Key menatap mom Lisa dengan pandangan bingung. Dia tak mengerti kenapa dia harus tinggal di rumah mereka. Padahal Key masih mempunyai rumah peninggalan ayahnya.
"Mau ya tinggal sama tante," pinta mom Lisa sedikit memohon.
"Tapi kenapa Key harus tinggal sama om dan tante? Key kan masih punya rumah peninggalan ayah Key." Key masih menatap bingung Dad Kim dan mom Lisa secara bergantian.
"Ayah kamu yang meminta om dan tante jagain kamu. Jadi mulai saat ini kamu sepenuhnya tanggung jawab om dan tante nak," ujar Dad Kim menjelaskan.
"Tapi Key bisa jaga diri Key sendiri."
"Tante tau itu. Tante tahu kamu anak yang mandiri. Tapi tante akan lebih tenang jika kamu tinggal bersama tante. Karena walau bagaimana pun ini permintaan terakhir ayah kamu pada kami," ujar mom Lisa.
"Tapi Key......"
"Kamu mau ya Key. Tante mohon," pinta mom Lisa dengan penuh permohonan. Bukan hanya karena permintaan pak Santoso untuk menjaga Key, tapi juga karena mom Lisa sudah begitu menyayangi sosok gadis remaja baik hati di depannya. Mom Lisa tak mungkin tega membiarkan gadis berusia tujuh belas tahun tinggal sendirian.
Dan untuk kesekian kalinya, Key menatap mom Lisa dan Dad Kim bergantian. Jujur saja dia takut ikut tinggal dengan keduanya, karena pada dasarnya dia sama sekali tak mengenal Dad Kim maupun mom Lisa.
Walau sejauh ini Key merasa mereka berdua adalah sosok yang baik, tapi di sudut hatinya ada perasaan khawatir. Khawatir jika Dad Kim maupun mom Lisa hanya berpura-pura baik padanya.
"Key, kamu mau kan?" tanya mom Lisa lagi. Ia dapat melihat keraguan di wajah Key. Dan mom Lisa mencoba memaklumi itu, karena mereka berdua baru bertemu kemarin sore di rumah sakit.
"Apa kamu takut kami akan berbuat jahat padamu?" tanya Dad Kim yang juga melihat keraguan di wajah Key.
Key memilih diam dan menundukan kepalanya. Tak mungkinkan dirinya mengiyakan ucapan pria paruh baya di depannya. Karena itu sangatlah tidak sopan. Apalagi ayahnya selalu mengajarinya agar tak menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya ataupun hanya dari pandangan satu sisi.
"Kamu boleh kembali ke rumah ini kalau kamu tidak betah tinggal di rumah kami. Dan kamu juga boleh melaporkan kami kepolisi jika kami berbuat jahat padamu," ujar Dad Kim mencoba meyakinkan. "Jadi kamu mau kan tinggal bersama kami?"
Sejenak Key terdiam untuk menimbang-nimbang keputusan yang akan dia ambil. Hingga pada akhirnya dia memberanikan diri untuk menganggukan kepalanya. Ini semua ia lakukan semata-mata karena permintaan terakhir ayahnya yang sudah mempercayakan Dad Kim dan Mom Lisa untuk menjaga dirinya.
"Terimakasih nak," ujar mom Lisa dan langsung memeluk Key dengan sangat erat.
~
Sejak sampai di rumah, Alex terus mengumpat kesal. Bukan karena permintaan Dad Kim dan Mom Lisa yang memintanya menikah dengan Key, tapi karena nomer telepon Nana sahabat virtualnya tak bisa di hubungi sama sekali sejak kemarin.
Bahkan Alex terus menyalahkan dirinya, karena mengira Nana marah karena dia yang menggagalkan acara pertemua mereka. Padahal Alex lah yang terus memakasa agar bisa bertemu dengan Nana.
Sudah berbagai cara Alex lakukan untuk menghubungi Nana. Mulai dari mengirim pesan lewat nomer telepon ataupun mengirim pesan lewat akun gamenya. Tapi sampai sekarang satu pesan pun tak ada yang di baca oleh sahabat virtualnya itu.
Drt.. Drt.. Drt..
Suara nada dering telepon masuk dari ponsel membuat Alex langsung menyambar ponsel miliknya yang berada di atas nakas.
"Hallo, Nana. Kamu kemana aja? Kenapa dari kemarin nomer lo gak aktif? Gue khawatir sama lo. Gue kira lo marah sama gue. Maafin gue ya, gue gak nepatin janji. Tapi gue punya alasan yang jelas kok untuk itu," ujar Alex panjang lebar begitu panggilan telepon tersambung.
"Maaf? Kamu pikir dengan minta maaf bisa buat semuanya kembali kayak dulu? Yang kamu lakuin ke aku itu jahat, jahat banget. Aku gak mau kenal kamu lagi," ujar sang penelepon.
Sejenak Alex terdiam. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan suara orang di seberang telepon. Hingga detik itu juga dia menjauhkan ponselnya untuk melihat siapa yang meneleponnya.
"Ajiirr, bego banget lo Alex," gumam Alex saat mengetahui siapa yang menelepon dirinya.
"Kamu jahat mas. Jahat banget sama aku," ujar sang penelepon masih dengan suara anehnya dan disertai dengan tawa tertahan.
"Kak Hiro! Diem gak lo," pekik Alex kesal sekaligus malu. Bisa-bisanya dia menerima panggilan telepon tanpa melihat siapa yang meneleponnya. Huh, rasa khawatir kemarahan Nana padanya membuat Alex mengira yang meneleponnya adalah sahabat virtualnya itu.
Sedangkan di seberang telepon, kini Hiro sedang tertawa terbahak mendengar umpatan-umpatan yang terus keluar dari mulut Alex. Hiro yang memang termasuk golongan orang jail, membuat jiwa jahilnya meronta-ronta saat mendengar suara memelas Alex di seberang telepon. Hingga membuat dirinya berinisiatif menirukan suara wanita yang seakan menjadi sosok yang saat ini sedang sangan di khawatirkan oleh Alex.
"Ngapain kak Hiro telfon? Ganggu aja?" ketus Alex masih dengan nada kesal.
"Buset gaya lo kayak orang sibuk aje," sahut Hiro yang kini sudah berhasil menghentikan tawanya.
"Gue emang selalu sibuk kak."
"Cih..."
"Ngapain kak Hiro nelfon? Kangen ya sama gue?" tanya Alex dengan nada tengilnya.
"Dihh.. kurang kerjaan," sahut Hiro malas. "Gue cuma mau ngasih info ke elo," sambung Hiro.
"Info apa?"
"Gue udah dapet model cewek yang bakalan jadi partner lo buat pemotretan," ujar Hiro. "Pokoknya model yang ini udah sesuai banget sama kriteria yang lo mau," lanjutnya lagi.
"Seriusan? Coba kirim fotonya dong kak," sahut Alex penasaran. Kemarin saat berkunjung di kediaman Aditama, Alex memang meminta pada Hiro untuk mencarikan partner yang sesuai dengan kriteriannya. Dan karena permintaan anak rekan bisnisnya itu lah yang membuat Hiro mencarikan pasangan sesuai dengan yang diinginkan oleh Alex.
"Gak ada foto-fotoan. Biar lebih jelas, lebih baik lo besok ke kantor gue aja pas jam makan siang. Soalnya dia juga bakalan ada di kantor gue besok," ujar Hiro memberi saran yang terdengar seperti perintah. "Dan kalau lo setuju sama model yang ini, kita bisa langsung kontrak dia buat jadi model produk bokap lo," sambungnya lagi.
"Besok ya? Jam makan siang?"
"Iya....."
"Ntar dulu kak gue liat jadwal gue dulu. Apa jam makan siang besok gue ada janji atau enggak," ujar Alex dengan nada sok serius.
"Ehh... bang*e, gaya lo kayak orang sibuk," sahut Hiro kesal dan langsung membuat Alex tertawa. Karena dirinya bisa sedikit membalas ke jailan kakak ipar sahabatnya.
"Maafin gue ya, gue gak nepatin janji. Tapi gue punya alasan yang jelas kok untuk itu," ucap Hiro menirukan ucapan Alex tadi dengan nada meledek hingga tanpa basa basi Alex langsung mematikan panggilan telepon sepihak.
"Dasar jomblo tua!" umpat Alex dan langsung melempar ponselnya ke atas ranjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Alula Shahin Lashirania
lajut lagi thor
2022-02-11
2
Wati SH
🤣🤣🤣🤣🤣, sebenarnya pas baru episode 1, dah aqu simpen ning novel dirak buku, nunggu sampe tamat baru dibaca,tpi krn aqu dah gk sabaran maka baca sekarang aja lah,sambil nunggu kisah" yg lainnya tetep semangat author.
2022-01-23
1
Anah Olivia Halim
😂😂😂sampe ngakak saya baca ny thor💪💪💪
2021-12-28
1