Langit begitu sibuk melayani pembeli, pria memakai topi hitam itu sampai lupa jika Bening juga ada di bawah tendanya.
Hari sudah hampir habis. Awan biru di selimuti warna orange keemasan. Bahkan bagian timur awan hitam mulai terbentuk, sebentar lagi berganti malam.
Hanya tinggal menyiapkan dua mangkok bakso lagi, Langit sudah bisa istirahat. "Terima kasih, Bu. Semoga gak kapok mampir di tenda orange Bang Langit," ucap Langit dengan lengkungan senyum. Pria yang selalu ramah saat melayani pembeli membuat tenda orange tak pernah sepi.
Setiap hari pengunjung akan berjubel memenuhi area tenda orange, jika antrian menguar panjang mereka justru senang, bisa sepuasnya memandang si penjual bakso yang sangat tampan.
Orang yang pertama kali datang ke tenda orange tidak akan percaya jika pria itu adalah penjualnya. Postur tubuh Langit lebih cocok menjadi pegawai kantoran. Seperti jabatan CEO, ataupun juga cocok menjadi bodyguard.
Langit memiliki tinggi badan sekitar 181 cm, dengan berat badan 69 kg. Kulit putih bersih, gaya rambut selalu rapi. Dahi tidak terlalu lebar, kedua alis hampir menyatu dan tebal. Memiliki tatapan mata teduh. Hidung mancung dengan bibir pas dalam ukuran, sangat pas untuk dipandang.
Jika gigi ginsul membuat orangnya terlihat manis, mungkin kalimat itu memang benar. Langit terlihat sangat manis dengan gigi ginsulnya.
Siapapun kaum hawa yang pertama kali melihatnya, bakal dibuat terpincut oleh tampilan Abang tukang Bakso berparas tampan itu.
Entah bagaimana Langit bisa menekuni profesinya sebagai penjual bakso. Namun kaum hawa tidak memperdulikan pekerjaannya. Banyak dari mereka tetap memuja-muja si Abang tukang bakso.
Setelah pembeli terakhir pergi, Langit nampak tersenyum bahagia. Dia melirik besek tempat penyimpanan uang, ternyata hampir penuh. Dia selalu bersyukur dengan mengucap 'alhamdulillah'.
Langit mengambil kain lap, dia harus membersihkan meja-meja bekas pembeli agar selalu bersih dan nyaman.
Pria itu berjingkat kaget bagitu melihat Bening tertidur dengan posisi membungkuk di atas meja. Sangat pulas hingga air liur keluar dari sisi bibir tipis berwarna merah meronanya.
Bola mata Langit hampir keluar melihat iler yang sebentar lagi ... ya, sebentar lagi akan ... menetes.
"Alamaaak!!! Oh, no! Oh, no! Oh, no no no no no!!! Oh, noooooo !!!" Langit berteriak menirukan lirik nyanyian 'Oh No' dari Capole.
Mendengar teriakan no, membuat Bening terbangun. Dan, tes ... akhirnya iler telah mendarat dengan sempurna di atas meja dekat botol saus, kecap dan sambal.
"Tidak!!!" teriak Langit.
"Aaah, apa, sih, teriak-teriak!!" Bening ikut bersuara keras dengan menutupi dua daun telinganya.
"Akhirnya iler Mbak jatuh juga," ucap Langit lemas.
"Heeeh???? Apaaa??? Tidak!!!!" ganti Bening berteriak histeris.
Langit maju mendekat dan memberikan buntalan tissu pada Bening.
Bening menyahut dan segera membersihkan area bibirnya. Dia gosok-gosok sampai warna lipstiknya hampir memudar.
"Mbak, yang di atas meja itu bentuknya seperti pulau Nusa Kambangan," ujar Langit lirih dengan fokus melihat di atas meja. Dia melanjutkan kalimatnya lagi, "Indah tapi mengerikan."
Pandangan Bening mengikuti pandangan Langit. Tangan Bening sigap mengelap pulau hasil cetakannya. Wajah Bening merona malu. Entah memalukan atau menyedihkan.
"Ka-kamu ngapain gak bangunin saya, sih?!" kesal Bening. Bentuk pelampiasan rasa kesal bercampur malu yang menjalar sampai ke ubun-ubun.
Seorang Bening Agistasari, di kenal sebagai CEO cantik, pintar, selalu oke dalam berpenampilan, juga sangat anti dalam hal-hal keburukan. Apalagi mengenai kejorokan! Iiuh, jauh-jauh.
Tetapi apa yang terjadi petang ini sungguh memalukan. Menjatuhkan image yang selama ini digelar. Sialan.
"Saya juga gak tau kalo Mbak ketiduran di sini," jawab Langit jujur.
"Badan segini gedenya masak gak tau! Mata kamu udah min?! Lagian saya tadi udah pesen 'kan? Harusnya kamu cari saya buat ngasihin dua porsi bakso pesenan saya," omel Bening.
"Saya kira pas Mbak gak jadi berantem tadi Mbak langsung pulang. Mana saya tau kalo malah tidur nyenyak di sini. Lagian hari ini pembeli rame banget, saya sampek kewalahan layani mereka. Gak begitu teliti sama sekitar," sanggah Langit tidak mau dijadikan tersangka kesalahan yang dibuat Bening sendiri.
"Alesan! Kamu cari kesempatan 'kan, biar kamu ada temennya!"
"Mbak mikirnya gitu? Kalo saya gak gitu, Mbak. Enakan ditemenin kunti manak, daripada ditemenin Embak. Ngalah-ngalahin orang stres! Ngomel gak berfaedah."
"Keterlaluan! Apa kamu bilang?! Saya orang stres!!!" Bola mata Bening melotot sempurna, hidung bangirnya kembang kempis. Tanduk tak kasat mata sudah muncul di atas kepala dengan diameter 20 centimeter.
"Eh, itu Mbak sendiri yang bilang," sahut Langit.
"Hiiiihh ... kamu pria pertama yang bikin saya darah tinggi! Tensimeter udah gak mampu lagi nunjukin tingginya darah saya! Pokoknya udah mencapai batas maksimal! Ada manusia sepertimu! Menjengkelkan!" teriak Bening tak bisa menahan geram. Kedua telapak tangannya tergenggam seolah ingin melayangkan tinjuan.
Apa respon Langit? Pria itu justru tertawa cekikikan.
"Heiiiii ...!!!!" teriak Bening lagi.
"Mbak kalo marah bukannya serem malah lucu. Hihi ...."
"Kalo saya dukun, saya sulap kamu jadi manusia kerdil lalu dimasukan ke botol ajaib, abis itu siap dibuang ke hutan antahberantah!"
"Haha ...! Makin lucu!"
"Hei ... Rengit! Bisa diam, gak?! Saya sumpelin, tuh, mulut pakek pentol bakso, biar gak koar segitu gedenya!"
"Nama saya Langit BUKAN Rengit!!! Mulut Mbak itu yang kudunya disumpelin pentolan biar gak ngomel mulu'. Pentolan bakso bakal cepet abis Mbak makan, tapi kalo pentol a'co punya saya malah bisa merem melek." Langit lebih gencar mengerjai Bening. Pria itu tertawa lucu dengan menaik-turunkan alisnya menggoda Bening.
Bening diam mencerna kalimat Langit yang mana membuat pria itu terbahak. Di cari kata mana yang terdengar lucu. 'Pentol a'co punya saya bikin merem melek'
Tidak!!! Bayangan Bening sangat jauh melampaui batas. Dia yang belum menikah tidak pernah membayangkan ataupun memikirkan hal jauh ke adegan +21.
"Dasar pria mesum!!!"
"Bener-bener sial ketemu kamu!"
"Mbak sendiri lho yang nyamperin saya, bukan saya yang nyamperin Mbak," balas Langit.
"Saya samperin kamu karna Mama yang nyuruh pesen bakso di sini. Kalo enggak, gak sudi liat muka kamu yang hampir mirip kain keset."
"Walau kain keset, tapi ada manfaatnya lho Mbak. Bisa membersihkan kaki seseorang ketika masuk rumah."
"Emang ngomong sama kamu gak bakal ada ujungnya. Capek ngotot doang!" Kekesalan Bening bertambah saat pria di depannya selalu saja menjawab semua kalimatnya.
"Kalo mau capek tapi ada kesenangannya, Mbak bisa pijit pentol a' ...."
"DIAM!!!"
"Hahaha ...."
"Saya bilang diam!!! Mana pesenan saya tadi? Lama di sini bikin gak betah!"
"Eh, pesenan yang rumit tadi, ya? Wadaw, bakso saya udah abis, Mbak."
"Whaaaat???!!!"
"Reeeennngggggiiiiittttt!!!!!!!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
mutiara
lucu,kocak n somplak abiiiz 🤣😂🤣😂🤣
2023-04-01
0
mutiara
wadididawwww.... personifikasi nya kejam niaaaan😂😂😂
2023-04-01
0
Wayan Tangun
...seperti Pulau Nusa Kambangan, Indah tapi menakutkan... wakakak.... 😁
Langit, loe emang paling bisa bikin anak perawan org sewot....
2022-06-10
0