"Ki-kim......."
"Mommy tenang dulu. Tarik nafas," perintah Alex. "Keluarkan perlahan." Mom Lisa pun mengikuti intruksi sang putra.
"Sekarang katakan pada Alex. Apa yang sebenarnya terjadi pada Daddy?" tanya Alex begitu merasa jika mom Lisa sudah mulai tenang.
"Dad Kim sekarang ada dirumah sakit, dia......."
"Apa?" pekik Alex memotong ucapan sang mommy. "Daddy di rumah sakit? Rumah sakit mana? Kenapa bisa?" tanya Alex beruntun.
"Daddy kamu ada di rumah sakit International di jalan Kamboja. Dan mommy sekarang lagi di perjalanan menuju kesana," jawab mom Lisa.
"Mommy tenang. Sekarang juga Alex susulin kesana," ucap Alex sebelum akhirnya mematikan panggilan teleponnya.
Alex bangkit dari duduknya dan langsung meninggalakan restoran. Bahkan dia melupankan tujuannya ke tempat ini untuk bertemu dengan Nana sahabat virtualnya. Karena yang ada di pikiran Alex saat ini hanya keadaan Dad Kim.
Alex memacu mobilnya dengan kecepanan diatas rata-rata. Bahkan dia mengabaikan keselamatan dirinya maupun pengguna jalan yang lain. Hingga dengan jarak yang cukup jauh, Alex hanya membutuhkan waktu sekitar empat puluh lima menit agar mobil yang di kendarai Alex bisa sampai di rumah sakit.
"Mom dimana?" tanya Alex sembari menutup pintu mobilnya dengan tergesa-gesa.
"Di lantai lima kamar VIP satu," jawab Mom Lisa dari seberang telepon. Dan tanpa mengatakan apapun lagi, Alex langsung mematikan panggilan telepon dan bergegas menjuju ruangan yang di maksud oleh Mom Lisa.
Alex berdiri di depan lift sambil terus dengan mulut yang terus mengumpat kesal, karena merasa pintu lift tak kunjung terbuka. Perasaan yang sudah campur aduk dan kekhawatirannya terhadap sang Daddy membuat Alex memutuskan untuk naik ke lantai lima dengan menggunakan tangga darurat.
"Shitt....." umpat Alex untuk kesekian kalinya. Ternyata ke lantai lima dengan menggunakan tangga darurat membuat tenaganya hampir terkuras habis.
Dan dengan langkah lebarnya, Alex berjalan menuju pintu ruangan VIP satu yang letaknya berada di sisi kanan tangga darurat.
"Mom? Bagaimana keadaan Dad Kim?" tanya Alex begitu membuka pintu ruang perawatan.
"Kikim......" pekik mom Lisa yang kaget saat melihat putranya masuk ruang perawatan tanpa permisi. Hingga ia pun menarik Alex keluar ruang perawatan dengan paksa.
"Mom kenapa narik Alex keluar? Alex mau lihat keadaan Daddy," ujar Alex heran.
"Daddy mu baik-baik saja. Dia sehat walafiat tanpa tergores luka sedikitpun," ujar Mom Lisa.
"Hah? Lalu siapa tadi yang di dalam?" tanya Alex yang kini terlihat bingung. Pasalnya tadi sekilas dia melihat ada pasien yang tertidur di atas ranjang.
"Tadi orang yang nolongin Daddy kamu," jawab mom Lisa dengan wajah sendu.
"Maksud mommy?" tanya Alex yang masih belum mengerti.
"Tadi saat Daddy kamu hendak menyeberang jalan, Daddy kamu hampir tertabrak mobil. Untung saja ada seseorang yang mendorong Daddy mu," ujar mom Lisa. "Tapi sayangnya yang nolongin Daddy kamu justru tertabrak mobil itu," lanjut mom Lisa di sertai helaan nafas berat.
"Tapi kondisinya yang nolongin Daddy baik-baik aja kan mom? Lukanya gak parah kan?" tanya Alex. Dia sedikit lega karena Dad Kim baik-baik saja. Tapi dirinya juga merasa khawatir pada keadaan sang penolong. Apalagi orang itu tertabrak karena menyelamatkan sang Daddy.
Mom Lisa menggelengkan kepalanya. "Beliau sudah melewati masa kritisnya. Dan saat ini kita sedang menunggu hasil pemeriksaan menyeluruh."
Alex kembali menghela nafas lega. Karena setidaknya sang penolong sudah melewati masa kritisnya. Dan Alex hanya berharap sang penolong akan segera pulih. "Daddy kemana?"
"Dad Kim sedang mengurus administrasi," jawab mom Lisa. "Sekarang kita masuk. Tapi ingat, jangan berisik," pinta mom Lisa dan di balas anggukan kepala oleh Alex.
Alex menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu saat melihat sosok gadis remaja yang kini tengah menangis di sisi ranjang.
"Ayah, ayah harus kuat. Ayah harus cepat sembuh. Hanya ayah yang Key punya." Hati Alex terasa tersayat mendengar tangisan gadis itu.
"Hibur dia Lex." Mom Lisa menepuk bahu Alex lalu berjalan menjuju ke arah gadia remaja itu.
"Sabar ya sayang. Tante yakin, ayah kamu akan baik-baik aja," ucap mom Lisa kembali meenenangkan gadis itu. Tadi sebelum Alex datang, mom Lisa sudah berusaha menenangkan gadis yang baru mom Lisa ketahui bernama Keyra. Namun nampaknya gadis itu masih tetap menangisi kondisi sang ayah.
Disisi lain, Alex hanya bisa diam terpaku karena tak tahu harus melakukan apa. Walau sebenarnya disisi terdalam di hatinya, Alex ingin sekali menghibur gadis remaja itu.
"Kikim, udah sampe?" tanya Dad Kim yang baru saja masuk ke dalam ruang perawatan.
"Ehh...." Alex tersentak kaget saat merasakan bahunya di sentuh Dad Kim.
"Udah dari tadi?" tanya Dad Kim lagi.
"Udah Dad. Are you oke dad?" Alex menatap tubuh Dad Kim dari atas sampai bawah untuk memastikan tak ada luka serius akibat kecelakaan.
"Daddy gak pa-pa. Ini semua berkat Pak Santoso yang mendorong Daddy ke pinggir jalan dan justru membuatnya terluka," ujar Dad Kim sembari menatap sendu ke arah pria paruh baya yang saat ini terbaring di ranjang pasien.
"Syukurlah kalau Dad gak pa-pa," ucap Alex.
Dad Kim menganggukan kepalanya. "Daddy boleh minta tolong sama kamu?" tanya Dad Kim sembari menatap sang putra penuh permohonan.
"Minta tolong apa Dad?"
"Tolong ajak gadis itu ke taman rumah sakit. Kasihan dia, sepertinya butuh udara segar. Karena sejak tiba di rumah sakit, dia terus menangisi kondisi ayahnya." Alex menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas permintaan Dad Kim.
Dan di sinilah mereka bedua, duduk berdampingan di kursi besi yang ada di taman rumah sakit, setelah kedua orang tua Alex harus benar-benar meyakinkan gadis ini agar mau pergi ke taman bersama Alex.
Sudah sejak sepuluh menit yang lalu mereka berdua duduk di taman rumah sakit. Namun belum ada satupun dari mereka yang membuka suara, bahkan termasuk Alex. Karena sejak tadi Alex justru fokus menatap gadis di sampingnya dengan pandangan tak tega. Apalagi sejak tadi gadis itu hanya menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"Ehem...." Alex berdehem untuk menetralkan suaranya. "Siapa nama kamu?" tanya Alex hingga membuat gadis itu mengalihkan pandangan ke arah Alex.
"Baiklah aku kenalin namaku dulu," ujar Alex. "Namaku Kim Alexander. Biasa di panggil Alex. Usia baru sembilan belas tahun. Zodiak cancer dan kamu?" tanya Alex lagi.
"Key. Namaku Keyra Luvina Salsabila," ucap gadis itu setelah beberapa saat terdiam.
Alex terdiam. Bukan karena gadis itu bernama Keyra. Tapi dia merasa tak asing dengan suara gadis itu. Gadis yang saat ini berpenampilan sedikit tomboy dan dengan rambut hitam yang panjangnya hampir sebahu.
'Apa mungkin?' Alex menggelengkan kepalanya menepis pemikiran yang baru saja muncul di kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
asam jawa
Luvina di panggil nana
2022-07-28
0
Mochie
pasti dia nana bro
2022-07-20
0
Heny Febti
Pasti Nana.
2022-05-17
0