Hana menggeliatkan tubuhnya dan meraba di mana bayinya berada. Hana mengernyitkan dahinya saat tak menemukan anaknya bahkan Hana tak mendengar suara rengekkan Baby Ais. Hana membuka matanya sempurna dan melihat ke sisi ranjang tak menemukan bayinya lalu Hana mengalihkan pandangannya ke bawah ranjang di mana Anton tidur dan tempat tidurnya juga kosong.
Hana masih berpikir positif, lalu Hana turun dari kasur dan mencari keberadaan Anton juga bayinya di rumahnya.
"Mas...," panggil Hana. Hening.
"Dimana Mas Anton membawa Ais," gumam Hana.
Lalu Hana melangkah ke dapur mencari ibunya yang biasanya tengah mencuci baju di kamar mandi.
"Bu..." seru Hana.
"Iya Na," sahut Ibu Dumiya dari dalam kamar mandi.
"Ibu lihat Mas Anton nggak sama Aisyah?" tanya Hana.
"Ibu teu (Nggak) lihat, dari tadi ibu di dapur."
"Kemana ya Mas Anton membawa Ais?, apa jangan-jangan mengajaknya jalan pagi, tapi ini masih terlalu pagi!"
Hana masih berpikir positif tentang hilangnya Anton dan Baby Ais, Hana lalu membantu Ibunya di dapur memasak nasi. Pak Rusli datang dari masjid dan Pak Rusli merasa ada yang kurang tapi tak tahu itu apa yang merasa kurang. Pak Rusli mengganti baju kokonya dengan pakaian santai, Pak Rusli baru tersadar ternyata yang kurang itu adalah tidak mendengar suara rengekkan Baby Ais.
Biasanya saat Pak Rusli pulang dari masjid, cucunya pasti sudah bangun. Tapi sekarang terlihat sepi, lalu Pak Rusli berlalu dari kamarnya dan mencari Hana.
"Na..."panggilnya.
"Iya pak.."
Hana bergegas menemui bapaknya," Ada apa Pak?" tanya Hana.
"Cucuku kok nggak kelihatan?"
"Sama mas Anton, soalnya pas Na bangun. Mas Anton dan Aisyah sudah nggak ada, mungkin mas Anton ngajak jalan-jalan pagi," jawab Hana.
"Sepagi ini!" seru Pak Rusli," Bahkan di luar belum terang, coba kamu hubungi Anton dan suruh pulang," titah Pak Rusli.
Hana memutarkan tubuhnya dan segera mencari handphonenya lalu Hana menghubungi Anton, tapi nomor Anton tidak bisa di hubungi, Hana mencoba lagi menelpon Anton tapi yang jawab hanya suara operator.
"Kenapa nomornya nggak bisa di hubungi ya," gumam Hana yang mulai di serang cemas.
Hana keluar dari kamarnya untuk menemui bapaknya yang tengah duduk.
"Gimana?" tanya Pak Rusli.
Hana menggeleng lemah, "Handphone mas Anton nggak aktif, Na sudah berkali-kali menelponnya tapi nggak aktif."
"Ya sudah, coba Bapak cari di luar. Mungkin Anton ngajak ke rumah orang tuanya," ucap Pak Rusli berusaha berpikir positif.
Pak Rusli pun keluar rumah dan sambil mencari Anton, siapa tau Anton ngajak cucunya jalan-jalan pagi. Pak Rusli tiba di rumah orang tua Anton dan segera mengetuk pintu.
Pintupun di buka oleh Ibunya Anton, Ibunya Anton mengernyitkan dahinya menatap Pak Rusli yang bertamu di pagi hari.
" Ada angin apa Pak Rusli datang kesini?". Menatap sinis Pak Rusli.
"Saya datang kesini mau cari Anton."
"Teu aya! (Nggak ada!)" seru Ibunya Anton.
"Ibu jangan ngebohongi saya!"
"Ck, buat apa saya bohong. Kalau tidak percaya sok aja di cari," ucapnya kesal.
Karena Pak Rusli tidak mau mencari ribut, apa lagi ini masih pagi, Beliau memilih pulang sambil terus mencari Anton dan cucunya.
Sedangkan Hana sudah gelisah, hati Hana sudah tak tenang. Akhirnya Hana memutuskan mencari Anton sendiri.
"Bu..." teriak Hana.
"Iya, kenapa?", jawab Ibu Dumiya.
"Na cari Mas Anton dulu, Na nggak tenang kalau hanya nunggu di rumah saja." Seraya melangkah ke luar rumah.
"Oh iya, Bu. Kalau Mas Anton pulang tolong hubungi, Na," pinta Hana. Ibu Dumiya mengangguk.
Hana mencari dan bertanya kepada setiap warga yang Hana temui di jalan. Saat akan berjalan menuju persimpangan jalan, Hana bertemu Ibu warung dan bertanya kepada Ibu warung.
"Bu, mau tanya?, apa Ibu lihat Mas Anton, suami saya."
"Lihat-lihat, tadi pagi-pagi sekali pas saya mau ke pasar lihat si Anton bawa bayi. Setelah itu, Ibu lihat si Anton di jemput sama perempuan lalu mereka pergi bersama perempuan itu juga bayinya," ungkap Ibu warung.
"Kemana Bu mereka pergi?" Hana semakin gelisah mendengar Anton membawa pergi bayinya.
"Ibu nggak tau mereka pergi ke mana?, tapi yang jelas mereka pergi ke arah sana." Tunjuk Ibu warung ke arah jalan.
Hati Hana semakin gelisah, saat Anton membawa pergi bayinya bersama perempuan yang di yakini Hana adalah Diah. Hana langsung menangis, bagaimana caranya mencari keberadaan Anton juga bayinya.
"Hana, kamu kok nangis?" tanya Ibu warung yang bingung melihat Hana Tiba-tiba nangis.
"Bu...bayi yang di bawa Mas Anton adalah bayi saya." Tangis Hana semakin pilu.
"Jadi si Anton culik bayi kamu!" pekik Ibu warung.
"Ya Allah,Na...kalau Ibu tahu itu bayi kamu, sudah Ibu ambil bayi kamu dari si Anton brengsek itu." Kesal Ibu warung.
" Terus gimana dengan bayi saya, Bu..."
Pak Rusli yang memang masih mencari Anton, melihat Hana tengah menangis di temani Ibu warung.
"Hana kenapa nangis?" gumam Pak Rusli.
Pak Rusli segera menghampiri Hana, "Na, kenapa kamu nangis?" tanya Pak Rusli.
Hana menengok dan langsung memeluk Pak Rusli, tangisan Hana semakin pecah. Hana tak mampu menjawab pertanyaan Pak Rusli, hati Hana semakin hancur. Buah hatinya yang dia jaga segenap raganya di bawa pergi oleh lelaki yang sering menyakitinya setiap saat, bahkan rasa sakit yang Anton torehkan belum kering kini rasa sakit itu semakin menganga.
"Bu, apa yang terjadi?" tanya Pak Rusli kepada Ibu warung.
Ibu warung menghela nafasnya lalu menatap Hana iba, lalu Ibu warung menceritakan semuanya kepada Pak Rusli tentang Anton yang membawa bayi Hana.
"Kurang ajar!" pekik Pak Rusli emosi
"Kalau saya tau dia punya niat jahat,nggak akan saya biarkan lelaki brengsek itu tinggal di rumah saya."
"Pak..." lirih Hana di sela tangisannya.
"Bapak akan cari si Anton sampai ketemu dan Bapak janji akan bawa bayimu kembali ke pangkuan Na." Janji Pak Rusli dengan emosi yang dia tahan.
"Ayo, kita pulang dulu. Setelah itu Bapak akan mencari si brengsek itu bersama kakak kamu."
" Bu, terima kasih atas informasinya, kami permisi dulu." Pamit Pak Rusli.
"Iya, semoga bayi Hana ketemu," sahut Ibu warung.
Hana dan Pak Rusli pergi dan sesegera mungkin mencari keberadaan Anton dan cucunya. Pak Rusli tak mau membuang waktunya, beliau akan meminta tolong kepada teman-temannya mencari Anton, juga meminta bantuan sama Pak RT.
Tiba di rumah, Pak Rusli segera mencari anak sulungnya dan menceritakan semuanya. Tentu hal itu membuat Hasan geram dan emosi, serta semakin membenci Anton. Tak mau membuang waktu, Pak Rusli dan Hasan mencari Anton di bantu teman-temannya serat Pak RT.
___
Bantu kasih like ya 👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Nur Lizza
gk sbr lht anton busuk di penjara
2023-07-27
1
Elis Windayani
penjarakan saja si anton dan diah biar tau rasa dia
2022-03-09
0
Diah Karunia
si antonn ma jalangnya wajib kena karma😤
2022-03-07
0