Chapter 18

Hana mengerjapkan matanya, dan menatap sekeliling kamarnya. Hana tersadar dan langsung terbangun, ingatannya kembali kepada buah hatinya yang telah di jual oleh Anton.

" Hana!, kamu mau kemana, Nak!" teriak Ibu Dumiya yang melihat Hana berjalan keluar kamar dengan tergesa-gesa.

" Aisyah... Aisyah!" teriak Hana memanggil bayinya.

"Bu, Aisyah mana, Bu?" pekik Hana memandang wajah ibunya.

" Aisyah belum ketemu, Nak!" sahut Ibu Dumiya.

"Aku harus segera mencari Bayiku, Bu." Hana bergegas keluar rumah dan mencari Aisyah.

Hana terus memanggil nama bayinya, semua warga menatap Hana heran dan juga bertanya-tanya. Hana berlari seperti tak tentu arah, yang terpenting baginya Aisyah ketemu dan bisa berkumpul lagi dengannya.

Hana yang sudah lelah berlari ke sana ke sini, menjatuhkan tubuhnya di tengah jalan sembari menangis tersedu-sedu.

"AISYAH...." Jerit Hana di tengah jalan, Hana bersimpuh di tengah jalan dan semua warga memandangi Hana dengan iba.

"Hana, ayo bangun Nak." Bujuk Ibu Dumiya sembari menangis melihat kondisi Hana yang sangat memprihatinkan.

" Nggak, Bu. Hana harus mencari Aisyah." Suara Hana semakin serak, "Mas Anton sudah menjual bayiku, Bu. Aku harus menemui orang yang sudah membeli bayiku,Bu," lirih Hana menjelaskan semuanya.

"Apa!, Anton menjual cucuku!" pekik Ibu Dumiya seraya menutup mulutnya dan membulatkan matanya.

" Dasar lelaki brengsek!" jerit Ibu Dumiya. Orang mana yang tak akan marah, orang mana yang menerima cucunya di jual. Pastilah semua orang tak akan menerimanya.

Ibu Dumiya akhirnya juga ikut menangis, menangis kehilangan cucu kesayangannya. Rossiyana yang melihat kesedihan keduanya juga ikut menitikkan air matanya. Rossiyana lalu menghampiri mereka.

" Bu, Na. Ayo bangun." Bujuk Rossiyana dan membantu Ibu mertuanya bangun dari duduknya.

"Na, ayo. Mas Hasan dan Bapak sedang mencari keberadaan Anton. Jadi kita tunggu di rumah," bujuk Rossiyana.

***

Pak Rusli saat ini sedang menunggu Hasan di tempat yang sudah mereka janjikan, dengan perasaan yang tak menentu Pak Rusli menatap ke depan, dan tengah berpikir dimana lagi beliau harus mencari keberadaan Anton karena sampai saat ini Pak Rusli belum bisa menemukan Anton.

" Pak..." panggil Hasan.

"Bagaimana?, apa kamu berhasil menemukan Anton?" cecar Pak Rusli.

Hasan menggeleng lemah, "Maaf, Pak. Hasan nggak berhasil menemukan Anton. Anton sudah kabur lebih dulu dan Hasan sudah berusaha mengejar bis yang di tumpangi si brengsek itu tapi sayang, bis yang di tumpangi Anton nggak bisa Kami kejar." Anton menundukkan kepalanya.

"Lebih baik kita pulang dulu," sahut Pak Rusli yang tak ada semangatnya.

Pak Rusli dan Hasan, akhirnya memutuskan pulang dulu dan juga terus berpikir bagaimana caranya menemukan keberadaan Anton.

Tiba di rumah, Pak Rusli menghela nafasnya dan berusaha tetap tenang. Lalu melangkah masuk ke dalam rumah, Pak Rusli mengernyitkan dahinya menatap sekeliling rumahnya sepi.

"Bu...,Hana..." Panggil Pak Rusli, " Semuanya pada kemana?" gumam Pak Rusli.

Pak Rusli duduk, sambil terus berpikir gimana caranya menangkap Anton.

"Bapak!" seru Ibu Dumiya yang baru tiba di rumah.

"Aisyah... Aisyah" gumamnya Hana dengan pandangan kosong.

"Hana kunaon ( kenapa ) Bu!" Pak Rusli langsung bangkit dari duduknya saat melihat Hana seperti orang linglung.

Ibu memandang wajah kuyu Hana, perasaannya sakit melihat putrinya jadi seperti ini. Ibu Dumiya menghela nafasnya, lalu balik memandang wajah suaminya yang terlihat lelah.

"Nanti Ibu ceritakan, sekarang Ibu mau bawa Hana ke kamarnya dulu," jawab Ibu Dumiya.

Hana terus menerus memanggil nama bayinya dengan lirih. Ibu Dumiya mendudukkan Hana di tepi ranjang.

"Rossi, tolong jaga Hana." Pinta Ibu Dumiya.

"Iya, Bu." Seraya menganggukkan kepalanya.

Ibu Dumiya kembali ke depan menemui suaminya dan ternyata ada Hasan bersama suaminya.

" Ibu bisa jelasin, kenapa dengan Hana?" tanya Pak Rusli.

Ibu Dumiya menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan. Ibu Dumiya memandangi suaminya dan juga Hasan.

"Hana bilang, Anton sudah menjual Aisyah," ucapnya sembari menundukkan kepalanya, Isak tangis mulai terdengar dari Ibu Dumiya yang tak bisa lagi menutupi kesedihannya.

"Apa!."

Pak Rusli dan Hasan kaget mendengar info baru dari Ibu Dumiya. Pak Rusli langsung terduduk lemah, sedangkan Hasan semakin murka terhadap Anton.

Aku bersumpah, akan menjebloskan si brengsek itu ke penjara. Dia harus mendapatkan ganjaran yang setimpal. Batin Hasan.

" Aisyah... Aisyah." Jerit Hana dan Hana berlari keluar dari kamarnya dan akan mencari Aisyah di luar rumah.

"Hana..." pekik Ibu dan Bapak serta Hasan.

Hasan segera menangkap tubuh Hana, saat Hana melewatinya. Hana memberontak di pelukan Hasan sambil terus memanggil bayinya.

"Aisyah!, tunggu Ibu, Nak!"

Hana terus berusaha melepaskan diri dari Hasan, lalu Hana menggigit tangan Hasan.

"Aw..." Ringis Hasan.

Hana terlepas, lalu Hana berlari keluar rumah. Hana berlari sambil tengok kana dan kiri, lalu pandangannya tertuju kepada bayi yang tengah di gendong oleh ibu muda.

" Bayiku, Aisyah!"

Hana berjalan cepat dan menghampirinya, lalu Hana merebut bayi itu dari ibunya.

"Bayiku, Aisyah!" Sambil merebutnya dari ibunya.

"Ini anakku teh!," pekik Ibu yang punya bayi, sambil terus mempertahankan anaknya yang berada di dalam gendongannya.

"Tolong... tolong..." teriak si ibu yang punya bayinya.

Hasan dan Pak Rusli segera datang dan menarik Hana, tapi Hana malah semakin menjerit histeris.Sambil terus memanggil nama bayinya.

"Aisyah...lepaskan aku!," sentak Hana kepada Pak Rusli dan Hasan.

"Aisyah...ini ibu, Nak!." Jerit Hana.

"Hana, bayi itu bukan Aisyah!," seru Pak Rusli sambil terus menarik Hana agar pergi menjauhi bayi ibu itu.

Lalu pandangan Hana tertuju kepada seorang anak kecil yang tengah bermain boneka bersama teman sebayanya. Hana menginjak kaki Pak Rusli serta menendang ******** Hasan dan Hana pun terlepas. Hana berlari ke arah anak kecil yang tengah bermain boneka bersama temannya, Hana merebut boneka tersebut dari tangan anak kecil itu dan membawanya pulang ke rumah.

Sontak saja anak kecil itu menangis karena bonekanya di rebut oleh Hana, Pak Rusli segera mendekat dan merayu anak itu agar tak menangis. Rayuan Pak Rusli berhasil dan anak kecil itu berhenti menangis. Pak Rusli segera menyusul Hana pulang ke rumah.

Tiba di rumah, hati Pak Rusli mencelos melihat anaknya tengah menimang boneka itu seakan boneka itu adalah bayinya, Aisyah. Pak Rusli melengos dari hadapan Hana dan terduduk di depan rumah menangisi putrinya yang benar-benar kehilangan bayinya.

"Ini semua gara-gara saya, andai saja waktu itu saya tidak mengizinkan Anton menginap tentu semua ini tidak akan pernah terjadi." Pak Rusli merutuki dirinya sendiri penyebab semua ini.

Pak Rusli memukul dadanya yang terasa sesak, " Bapak!" panggil Hasan yang kini ikut duduk di samping Pak Rusli.

"Ini semua salah Bapak, andai saja Bapak tidak memberi izin si Anton. Mungkin Aisyah masih bersama kita." Suara Pak Rusli bergetar menahan tangisnya.

'Sudahlah, Pak. Jangan menyalahkan diri sendiri, yang terpenting kita harus tetap berusaha mencari keberadaan Aisyah."

Pak Rusli mengangguk lemah dan Hasan menepuk-nepuk punggung Bapaknya. Walau sama sedihnya, Hasan tetap berusaha tenang menghadapi semuanya dan akan terus dan terus mencari Aisyah, keponakan tercintanya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

cpt hasan lapor polisi

2023-07-27

0

rani85

rani85

lanjutt. .

2022-03-09

0

Siti Aminah

Siti Aminah

lama2 aku jd bingung dhn cerita ini....kok lucu yah...ad orang...bayiny d culik trs d jual...kok gk lapor polisi...

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Ternodai
2 Pulang Kampung
3 Pingsan di hari pernikahan.
4 Hamil
5 Perlakuan Anton
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 84
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Bonchap 1
112 Bonchap 2
113 Bonchap 3
114 Bonchap 4
115 Bonchap 5
116 Bonchap 6
117 Bonchap 7
118 Bonchap 8
119 Promo Novel Baru
120 Novel Baru
121 Promo Novel Baru
122 Pengumuman Novel Baru.
123 Membawa novel baru
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Ternodai
2
Pulang Kampung
3
Pingsan di hari pernikahan.
4
Hamil
5
Perlakuan Anton
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 84
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Bonchap 1
112
Bonchap 2
113
Bonchap 3
114
Bonchap 4
115
Bonchap 5
116
Bonchap 6
117
Bonchap 7
118
Bonchap 8
119
Promo Novel Baru
120
Novel Baru
121
Promo Novel Baru
122
Pengumuman Novel Baru.
123
Membawa novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!