Anton kini tengah tersenyum senang, karena sudah mendapatkan uang dengan sangat cepat tanpa harus bersusah payah mencari kesan kesini mencari pinjaman. Setelah menjual bayinya Hana, Anton tak ingin membuang waktunya. Anton dan Diah bergegas pergi menemui Pak Joko untuk membayar hutangnya dan setelah itu Anton dan Diah berencana pergi ke kota, meninggalkan kampung halamannya dan juga akan segera menceraikan Hana.
Anton yakin, kalau dirinya tengah di cari oleh keluarga Hana dan Tak akan melepaskan dirinya begitu saja. maka dari itu Anton harus segera menyelesaikan urusannya dengan Pak Joko dan langsung pergi meninggalkan kota kecil ini.
Anton tiba di rumah Pak Joko, dan tanpa menunggu lama Anton langsung menemui Pak Joko.
"Nih, aku lunasin hutangku." Seraya melemparkan uang ke atas meja dan Pak Joko langsung meraih uang yang masih tertutup amplop coklat.
"Oke, pas uangnya." Pak Joko tersenyum senang.
Sesudah menemui Pak Joko, Anton dan Diah akan bersiap berangkat ke terminal. Anton dan Diah di buru oleh waktu, sebab keluarga Hana pun pasti sedang mencarinya.
Tiba di terminal, Anton dan Diah segera naik bis jurusan ibu kota. Anton tersenyum senang, karena bis yang akan membawanya sudah bergerak meninggalkan terminal. Anton bernafas lega, sudah berhasil melarikan diri dari kejaran serta amukan Pak Rusli juga Hasan.
"Mas, setelah kita sampai di Ibu kota. Mas janji ya, bakal nikahin aku," ucap Diah sembari menyenderkan kepalanya ke bahu Anton.
"Tentu dong, sayang. Kamu itu perempuan yang Mas cintai di dunia ini." Gombal Anton kepada Diah.
Diah tersenyum bahagia karena Anton akan menikahinya setelah mereka sampai di Ibu kota. Sedangkan di tempat lain, Hasan yang mendapat telpon dari temannya segera mengangkat telponnya.
" Halo..."
" San, tadi temanku melihat si Anton pergi ke terminal bersama perempuan. Tapi Anton tak terlihat bawa bayi."
"Apa!, terus bayi adikku di sembunyikan di mana sama si brengsek itu?"
"Soal itu, saya juga tidak tahu. Kamu tenang, saya dan yang lain bakal bantu kamu mencari bayi adik kamu."
"Iya, tolong bantu sampai ketemu." Desak Hasan.
Hasan mematikan sambungan teleponnya dan menghentak nafasnya kasar. "Ya Allah, Anton membawa keponakanku Kemana?" gumam Hasan.
"Ayo, kita cari ke terminal." Ajak Hasan kepada temannya.
Hasan tak mau membuang waktu dan segera bergerak ke terminal, berharap bisa menemukan Anton. Sampai di terminal, Hasan dan temannya berpencar mencari bis yang di tumpangi oleh Anton. Hasan berlari dan mengecek ke setiap bis. Semua bis sudah di cek tapi Anton tidak ketemu.
"Bagaimana?, apa sudah ketemu?" tanya Hasan.Temannya hanya menggelengkan kepalanya.
"Ayo, kita tanya ke petugas terminal. Apa sudah ada bis yang sudah berangkat!," tukas temannya.
Hasan pun mengangguk dan segera melangkah cepat ke bagian informasi.
"Pak!, apa ada bis yang sudah berangkat?" tanya Hasan cepat.
"Ada, jurusan ke Jakarta!, kenapa memangnya, Kang?"
" Apa sudah lama berangkatnya?". Desak Hasan tak sabaran.
"Sekitar...dua puluh menit yang lalu."
Hasan mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas berat. "Bagaimana?, apa perlu kita kejar?"
"Ayo, kita coba!," seru Hasan.
***
Sedangkan Hana terus menangis, menanti kabar tentang keberadaan bayinya. Ibu mana yang akan bisa tenang jika sang buah hati tidak ada di sampingnya juga tidak tahu keberadaannya. Sungguh sangat menyesakan dada, bagi Hana bayinya adalah nafasnya, hidupnya, jiwanya.
"Mas...tolong angkat telponku!" gumam Hana yang terus mencoba menghubungi Anton.
Hana tak pantang menyerah, Hana terus menerus menelpon Anton.
"Hallo..." Akhirnya di angkat telpon dari Hana.
"Mas!, dimana anakku?"
"Anakmu sudah saya jual, saya butuh duit buat bayar hutang saya. Maka dari itu saya terpaksa menjual bayi haram kamu."
"Tega kamu!, apa selama ini kamu belum puas menyakiti aku!" Hardik Hana, Hatinya sakit bahkan teramat sakit.
"Ha...ha...ha...Saya nggak pe-du-li. Satu lagi, saya talak kamu." Tut Tut Tut....Anton mematikan sambungan teleponnya.
"Hallo...Mas!" teriak Hana. Hana kembali menelpon Anton, tapi sayang nomornya sudah tak aktif lagi.
"Mas, dimana Bayiku..." Sembari terus menghubungi nomor telepon Anton, walau nomornya sudah tidak aktif lagi
Hana luruh ke lantai, Hana memegangi dadanya yang terasa terhimpit beban berat. Tangis Hana semakin pilu, dia benar-benar telah kehilangan buah hatinya yang selama ini dia jaga dengan penuh kasih sayang.
" Bayiku ..." lirih Hana di sela tangisannya.
Dunianya hancur dalam sekejap, nafasnya hilang di bawa pergi. Sakit... sungguh sakit, hidupnya, nafasnya, jiwanya menghilang karena lelaki brengsek yang tak memiliki hati nurani. Yang tega memisahkan ibu dan bayinya yang masih sangat membutuhkannya.
" AISYAH....." Jerit Hana,sungguh menyesakkan dada.
"Aisyah..."lirih Hana, " Bayiku...hiks...hiks..."
"Hana!, kamu kenapa, Na?" tanya Ibu Dumiya bingung melihat Hana terduduk di lantai dan menangis tersedu-sedu dan sangat menyayat hati
"Aisyah, Bu. Aisyah..." gumam Hana dengan tatapan kosong.
"Kenapa dengan Aisyah?"
"Ais---"Tiba-tiba kepalanya berat dan pandangan Hana semakin gelap dan Hana pingsan.
"Hana!. Na...bangun Na!" Ibu Dumiya panik sembari menepuk-nepuk pipi Hana.
"Rossi..." Teriak Ibu Dumiya.
Rossiyana yang memang akan menemui Hana, tersentak kaget dengan teriakan dari Ibu mertuanya. Rossiyana segera melangkah cepat mendatangi ibunya.
"Ya Allah, Bu. Hana kenapa?" tanya Rossiyana di ambang pintu
"Jangan banyak tanya, cepat bantu Ibu angkat Hana." Pinta Ibu Dumiya dengan suara bergetar karena panik.
Ibu Dumiya dan Rossiyana mengangkat tubuh Hana ke kamar dan merebahkan tubuh Hana ke kasur.
"Cepat ambil minyak kayu putih." Suruh Ibu Dumiya.
Rossiyana segera mencari minyak kayu putih dan setelah itu, langsung di dekatkan minyak kayu putih ke hidung Hana.
" Na...bangun Na..." Ibu Dumiya terus menepuk pipi Hana.
"Apa yang terjadi, Bu?"
'Ibu juga tidak tahu!"
Sedangkan di tempat lain Anton tengah tertawa bahagia dengan penderitaan Hana. Anton benar-benar tidak menyesal telah menjual bayi Hana yang bahkan masih sangat membutuhkan Hana sebagai ibunya. Yang terpenting hutangnya lunas dan juga tidak di kejar-kejar oleh anak buah Pak Joko. Satu lagi rumah orang tuanya terselamatkan dari hutangnya.
Ini sebagai balasan atas penghianatan kamu kepada saya, Hana!. Saya sangat membenci kamu , karena kamu sudah mencoreng hatiku karena ulah kamu sebagai wanita penghibur.
Ketidak terimaan Anton atas kehamilan Hana, membuatnya menjadi lelaki yang tak punya hati. Sakit hati karena wanita yang dulu dia puja-puja ternyata di belakangnya sering di tiduri oleh para lelaki hidung belang, sehingga membuat Hana hamil anak orang lain yang bahkan Hana sendiri tidak tahu siapa lelaki itu.
___
Jangan lupa tinggalkan like 👍👍
Salam sayang 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Neli Allen
cmg Hasan cpt temukan anton
2024-05-14
0
Nur Lizza
smg cpt ketemu aisy ny
2023-07-27
0
Tiadayanglain
Tulah jadi orang jngan bego ini satu keluarga bego semua mau nerima anton
2022-04-13
1