🌺 Tujuh tahun kemudian. 🌺
"Papa..." teriak gadis kecil dengan rambut di kuncir dua. Gadis kecil itu berlari menyongsong sang Papa yang baru pulang kerja, menyambutnya dengan senyuman manisnya jangan lupa dengan lesung pipinya.
Sang Papa langsung menangkap tubuh kecil itu dan membawanya ke dalam pelukannya, serta menciumi pipi gadis kecilnya.
"Gimana hari pertama sekolah?," tanya Papa.
"Seru, pa!" jawabnya riang.
Gadis kecil berkuncir dua itu adalah Aisyah, kini gadis kecil itu tumbuh menjadi anak yang sangat menggemaskan bagi Papanya yang bernama Adam Adaskhan. Seorang pengusaha Asuransi yang cukup terkenal di ibu kota.
Adam membawa gadis kecilnya menuju kamarnya. Adam begitu sangat menyayangi Aisyah walaupun Aisyah bukanlah puteri kandungnya, tapi bagi Adam Aisyah segalanya.
Adam menurunkan Aisyah di atas ranjang king sizenya. "Papa, sebentar lagi Ais 'kan ulang tahun, Ais ingin di rayakan di sekolah bersama teman baru Ais," ucap Aisyah.
"Ok, apa sih yang nggak buat Ais." Adam mencubit hidung mungil Ais.
"Terima kasih Papa, Ais saaaayang Papa." Ais langsung mencium pipi kanan Adam. Adam 'pun tersenyum senang mendapatkan ciuman dari gadis kecilnya.
"Sekarang Papa harus mandi dulu, ya."
"Oke, Papa!" seru Aisyah, lalu Aisyah turun dari ranjang dan melangkah keluar kamar.
Saat kaki kecilnya melangkah, Aisyah berpapasan dengan Marshall, Kakak angkat Aisyah.
" Abang, mau kemana?, Ais ikut dong."
"Nggak!," jawabnya ketus.
"Huh, Bang Marshall selalu begitu!, Ais 'kan juga ingin ikut main sama Bang Marshall," cetus Aisyah sembari mengerucutkan bibirnya, sedangkan Marshall sudah pergi turun ke bawah dan akan bermain basket di halaman rumah.
Walaupun Marshall adalah Kakak angkatnya, akan tetapi Marshall bukanlah anak kandung dari Adam Adaskhan. Melainkan anak dari hasil perselingkuhan istrinya bersama pacarnya. Marshall dan Aisyah hanya selisih umur dua tahun. Adam tak begitu menyayanginya karena selalu teringat dengan istrinya yang sedang bercinta dengan pacarnya saat dirinya tiba dari luar kota.
Flashback.
Hari ini Adam berencana akan memberikan surprise buat istrinya yang bernama Marisa. Ini adalah hari Anniversary pernikahannya yang ke Tiga.
Adam yang mempercepat kepulangannya dari luar kota hanya untuk merayakan Anniversary bersama Marisa. Adam tersenyum bahagia saat dirinya sudah tiba di depan rumahnya, Adam melangkah masuk sembari membawa sebuket bunga kesukaan Marisa.
"Semoga Marisa suka." Adam menatap kalung liontin yang ada di tangannya.
Senyum Adam terus terpancar di bibirnya saat menaiki anak tangga, tapi saat sudah tiba di depan pintu kamarnya. Samar-samar Adam mendengar des*ahan dari dalam kamarnya, dengan pelan Adam membuka pintu kamarnya dan mengintip apa yang sedang Marisa lakukan.
Adam tertegun melihat pemandangan dimana istrinya sedang di ber*cinta dengan pria lain. Adam melihat betapa panasnya per*cintaan mereka di atas ranjang, bahkan Marisa begitu menikmati hen*takkan dari pria itu. Hati Adam benar-benar hancur, wanita yang selama ini dia cintai ternyata adalah penghianat. Karena sudah tidak tahan melihat istrinya sedang dicumbu oleh pria lain, Adam membuka pintu kamarnya secara kasar.
Brak
Pintu terbuka lebar dan Adam berdiri di gawang pintu dengan tatapan nyalang.
"Mas!" cicit Marisa yang masih di bawah Kungkungan lelaki itu.
"Jadi selama ini kamu menghianatiku," sarkas Adam penuh kemarahan.
Mata Adam memerah, menyiratkan kemarahannya. Lalu tanpa ba bi bu, Adam langsung menerjang lelaki itu tanpa ampun.
"Dasar brengsek!" pekik Adam sembari terus memukul pria itu
"Mas...stop!" jerit Marisa.
Tapi Adam terus memukul pria selingkuhan Marisa, karena Adam tak berhenti menghajar kekasih gelapnya. Marisa langsung memeluk Adam dari belakang dan berusaha menarik tubuh Adam agar berhenti memukul kekasihnya.
" Lepas!" hardik Adam.
"Oke, aku akan lepaskanmu Mas. Tapi aku mohon jangan memukul dia lagi." Pinta Marisa.
Adam mendengus, Adam melepaskan tangan Marisa yang melingkar di perutnya dengan kasar. Lalu memandang Marisa dengan pandangan jijik.
"Berapa lama kamu selingkuh sama dia!" Desak Adam dengan tatapan tajam.
"Itu, bukan urusan kamu, Mas." Bantah Marisa.
"Baiklah mulai saat ini aku akan menceraikan kamu!" Hardik Adam.
Hari berikutnya Adam mengajukan perceraiannya ke pengadilan agama, dan hal itu diketahui oleh Papanya yang sedang sakit. Papanya meminta jangan bercerai dengan Marisa karena Papanya Adam pernah berhutang nyawa kepada Papanya Marisa. Dengan terpaksa Adam mencabut pengajuan perceraiannya karena itu adalah permintaan terakhir Papanya.
Flashback off.
Adam selesai mandi dan kini Adam sedang menemui putri tercintanya, Aisyah. Adam mengintip kamar Aisyah yang memang pintunya terbuka sedikit. Adam tersenyum, melihat Aisyah sedang bermain bersama boneka-bonekanya sambil berceloteh, Adam mengetuk pintunya.
"Boleh Papa masuk?"
"Boleh dong, Papa."
"Kenapa main sendiri, Mbaknya mana?" tanya Adam.
"Mbak lagi membantu bibi di dapur," sahut Aisyah.
Adam mengangkat tubuh Aisyah dan mendudukkannya di pangkuannya. Adam mengelus kepala Aisyah dengan sayang.
"O iya, Ais mau kado apa dari Papa?"
Ais memicingkan matanya sembari mengetuk-ngetuk telunjuknya di dagunya.
"Ais pengen adik, Pa!" Pinta Aisyah.
"Kalau soal adik Papa nggak bisa ngabulin, Sayang," tukas Adam lembut.
"Yaaah, kenapa nggak bisa?. Teman-teman Ais banyak yang punya adik, Pa," ucap Aisyah pelan.
Adam tersenyum lembut kepada Aisyah lalu mendekap Aisyah, mana mungkin Adam menceritakan kelakuan wanita ular itu kepada Aisyah, putri kecilnya.
"Karena Mama sudah tak mau punya bayi lagi, Sayang. Lagian Mama sibuk dengan urusannya."
"Kalau gitu, Ais nggak mau minta kado dari Papa. Ais maunya Papa selalu ada buat Ais dan Bang Marshall." Ucap Aisyah tulus.
"Papa akan selalu ada buat Ais, kapanpun."
" Bang Marshall juga dong, Pa!" seru Aisyah.
"Iya...," jawab Adam singkat.
"Permisi Tuan, Non. Makan malamnya sudah siap," ucap Mbak Anin.
"Ayo, kita makan dulu." Ajak Adam sembari menurunkan tubuh Aisyah dari pangkuannya.
Adam dan Aisyah melangkah ke luar kamar dan bersamaan Marshall juga keluar dari kamarnya. Pandangan mata Marshall tertuju kepada tangan Adam yang menggandeng tangan Aisyah. Hati Marshall meringis melihat perlakuan Adam yang lebih menyayangi Aisyah di bandingkan dengannya.
"Abang, Ayo kita makan malam bersama," ucap Aisyah riang.
Tapi Marshall tak menyahutinya dan memilih melangkah lebih dulu daripada turun bersama Aisyah dan Adam.
"Abang, kenapa selalu begitu sih sama Ais?" ucap Aisyah sedih.
"Sudah, biarkan saja."
Aisyah dan Adam tiba di meja makan, Adam menarik satu kursi buat Aisyah lalu Adam juga ikut duduk. Semua perlakuan istimewa Adam kepada Aisyah tak luput dari pandangan Marshall yang hatinya semakin tercubit sakit.
Kenapa Papa begitu menyayangi Aisyah, sedangkan denganku Papa selalu berlaku cuek bahkan nggak peduli denganku. Kapan Papa akan memperlakukan aku sama seperti Aisyah, aku juga ingin merasakan di peluk sama Papa.Batin Marshall.
Mata Marshall berkaca-kaca tapi Marshall menyembunyikan kesedihannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Nur Lizza
kasihan adam.dn jg hanna
2023-07-27
0
fitria cahyasari
Baru dapat novel kayak gini 🥰
2022-03-09
0
Sukliang
kshan ya adam, 2 anak yg asuh, bukan anak ksndung
2022-03-07
0