Terpincut Abang Tukang Bakso Tampan

Terpincut Abang Tukang Bakso Tampan

Tak Sengaja

Siang begitu terik. Sinar matahari seolah mampu membakar permukaan kulit. Angin nampak enggan berwara-wiri, membuat tubuh dikuasai rasa gerah tak terelakan. 

Seorang wanita sedang mengendarai mobil sport keluaran terbaru, hasil produksi dari negara Jerman. 

"Sialan tuh, si Bram! Jadi bener selama ini cuma memperalat gua! Dasar kadal buntung!" Terdengar makian dari bibir sexy wanita itu.  Kacamata hitam yang bertengger di atas hidung bangirnya sesekali menimbulkan rasa tak nyaman. Dia selalu membenarkan letak kacamatanya. 

Suara cacing di perut mulai terdengar seperti bunyi alarm. Wanita mengenakan kemeja navi dengan balutan blezer tengah melirik sisi jalan guna mencari restoran atau cafe yang bisa disinggahi.

Tuling … tuling … 

Deringan ponsel mengalihkan perhatian wanita itu untuk segera mengetahui siapa si penelepon. Tertera nama Sarah —bawahannya— dia menepikan mobil ke sisi jalan dan segera menjawab telepon. "Ada apa, Sar?" 

"Nona belum kembali? Pak Dodi mencari Anda. Setelah makan siang, ada meting dadakan." Sarah menjelaskan dari sambungan telepon. 

"Duh, aku belum nyari makan siang," ucap wanita itu lirih tapi bukan untuk menjawab Sarah. 

Wanita itu menggaruk pelipis,terlihat bingung dan banyak pikiran. Kali ini baru menjawab kalimat Sarah tadi. "Em … bilang pada Dodi 30 menit lagi aku kembali.

Bening Agistasari, perempuan cantik berwajah oval. Memiliki alis tebal, hidung bangir, dengan bibir tipis namun terkesan sexy. Bening, begitu sapaanya dari kecil hingga kini berumur 27 tahun. 

Gadis yang sering disebut perawan tua itu menjabat sebagai CEO di perusahaan Permana Grup. Perusahaan peninggalan dari sang ayah.

Bening hanya tinggal bersama ibunya, sedangkan sang ayah telah meninggal sejak lama karena peristiwa kecelakaan laka lantas. 

Sri Hameng Hastuti, nama ibunda Bening. Wanita paruh baya itu berumur 52 tahun. meski begitu, Mama Has masih terlihat awet muda juga sisa kecantikannya masih sedap untuk dipandang. 

Mama Has asli dari kota Solo, Jawa Tengah. Namun sejak menikah dengan Almarhum Abi Permana, Mama Has ikut pindah ke Ibu Kota. 

Setelah sambungan telepon terputus, Bening menyalakan mesin mobil dan kembali mengendarai mobilnya menyusuri jalanan yang tak pernah lengang. Dia menambah kecepatan mobil guna mempercepat waktu. 

Cacing-cacing di perut begitu memecah konsentrasi, wanita itu sampai tak sadar terlalu memakan bahu jalan. Dan ….

Brak ….!!! 

Pyaaaaaar ….

"Au' …," rintih Bening ketika dahi putih mulusnya harus terbentung setir mobil. Padahal sabuk pengaman selalu digunakan untuk melindungi tubuh. Nyatanya bagian dahi lolos terkena benturan.  

Benjolan sebesar biji salak dengan warna biru kehitaman telah tercetak di dahi Bening. Di atas kepala seolah banyak burung dan bintang berterbangan. Alias merasa pusing nyut-nyutan. 

Pusing yang dirasakan seolah menghilang saat melihat pemandangan di depan mobilnya. Terlihat sesosok pria tergeletak di samping gerobak kayu. Pentol bakso menggelinding hingga ke tengah jalan dan sebagian terlindas ban mobil lain yang melintasi jalan itu. 

Mata Bening melotot hampir keluar. Tidak!!! Dia telah menabrak seseorang. Astaga ….

Bening yang hanya terluka di dahi segera turun dan menghampiri pria yang tergeletak di atas aspal. 

"Hei … kamu gak apa?" tanya Bening. Dia belum tahu wajah pria itu karena membelakangi posisinya. 

"Mbak bisa liat sendiri keadaan saya dan juga barang dagangan saya!" jawab pria itu dengan setengah mendesis. Terlihat ada darah yang menetes dari bagian siku sebelah kiri. 

Bening terbelalak. "Hah, parah gitu?" kagetnya. 

"Emang Mbak gak ngerasa naik mobil ugal-ugalan! Saya udah di jalur pinggir, situ masih nabrak gerobak saya. Masih belajar bawa mobil harusnya jangan nyetir dijalan raya, muter-muter aja dulu di lapangan!" 

Bening yang tadinya kasihan mendadak terserang rasa kesal. "Ditanyain baik-baik malah nyolot," balas Bening juga sedikit menyolot. 

Darah makin banyak menetes, Bening merasa ngeri melihat cairan berwarna merah pekat itu. Bagaimanapun, sudah jelas aturan lalu lintas, pengendara mobil tetap yang disalahkan. Jadi, dia harus bertanggung jawab untuk membawa korban ke rumah sakit. 

Berapa pejalan kaki yang dari tadi hanya sebagai penonton dimintai bantuan untuk membantu si korban masuk ke dalam mobil Bening. 

Sedangkan gerobak bakso beserta pentol bakso yang bercecer di jalanan mulai dibersihkan oleh jasa tukang sapu jalanan yang kebetulan ada di sana. 

Di dalam mobil Bening hanya ada dia dan pria yang tadi menjadi korban. Bening menahan pusing tetap mengendarai mobil dengan konsentrasi penuh supaya kejadian tadi tidak terulang kembali. 

Si korban mendesis-desis merasakan sakit di bagian siku. Sesekali Bening menoleh pria yang duduk di sampingnya. "Sabar, bentar lagi nyampek," ujar Bening. 

"Mbak fokus aja liat jalanan, jangan sampek teledor lagi." 

Bening mengangkat sebelah bibirnya karena kesal mendengar jawaban pria itu. Baginya menyebalkan. 

Rasa lapar yang melanda telah hilang, kini berganti rasa pusing yang teramat dia rasakan. Hari ini begitu sial bagi seorang Bening Agistasari, setelah tadi batal bertemu dengan kekasih hati. Kini justru mendapat masalah baru. 

Setelah sampai di rumah sakit, mereka berdua segera masuk. Luka yang tidak terlalu parah hingga keduanya bisa berjalan normal. 

Perawat menyambut di depan lobi, Bening dan si korban segera mendapat penanganan. 

Jadwal meting penting harus ditunda sebab terjadi halangan secara mendadak. 

Sarah dan Dodi kini sedang menuju rumah sakit. 

Bening hanya mendapat penanganan dengan waktu singkat, sedangkan pria tadi sedikit lama di ruang ICU karena lukanya harus dijahit. 

"Nona, pasien yang datang bersama Anda tadi bernama siapa? Kami butuh identitasnya untuk pengisian formulir." Satu perawat menghampiri Bening. 

"Saya gak tau namanya. Suster tanya langsung aja sama orangnya." 

Perawat yang berdiri di depan Bening mengerutkan kedua alis, tampak tidak suka dengan jawaban Bening yang kurang sopan. 

"Baik, saya akan tanyakan langsung pada orangnya. Tapi mohon Nona tanda tangan di sini sebagai penanggung jawab pasien." 

Bening menandatangani surat yang disodorkan di depannya. Setelah itu perawat mulai menjauh.

Pria tadi sudah kembali dengan siku yang dipasang gips. 

"Udah selesai?" tanya Bening. Pria tadi mengangguk. Nampak keringat sebesar biji kacang polong menetes-netes dari dahinya. Pria itu menatap Bening.

Mata Bening hampir tak berkedip melihat pria yang tadi ditabraknya ternyata memiliki wajah yang lumayan. Terlalu tampan untuk profesi penjual bakso. 

"Malah bengong!" ujar pria tadi. 

"Mas Arga Bima Langit, ini resep obatnya ketinggalan. Anda bisa tebus di bagian farmasi." Perawat mendatangi Bening juga pria tadi yang ternyata bernama Arga Bima langit. 

"Baik, Sus. Terima kasih," ucap Langit dengan memasang senyum di bibirnya. 

"Sama-sama, Mas." 

Sesudah perawat itu pergi, Langit kembali melihat ke arah Bening. "Semua biaya, Mbak yang tanggung 'kan?" 

"Iya, semua saya yang tanggung. Padahal gak seratus persen kesalahan saya. Tapi aturan laka lantas selalu saja pengendara mobil yang disalahkan." 

Terpopuler

Comments

L

L

hmm, "kecelakaan laka lantas" ???

2023-09-19

0

Eka Chusnul Msi

Eka Chusnul Msi

harusnya di IGD kan bukan ICU

2022-08-30

0

Wayan Tangun

Wayan Tangun

Dari halaman pertama aja sdh ada tanda tanda ngajak berantem ni si Bening.... syukur loe cakeppp.... 😠
.
Openingnya keren Thor.... lanjut.... 👌👌

2022-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Tak Sengaja
2 Gang Rumah Langit
3 Memesan Bakso
4 Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5 Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6 Undangan Reuni
7 Pasangan Pura-Pura
8 Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9 Akting si Tukang Pentol
10 Sama-sama yang Pertama
11 Bisa Lupain aja
12 Takut Mbak Kun
13 Mamak Susah Pikun
14 Masalah Status Lajang
15 Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16 Dia itu baik dan sopan
17 Minta Maaf
18 Jalan Mawar Putih
19 Penolong unik
20 Kejadian tak terduga
21 Seperti di arak warga
22 Sah
23 Butuh percaya
24 Tidak ada hak dan kewajiban
25 Tega banget
26 Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27 Pentol terkena stroke dadakan
28 Tinggal sendiri-sendiri
29 Beban
30 Kampungan
31 Bingung dengan sikap sendiri
32 Godaan atau ujian
33 Bisa-bisa aku yang habis
34 Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35 CEO dan tukang bakso
36 Datang tengah malam
37 Perhatian
38 Pura-pura tidur
39 Mulai berbeda
40 Kebaikan yang membuat terkesan
41 Ayo kita berteman
42 Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43 Komunikasi semakin lancar terjalin
44 Tersembunyi
45 Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46 Rapuh saat sedang sendirian
47 Tidak cocok kerja kantoran
48 Selalu direndahkan
49 Waktu demi waktu
50 Pengumuman.
51 Demam
52 Kambuh bikin kesel
53 Akhiri hubungan kita.
54 Hubungan baru
55 Feel-nya buyar
56 Nelen bakso bulat-bulat
57 Penasaran
58 Satu Permintaan
59 Berhasil
60 Uang Belanja
61 Egois
62 Mendebat masalah yang sama
63 Pesan Grup Whastaap
64 Puas kamu bikin saya malu
65 Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66 Cemburu
67 Rebutan Egois
68 Bertemu Bram
69 Menunda
70 Pingsan
71 Positif
72 Histeris
73 Maafin saya, Mbak
74 Nasihat demi nasihat
75 Aku merindukanmu
76 Teman-teman datang menjenguk
77 Kelewat baik
78 Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79 Lima Bulan
80 Sedikit cerita masa lalu
81 Kepalang Kemalangan
82 Pembelajaran Waktu
83 Ini terlalu sakit
84 Semua menjadi gelap
85 Aku harus menyalahkan siapa
86 Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87 Aku gak bisa membencimu
88 Kabar baik
89 Sayang dan cintaku lebih darimu
90 Semua Mengejutkan
91 Dia wajib tahu keadaan suaminya
92 Rindu dia
93 Tidak menghasilkan apapun
94 Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95 Seseorang yang masih tertidur panjang
96 Kambalikan aku ke tempat asal
97 Memilih memaafkan
98 Suara yang membuat Mamak terkejut.
99 Semoga berhasil.
100 Kembali
101 Kamu jahat!
102 Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103 Pengumuman
104 Aku lebih dari itu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tak Sengaja
2
Gang Rumah Langit
3
Memesan Bakso
4
Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5
Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6
Undangan Reuni
7
Pasangan Pura-Pura
8
Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9
Akting si Tukang Pentol
10
Sama-sama yang Pertama
11
Bisa Lupain aja
12
Takut Mbak Kun
13
Mamak Susah Pikun
14
Masalah Status Lajang
15
Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16
Dia itu baik dan sopan
17
Minta Maaf
18
Jalan Mawar Putih
19
Penolong unik
20
Kejadian tak terduga
21
Seperti di arak warga
22
Sah
23
Butuh percaya
24
Tidak ada hak dan kewajiban
25
Tega banget
26
Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27
Pentol terkena stroke dadakan
28
Tinggal sendiri-sendiri
29
Beban
30
Kampungan
31
Bingung dengan sikap sendiri
32
Godaan atau ujian
33
Bisa-bisa aku yang habis
34
Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35
CEO dan tukang bakso
36
Datang tengah malam
37
Perhatian
38
Pura-pura tidur
39
Mulai berbeda
40
Kebaikan yang membuat terkesan
41
Ayo kita berteman
42
Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43
Komunikasi semakin lancar terjalin
44
Tersembunyi
45
Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46
Rapuh saat sedang sendirian
47
Tidak cocok kerja kantoran
48
Selalu direndahkan
49
Waktu demi waktu
50
Pengumuman.
51
Demam
52
Kambuh bikin kesel
53
Akhiri hubungan kita.
54
Hubungan baru
55
Feel-nya buyar
56
Nelen bakso bulat-bulat
57
Penasaran
58
Satu Permintaan
59
Berhasil
60
Uang Belanja
61
Egois
62
Mendebat masalah yang sama
63
Pesan Grup Whastaap
64
Puas kamu bikin saya malu
65
Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66
Cemburu
67
Rebutan Egois
68
Bertemu Bram
69
Menunda
70
Pingsan
71
Positif
72
Histeris
73
Maafin saya, Mbak
74
Nasihat demi nasihat
75
Aku merindukanmu
76
Teman-teman datang menjenguk
77
Kelewat baik
78
Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79
Lima Bulan
80
Sedikit cerita masa lalu
81
Kepalang Kemalangan
82
Pembelajaran Waktu
83
Ini terlalu sakit
84
Semua menjadi gelap
85
Aku harus menyalahkan siapa
86
Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87
Aku gak bisa membencimu
88
Kabar baik
89
Sayang dan cintaku lebih darimu
90
Semua Mengejutkan
91
Dia wajib tahu keadaan suaminya
92
Rindu dia
93
Tidak menghasilkan apapun
94
Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95
Seseorang yang masih tertidur panjang
96
Kambalikan aku ke tempat asal
97
Memilih memaafkan
98
Suara yang membuat Mamak terkejut.
99
Semoga berhasil.
100
Kembali
101
Kamu jahat!
102
Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103
Pengumuman
104
Aku lebih dari itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!