Alex dan Bella menghentikan aktivitas makan mereka dan langsung mengarahkan pandangan ke sumber suara.
Alex menelan salivanya dengan susah payah. Jantungnya tiba-tiba berdebar tak karuan. Dia tak menyangka bisa bertemu Rose di cafe ini. Karena setahu Alex, rumah ataupun kampus Rose cukup jauh dari cafe ini.
'Anjirr mampus lo Alex,' batin Alex yang mulai khawatir dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Lex, kamu kok disini?" tanya Rose lagi saat menatap wajah Alex yang terlihat kaget saat melihat ke datangannya.
"Dia siapa kak?" tanya Bella mengalihkan pandangannya ke arah Alex.
"Ohh.. kamu lagi sama adik kamu," sela Rose yang mengira Bella adalah adik kekasihnya. "Hei adik manis. Kenalin, nama kakak Rose. Kakak pacar kak Alex, kakak kamu," ujar Rose sembari mengulurkan tangannya ke arah Bella. Bahkan dia tersenyum sangat manis demi mencuri hati gadis SMA di hadapannya.
"Pacar? Kakak jan ngaco deh," sahut Bella ketus. Dia bahkan tak berniat membalas uluran tangan Rose. Hingga mau tak mau Rose kembali menarik tangannya.
Rose masih tersenyum. Dia masih mencoba menahan kekesalannya pada Bella yang menurutnya bersikap tidak sopan. Bahkan sampai saat ini Rose masih mengira jika Bella adalah adik Alex.
"Kakak bicara jujur kok dek. Kalau gak percaya kamu tanya aja sama kakak kamu," ucap Rose dan tanpa permisi langsung mendudukan tubuhnya tepat di samping Alex.
"Kak, apa yang di bilang tante ini bener?" tanya Bella yang sebenarnya sama sekali tak percaya dengan ucapan Rose.
"What tante?" pekik Rose tak percaya. Sedangkan Bella sendiri justru sama sekali tak menggubris kekesalan Rose padanya. Karena menurut Bella, Rose memang seperti tante-tante. Karena make up yang dia pakai cukup tebal. Dan jangan lupakan lipstik merah menyala yang menghiasi bibir bervolume miliknya.
"Kak Alex. Apa bener dia juga pacar kakak?" tanya Bella lagi.
"Eits tunggu dulu." Rose menyela ucapan Bella. "Juga pacar?" tanya Rose untuk memastikan apakan pendengarannya salah atau tidak. Namun lagi-lagi Bella sama sekali tak menggubris pertanyaan Rose.
"Lex, ada apa ini? Apa bocah ingusan ini pacar kamu?" tanya Rose sembari menunjuk ke arah Bella dengan jari telunjuknya.
"Iya kalian berdua pacar gue," jawab Alex. Karena pada akhirnya dia tak bisa mengelak lagi.
"What?" pekik Rose dan Bella hampir bersamaan. Keduanya sama-sama tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar dari Alex.
"Jadi selama ini lo selingkuhin gue Lex?" tanya Rose tak percaya.
"Gue gak selingkuhin elo," jawab Alex mencoba memasang wajah datar. Padahal di dalam hati, dirinya sudah sangat ketar-ketir karena takut akan kemaranan dua wanita yang saat ini sama-sama memiliki status sebagai kekasihnya.
"Jadi maksud kak Alex, Bella disini yang jadi selingkuhan?" tanya Bella tak percaya.
"Bukan elo aja sih. Tapi Rose juga," jawab Alex apa adanya.
"Gimana gimana? Gue gak ngerti maksud lo Lex," ujar Rose bingung. "Jadi yang selama ini kamu selingkuhin aku atau bocah ingusan itu?" tanya Rose penasaran.
Alex menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Dia sendiri bingung mau mulai cerita darimana. "Sebenernya......." Alex menjeda ucapannya. Dia sedikit ragu untuk menceritakan yang sebenarnya pada Rose dan Bella.
"Iya, sebenernya?" tanya Bella yang sudah sangat penasaran.
"Dengerin baik-baik," pinta Alex dan membuat Rose maupun Bella mengangguk patuh. "Sebenernya kalian berdua cuma selingkuhan gue," jawab Alex dengan cepat.
"Coba ulang lagi Lex," pinta Rose untuk memastikan lagi apa yang baru saja dia dengar.
"Sebenernya kalian berdua cuma gue jadiin selingkuhan," ucap Alex kembali mengatakan apa yang tadi dia ucapkan. Karena memang orang yang pertama kali menjadi pacarnya sebelum Bella dan Rose adalah Jesy.
"What? Selingkuhan?" pekik Rose dan Bella dengan intonasi meninggi hingga membuat beberapa pelangan cafe menatap ke arah meja mereka.
Rose dan Bella saling melempar tatapan tak suka. Sebelum akhirnya Bella memutuskan pandangannya dan beralih menatap ke arah Alex.
"Kakak harus tegas dong. Putusin semua pacar kakak demi Bella. Bella janji bakalan nerima kakak apapun masa lalu kakak," ujar Bella memohon.
"Heh bocah sembarangan aja kalau ngomong," ketus Rose sembari menatap tajam pada gadis SMA di hadapannya. "Mending lo putusin mereka semua dan milih gue Lex. Gue janji gak bakalan buat lo nyesel udah jadiin gue pacar lo satu-satunya," pinta Rose dengan tatapan memohon pada Alex.
Rose tak mungkin melepaskan Alex begitu saja. Karena cukup sulit mendapatkan pacar tajir, tampan dan royal seperti Alex. Walaupun baru mereka berdua baru tiga minggu berpacaran, tapi dirinya sudah beberapa kali di traktir berbelanja oleh pacarnya ini.
Alex menghela nafas kasar. Baru pertama kali memiliki tiga orang kekasih tapi dirinya sudah di buat pusing oleh tingkah ketiganya. Jesy yang sering menempel di kampus, Bella yang kekanak-kanakan dan Rose yang selalu meminta untuk di temani keliling mall saat jadwal mereka bertemu.
Dan kini Alex merasa tak ada keuntungan dalam hubungannya dengan kedua wanita yang saat ini saling melempar tatapan tajam. Tak ada keuntungan dalam artian perasaan. Dulu awalnya Alex pikir, dirinya bisa jatuh cinta pada salah satu dari ketiga pacarnya. Tapi belum apa-apa Alex sudah merasa pusing sendiri.
"Udah lebih baik kalian berdamai," pinta Alex.
"Gue bakalan damai sama dia kalau lo putusin dia Lex," ujar Rose.
"Bella juga bakalan berdamai sama tante ini kalau kak Alex jadiin Bella pacar kak Alex satu-satunya," sahut Bella tak mau kalah.
"Jangan ngimpi lo," ujar Rose dengan ketus. Apalagi Bella terus menganggap dirinya sebagai tante-tante. Padahal usianya hanya selisih dua tahun lebih tua dari Alex.
"Tante apaan sih nyaut-nyaut. Bella kan lagi ngomong sama pacar Bella," sahut Bella yang sejak awal memang sudah kesal pada Rose.
"Dia pacar gue juga kalau lo lupa," balas Rose sinis.
"Iya, tapi bentar lagi juga jadi mantan," ucap Bella tak kalah sinis.
"Enak aja. Elo yang bentar lagi di tinggalin sama Alex," ketus Rose sembari menatap tajam rivalnya.
"Gak akan. Tante yang bakalan di tinggalin kak Alex. Karna kak Alex gak bakalan mau sama tante-tante girang," balas Bella.
"Ehh... mulut lo gak di sekolahin ya," sahut Rose geram.
"Tan......"
"STOP!" perintah Alex sembari memijat dahinya yang mulai berdenyut. Dia benar-benar pusing mendengar perdebatan unfaedah antara Rose dan Bella.
"Sekarang keputusan ada di tangan gue," ujar Alex. "Dan gue mutusin buat putus sama kalian berdua," ucapnya lagi.
"Tapi....."
Alex mengarahkan jari telunjuknya ke bibir. Memberi tanda agar tak ada yang memotong ucapannya. "Jadi mulai sekarang kalian bukan pacar gue lagi. Dan gue bukan pacar kalian."
Setelah mengatakan hal itu, Alex langsung berdiri dan meninggalkan tempat duduknya tanpa memperdulikan teriakan Rose maupun Bella.
'Susah emang kalau jadi orang ganteng,' batin Alex sembari menyugar rambutnya dan jangan lupakan senyum miring yang menghiasi bibirnya. Hingga membuat Alex semakin percaya diri meninggalakn cafe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Mochie
anjirit bangkee bener si alex mirip dia pisan
2022-07-20
0
Alivaaaa
ya ampun Alex 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-04-25
0
aisya_
cih sombboong
2022-04-19
0