunjuk Marshall.

Adam membantu menyelesaikan PR-nya Marshall penuh dengan kesabaran. Seketika membuat hati Marshall menghangat atas perlakuan Adam terhadapnya.

"Sekarang waktunya untuk kalian tidur," titah Adam.

"Iya, Pa." Jawab Aisyah.

Aisyah berdiri dan memeluk Adam seraya mencium pipi kanan dan kiri Adam, begitupun Adam juga membalas mencium putri kesayangannya. Marshall hanya berdiri menyaksikannya tanpa berani melakukan seperti Aisyah.

" Abang nggak mau peluk Papa?" tanya Aisyah.

Marshall diam mematung di tempatnya dan menundukkan kepalanya. Aisyah menarik tangan Marshall dan mendekatkannya kepada Adam.

"Papa, peluk Bang Marshall dong. Jangan Ais aja yang Papa peluk, Bang Marshall juga harus mendapatkan peluk dan cium dari Papa." cetus Aisyah.

Adam memandang wajah Marshall yang begitu mirip dengan ayah kandungnya, sehingga membuat hati Adam murka kepada ayah kandung Marshall.

" Sini...." Adam membentangkan kedua tangannya, agar Marshall masuk ke dalam pelukannya.

Dengan ragu, Marshall melangkah mendekati Adam dan memeluk Adam. Adam memeluk Marshall erat seraya mengelus kepala Marshall.

Hati Marshall menghangat karena bisa merasakan di peluk oleh Papanya. Marshall berkaca-kaca di pelukan Adam, Marshall menikmati pelukan hangat dari Adam dan rasa aman menyeruak masuk ke dalam relung hati Marshall. Adam melepaskan pelukannya dan mencium kening Marshall.

"Sana, kalian istirahat," ucap Adam halus.

"Iya, Pa!" seru keduanya.

"Selamat malam Papa," timpal Aisyah.

"Ayo, Bang," ajak Aisyah kepada Marshall, Marshall mengangguk dan melangkah bersama ke arah kamarnya masing-masing. Tiba di dalam kamarnya, senyum Marshall terbit karena bisa merasakan peluk dan mendapatkan ciuman dari Adam. Malam itu adalah malam yang bersejarah bagi Marshall dan senyum Marshall terus terbit di bibirnya sampai dia tertidur.

Adam juga masuk ke dalam kamarnya, dan melihat Marisa tengah bercengkrama dengan pacarnya lewat sambungan telepon. Bahkan suara manja Marisa membuat hati Adam jijik mendengar suara manja Marisa. Kalau bukan karena wasiat terakhir Ayahnya, sudah dari dulu Adam menceraikan Marisa.

"Oke, sayang. Sudahlah ya, aku mau bocan ( bobo cantik ). Sampai ketemu besok."

Di akhir telponnya Marisa memberikan kecupan jauh, Marisa melengos saat pandangan matanya bersitubruk dengan mata Adam.

"Kemana saja kamu seharian ini?" tanya Adam dingin.

"Bukan urusan kamu!" sarkas Marisa yang tidak suka dengan pertanyaan Adam.

"Ck, seharusnya kamu sebagai Ibu yang baik akan selalu ada buat anak kamu, Marshall. Bukan selingkuhan kamu itu yang kamu urusin setiap hari!"

"Cukup ya Mas!, Marshall memang anak aku. Tapi yang paling utama dalam hidupku adalah Dion dan kamu nggak punya hak atas apa yang aku lakukan."

"Eh, harusnya kamu sadar diri. Yang lebih berhak atas kamu itu adalah aku, suami kamu. Bukan si brengsek itu yang kamu bela!" Sentak Adam.

"Di sini aku masih punya hak mengatur hidup kamu menjadi seorang Ibu yang baik buat anak kamu, Marshall. Ngerti kamu!" Sambung Adam dengan nada tinggi.

"Terserah, aku capek berdebat sama kamu. Setiap hari bisanya hanya mengatur ini dan itu, tahu apa kamu soal seorang Ibu. Aku yang melahirkan Marshall bukan kamu." Marisa mengucapkan dengan suara kesal.

Marisa memilih meninggalkan Adam di kamarnya, dan pergi menuju kamar tamu dari pada harus tidur seranjang dengan Adam. Sedangkan Adam hanya mendengus melihat Marisa yang semakin hari semakin susah di atur.

"Dasar wanita tak bisa di untung," cibir Adam.

***

Keesokan harinya, bahkan matahari 'pun masih malu-malu menampakkan biasnya. Tapi tidak untuk gadis kecil yang kini sudah naik ke ranjang king size milik Papanya dan berlompat di atas kasur membangunkan sang Papa.

"Papa...bangun!" seru Aisyah sambil melompat di atas kasur.

"Ais...." suara parau Adam.

"Papa ayo cepat bangun, masa kalah sama Ais." Suara Ais semakin membuat Adam membukakan matanya.

Hap

Adam menangkap tubuh Aisyah yang terus melompat di atas kasur, dan menggelitik pinggang Aisyah. Tentu saja mengundang gelak tawa Aisyah, kebahagiaan Aisyah terus bertambah karena Adam selalu menyayanginya.

"Kenapa, pagi-pagi sekali membangunkan Papa, hm," ucap Adam sembari membawa tubuh mungil Aisyah kedalam dekapannya.

"Ayo kita jalan-jalan, Pa. Papa sudah janji dari kemarin akan ajak Ais ke taman bermain."

"Tapi ini masih pagi sekali sayang," tutur Adam lembut.

"Ayolah Papa... Ais sudah nggak sabar ingin bermain sepuasnya di taman bermain," rengek Aisyah.

"Oke, tapi izinkan Papa tidur lagi. Hanya tiga puluh menit, oke!" seru Adam.

"Tidak Papa!" tegas Aisyah.

"Lebih baik kita bangunin Bang Marshall, Pa."

"Tapi Papa masih ngantuk, sayang," timpal Adam.

Aisyah tak menyerah agar Papanya bangun dari tempat tidurnya. Aisyah bangun dan berdiri, menarik tangan Adam.

"Ayo Papa bangun, kita harus bangunin Bang Marshall." Aisyah terus menarik tangan Papanya.

Aisyah mendengus karena Adam tak kunjung bangun, tiba-tiba Aisyah tersenyum menyeringai memandang Adam yang masih betah bergulung di atas kasur.

"Oke, jika Papa nggak bangun juga. Ais bakal bawa air di gelas dan menyiram ke wajah Papa." Ancam Aisyah seraya bertolak pinggang menatap Papanya.

Dengan terpaksa Adam membuka matanya dan bangun, sembari mengerucutkan bibirnya menatap Aisyah yang tengah terkiki-kikik.

"Iya...ini Papa bangun, Ais senang?" Aisyah hanya tersenyum menanggapi keluhan Papanya.

Aisyah melompat naik ke punggung Adam lalu mencium pipi kiri Adam.

"Cepat Papa, kita bangunin Bang Marshall."

"Siap Tuan Putri."

Adam bangun dan menuruti kemauan Aisyah. Adam melangkah ke kamar Marshall hanya untuk membangunkan Marshall dari tidurnya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

bersyukurny ais jatuh ketangn orng yg betul2 syng sm ais

2023-07-27

1

Massunamiyatha

Massunamiyatha

duh tiba2 udah besar aje...apa hana jd gila ya...kasian hana...

2023-01-09

0

Pudji Widy

Pudji Widy

duhhh..anak kecil kok punya pemikiran mau nyiram muka bapak nya pakai air? yg ngajatin siapa??🤦🤦

2022-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pulang Kampung
3 Pingsan di hari pernikahan.
4 Hamil
5 Perlakuan Anton
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 84
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Bonchap 1
112 Bonchap 2
113 Bonchap 3
114 Bonchap 4
115 Bonchap 5
116 Bonchap 6
117 Bonchap 7
118 Bonchap 8
119 Promo Novel Baru
120 Novel Baru
121 Promo Novel Baru
122 Pengumuman Novel Baru.
123 Membawa novel baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Ternodai
2
Pulang Kampung
3
Pingsan di hari pernikahan.
4
Hamil
5
Perlakuan Anton
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 84
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Bonchap 1
112
Bonchap 2
113
Bonchap 3
114
Bonchap 4
115
Bonchap 5
116
Bonchap 6
117
Bonchap 7
118
Bonchap 8
119
Promo Novel Baru
120
Novel Baru
121
Promo Novel Baru
122
Pengumuman Novel Baru.
123
Membawa novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!