Baru beberapa saat yang lalu Alex dibuat kesal karena harus melihat adik barunya yang begitu mengagumi Hiro. Bagi Alex, harusnya Key hanya mengagumi dirinya sebagai kakak baru yang tampan dan baik hati. Bukan malah sebaliknya, Key justru mengagumi Hiro yang notabenenya pria yang baru saja dia kenal.
Dan kali ini kekesalan Alex semakin bertambah saat Jesy sang kekasih terus mengomel karena dirinya yang telat datang. Padahal Alex hanya telat lima menit dari biasanya. Itupun karena dia yang harus memberi wejangan pada adik barunya.
"Honey, buruan ngebut. Nanti aku telat, dosen yang nagajar kelas pagi aku killer banget. Aku gak mau kena omelannya," ujar Jesy untuk ke sekian kalinya. Hingga detik selanjutnya, Alex langsung menginjak pedal gas untuk menambah laju kecepatan mobilnya.
"Honey, jangan ngebut-ngebut gini," teriak Jesy dengan wajah panik.
"Tadi katanya suruh ngebut," sahut Alex kesal karena merasa serba salah. Apalagi sejak tadi sang kekasih terus mengomel tak jelas.
"Iya tapi gak sekenceng ini juga. Aku belum mau mati!" pekik Jesy dengan kedua tangannya yang semakin erat menggenggam sabuk pengaman.
Huh...rasanya Alex ingin sekali menghentikan mobilnya dan menyeret Jesy keluar dari dalam mobilnya. Karena jujur saja Alex merasa pusing sendiri mendengar celotehan sang kekasih yang kelewat cerewet itu.
Bahkan saat ini rasanya Alex juga ingin sekali mengatakan putus pada Jesy. Namun sayang, untuk kembali menyandang status playboy jomblo, dia masih enggan. Hingga mau tak mau Alex hanya bisa mencoba bersabar sampai saatnya dia bisa memutuskan Jesy setelah dirinya mendapatkan pengganti yang lebih tepat.
~
Seperti janjinya tadi pagi. Sebelum makan siang Alex sudah berada di perusahaan Aditama Group untuk bertemu Hiro. Ralat, lebih tepatnya bertemu dengan partner yang akan menjadi pasangannya untuk membuat iklan pakaian terbaru yang akan di luncurkan oleh perusahaan Dad Kim.
"Kak Hiro ada mbak? Saya sudah buat janji dengannya" tanya Alex pada sekertaris pribadi Hiro.
"Ohh.. pak Alex ya?" tanya sekertaris Hiro hingga membuat Alex membelalakan kedua matanya saat mendengar kata Pak Alex.
"Jangan panggil saya pak Alex. Apa saya terlihat setua itu?" tanya Alex sembari menaik turunkan kedua alisnya dan pandngan mata fokus pada sekertaris Hiro.
"Ehh...." wajah sekertaris Hiro nampak memerah saat dirinya menjadi pusat perhatian Alex. "Lalu saya harus panggil apa?"
"Panggil Alex aja. Atau panggil sayang juga boleh," goda Alex hingga membuat wajah sekertaris Hiro semakin memerah bahkan ia terlihat salah tingkah.
"Kamu bisa aja," ujar sekertaris Hiro. "Pak Hironya ada di dalem. Alex bisa langsung masuk aja. Udah di tunggu sejak tadi," sambungnya.
"Ohh oke... aku masuk dulu ya," pamit Alex dengan mengedipkan salah satu matanya sebelum akhirnya berjalan ke arah pintu ruangan Hiro.
"Aduhh...ganteng banget. Sayangnya masih berondong," gumam sekertaris Hiro hingga membuat sudut bibir Alex tertarik keatas. 'Lihatlah pesona seorang Kim Alexander tak perlu di ragukan lagi.'
Tok.. Tok.. Tok..
Alex mengetuk pintu ruangan Hiro.
"Masuk!" perintah Hiro dari dalam. Dan tanpa menunggu lama, Alex langsung melenggang masuk ke dalam ruangan Hiro.
"Selamat siang mantan calon kakak ipar," seru Alex dan berjalan mendekat ke arah meja kerja Hiro.
"Ckk... dasar gila," sahut Hiro sembari menggelengkan kepalanya. Dia mengetahui jika Alex dulu sempat menyukai Ayura. Hingga dirinya tak kaget saat Alex memanggil dirinya mantan calon kakak ipar.
Alex terkekeh. Dan tanpa permisi langsung mendudukan tubuhnya di kursi yang berada tepat di hadapan Hiro. "Katanya mau nemuin gue sama model cewek yang bakalan jadi partner gue. Mana orangnya? Belum dateng?" tanya Alex tak sabar.
"Udah. Udah dateng, tuh dia duduk di sana," ujar Hiro menunjuk sofa sudut yang ada di ruangan itu dengan ekor matanya. Hingga Alex yang sudah sangat penasaran langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah yang di maksud oleh Hiro.
Deg
Alex diam terpaku saat kedua matanya menatap sosok gadis cantik yang kini tengah tersenyum manis padanya. Alex tak menyangka, sosok gadis yang sudah memporak-porandakan hatinya kini ada di hadapannya.
Jantung Alex kembali berdetak tak menentu. Setelah dua bulan lebih Alex mencoba mengubur perasaannya. Mencoba melupakan cinta pertamanya. Kenapa justru sekarang dia kembali lagi setelah luka yang dia tinggalkan hampir sembuh sempurna. Kenapa?
Alex memutar tubuhnya kembali menghadap ke arah Hiro. "Kak Hiro yakin dia yang bakalan jadi partner gue?"
"Yakin. Kan itu cewek udah sesuai banget sama kriteria model cewek yang elo mau," sahut Hiro mencoba santai.
"Tapi....."
"Kenapa? Lo takut jatuh cinta lagi sama dia?"
Alex membelalakan kedua matanya tak percaya. "Kak Hiro tau dari mana?"
"Hmm... Zea udah cerita semuanya sama gue. Awalnya dia juga nolak buat jadi model iklan produk baru bokap lo begitu tau kalau dia akan berpasangan sama elo," ujar Hiro. "Tapi gue berusaha yakinin dia. Karena gue ngarasa Zea satu-satunya model yang cocok buat model pakaian ini. Dan gue yakin dengan lo dan Zea yang jadi model pakaian ini, pasti produk bokap lo bakalan booming dan bisa mencapai target penjualan," sambung Hiro lagi.
Alex masih terdiam. Dia tak tau harus berkata apa lagi.
"Semua balik lagi ke elo. Kalau elo gak mau berpasangan sama dia, gue bisa cari model cewek yang lain. Tapi gue gak bisa seyakin sekarang kalau produk pakaian itu bisa sebooming jika Zea yang jadi modelnya," ujar Hiro kembali menjelaskan pandangannya pada Alex.
"Ya udah deh kak. Gue ngikut elo aja. Mana yang terbaik. Gue gak masalah mau di pasangin sama siapa aja. Gue profesional gak bakalan nyangkuti masalah pribadi dengan kerjaan."
"Nice. Kalau gitu kita makan siang dulu. Abis itu kita bahas masalah kontrak dan konsep untuk pemotretannya," ujar Hiro berdiri dari duduknya setelah merapikan berkas kontrak yang akan mereka tanda tangani nanti.
Makan siang Alex dan Zea terasa sangat kaku. Padahal dulu mereka sangat dekat. Namun sekarang terlihat jelas jarak antara keduannya. Mereka sama-sama seperti dua orang asing yang baru pertama kali bertemu. Namun untungnya masih ada Hiro yang bisa mencairkan suasana. Bahkan pembahasan setelah makan siang tentang kontrak dan konsep pemotretan pun berjalan dengan sangat lancar.
"Mungkin ada yang ingin kalian tanyakan sebelum kita tutup meeting kali ini?" tanya Hiro pada Alex dan Zea. Namun kedua orang itu sama-sama mengatakan tidak.
"Baiklah kalau gak ada yang di tanyakan. Meeting kali ini selesai sampai disini," ujar Hiro menutup meeting mereka.
"Berarti gue udah boleh pulang kan kak?" tanya Alex yang merasa sudah tak betah berada satu ruangan dengan Zea.
"Ya udah pulang sana," usir Hiro, hingga membuat Alex langsung pamit meninggalakan ruangan itu.
"Shitt..." umpat Alex begitu keluar dari ruangan Hiro. Perasaannya kini kembali campur aduk setelah melihat Zea. Alex merasa kesal. Tapi dia juga merasa senang. Dan Alex sendiri tak tau apa yang saat ini hatinya inginkan.
"Alex......" panggil Zea saat Alex hendak masuk ke dalam lift. "Bisa kita bicara sebentar?" tanya Zea dengan wajah memohon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Alula Shahin Lashirania
lanjut thor
2022-02-11
1
Bunda Ayu
ya dah Lex km sama zea...biar key buat kak hiro
2021-12-21
1
Suho
kikim sama nana/keyra aja thor
2021-12-17
1