Pasangan Pura-Pura

"Ma, tinggal besok malam ... Bening ajak siapa ya?" curhat Bening pada Mama Has.

"Siapa ya?" Mama Has juga terlihat bingung. "Ajak rekan bisnis atau karyawan kantor gitu, masa gak ada yang mau diajak?" imbuhnya.

"Rekan bisnis udah pada nikah, kebanyakan udah setengah umur juga. Kalo karyawan kantor ntar bisa turun image Bening. Kesannya kayak gak laku."

"Gak gitulah, Dek. Emang bawahan kantor gak ada yang bikin srek? Atau teman lainnya? Kamu nyari selera yang kayak mana? Susah banget deket cowoknya. Sama si Bram juga cuma bertahan berapa bulan. Jangan terlalu pilih-pilih, ntar gak kebagian yang ganteng," seloroh Mama Has.

"Mama, ih, ya harus pilih-pilih dong. Kalo asal nyomot trus dapet yang burik, gimana?"

"Mau Mama bantu cariin, gak?"

Kening Bening mengerut. "Siapa, Ma?" tanyanya penasaran.

"Ada-lah. Adek tinggal terima beres dan langsung deh berangkat."

"Bisa gitu?"

"Bisa, dong ... serahin ke Mama."

Akhirnya malam ini Bening Agistasari bisa tidur dengan nyenyak. Dia mencoba percaya dengan sang Mama. Pilihan Beliau akan selalu tepat.

Pekerjaan kantor sangat sibuk, Bening lega mendapat bantuan dari Mamanya. Dia yakin, Mama Has tidak mungkin menjerumuskannya. Wanita paruh baya itu sudah hapal seleranya seperti apa.

Hari yang dinantikan tiba. Sepulang kantor Bening bersiap-siap: memilih warna gaun yang cocok untuk dipadupadankan dengan aksesoris, high heels yang akan digunakan, tas branded dengan warna kalem dan persiapan lainnya.

Mama Has ikut sibuk mengawasi sang puteri, memberi masukan juga menilai mana yang lebih cocok untuk digunakan.

"Ma, pasangan Bening belum dateng?" Bening duduk di depan meja rias, mengoles bibir tipisnya dengan lipstik berwarna pink natural.

"Belum. Mungkin sebentar lagi. Mama udah bilang kalian berangkatnya nanti jam 7. Ini masih kurang 30 menit lagi. Sabar, kita tunggu aja," kata Mama Has.

Dirasa persiapan sudah selesai. Bening nampak paripurna dengan penampilannya malam ini. Tinggal sepuluh menit lagi tapi pria yang ditunggu belum juga datang. Hati Bening mendadak cemas, takut jika ada kabar kurang enak mengenai pembatalan perjanjian. Sedangkan waktunya sudah hampir mepet.

Bening dan Mama Has telah berpindah di ruang tamu. Harap-harap cemas dengan sesekali melihat jam di dinding.

Ting tung ....

Bunyi bel rumah sudah berbunyi, Bening yang sedari tadi tegang kini melega. Akhirnya yang ditunggu sudah datang.

Bening dan Mama Has menuju pintu. Ketika daun pintu dibuka ...

"Ha ...???" Bening melongo.

"Selamat malam, Tante, Mbak Bening, saya datang tepat waktu 'kan?" ucap seorang pria dengan style lumayan.

Walaupun pria dihadapannya terlihat tampan, namun tak membuat Bening berubah senang. Justru wajah cantiknya berubah muram.

"Ma," panggil Bening lirih. Pandangan matanya memancarkan protes.

"Gak apa, Dek. Gak ada yang cocok menurut Mama. Nak Langit baik, dia bisa diandalkan." Mama Has tersenyum.

Bening menyengir tidak suka menatap Langit. Yang begini dibilang baik? Baik segi apanya coba? Tampang boleh menarik, tapi mulutnya lemes banget.

"Tau Mama janjian sama Rengit, mending kemarin Bening tolak aja! Baik apaan? Bikin tensi naik ke ubun-ubun."

"Jangan gitu, Dek. Yang sopan, ah. Nak Langit tuh, baik, tau. Kemarin pas Mama minta tolong, dia langsung bisa."

"Bening udah hapal. Dia mau karna Mama kasih amplop kisi-kisi 'kan?" tebak Bening.

"Mbak sok tau! Tante gak ngasih amplop kisi-kisi, tapi ngasih hp baru," sahut Langit. "Ups ... mulut susah di rem!" Tangan Langit menutup mulutnya.

"Nah 'kan." Bening melirik sinis.

"Udah-udah. Kalo dilanjut kalian bakal telat. Debatnya ditunda dulu. Kalian berangkat sekarang aja," lerai Mama Has. Memang benar, jika keduanya tidak dihentikan, perdebatan mereka akan berlanjut sampai besok pagi.

"Tapi, Ma ... mending batalin aja daripada Bening pergi ama Rengit."

"Kok gitu?" sahut Mama Has tidak setuju.

"Tante, keknya anak tante butuh dukun."

"Dukun buat apa, Lang?"

"Buat benerin lidah Mbak Bening yang kayaknya keseleo. Masa dari kemarin nyebut Langit jadi Rengit mulu." Langit berkata tanpa ekspresi lucu. Padahal kalimatnya seperti candaan.

"Kamu bisa aja, Lang." Mama Has terkekeh kecil.

"Udah, kalian berangkat. Nanti telat beneran lho."

"Adek, gak ada pilihan. Terima aja dateng bareng Langit. Sayangkan udah dandan lama-lama masa gak jadi berangkat."

"Huft ... ya udah, mau gimana lagi," jawab Bening sedikit kesal. Mau tak mau harus setuju berangkat bersama Langit.

"Hati-hati ya." Mama Has melambaikan tangannya saat mobil yang ditumpangi Bening dan Langit mulai menjauh. Namun tetap Mang Juri yang mengantar Bening ke Cafe Bosque.

"Duduknya jauh-jauh, jangan cari kesempatan buat deket sama saya." Bening menggeser duduk di dekat jendela.

"Kenapa sih, Mbak? Segitu antinya sama saya? Padahal saya udah keren gini."

"Idih, pede!"

"Iyalah. Mamak aja sampek terpesona sama saya. Yakin, Mbak gak kepincut ama Bang Langit?"

"Huek ...! Amit-amit."

"Jangan gitu, Mbak. Amit-amit nanti jadi mau-mau. Awas kemakan sama omongan sendiri."

"Eh, berisik ya! Gak usah ngomongin yang gak penting."

"Denger, di sana nanti kamu jadi pasangan pura-pura saya. Jangan malu-maluin. Ngerti!"

"Siap, Bos!"

Terpopuler

Comments

Cinta Suci

Cinta Suci

😂😂

2023-05-15

0

Pa'tam

Pa'tam

seru juga ceritanya.

2022-01-03

0

Alzhikra Kurnia

Alzhikra Kurnia

bang langit kata2nya kurang macho...serasa alai thor

2021-12-12

2

lihat semua
Episodes
1 Tak Sengaja
2 Gang Rumah Langit
3 Memesan Bakso
4 Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5 Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6 Undangan Reuni
7 Pasangan Pura-Pura
8 Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9 Akting si Tukang Pentol
10 Sama-sama yang Pertama
11 Bisa Lupain aja
12 Takut Mbak Kun
13 Mamak Susah Pikun
14 Masalah Status Lajang
15 Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16 Dia itu baik dan sopan
17 Minta Maaf
18 Jalan Mawar Putih
19 Penolong unik
20 Kejadian tak terduga
21 Seperti di arak warga
22 Sah
23 Butuh percaya
24 Tidak ada hak dan kewajiban
25 Tega banget
26 Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27 Pentol terkena stroke dadakan
28 Tinggal sendiri-sendiri
29 Beban
30 Kampungan
31 Bingung dengan sikap sendiri
32 Godaan atau ujian
33 Bisa-bisa aku yang habis
34 Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35 CEO dan tukang bakso
36 Datang tengah malam
37 Perhatian
38 Pura-pura tidur
39 Mulai berbeda
40 Kebaikan yang membuat terkesan
41 Ayo kita berteman
42 Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43 Komunikasi semakin lancar terjalin
44 Tersembunyi
45 Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46 Rapuh saat sedang sendirian
47 Tidak cocok kerja kantoran
48 Selalu direndahkan
49 Waktu demi waktu
50 Pengumuman.
51 Demam
52 Kambuh bikin kesel
53 Akhiri hubungan kita.
54 Hubungan baru
55 Feel-nya buyar
56 Nelen bakso bulat-bulat
57 Penasaran
58 Satu Permintaan
59 Berhasil
60 Uang Belanja
61 Egois
62 Mendebat masalah yang sama
63 Pesan Grup Whastaap
64 Puas kamu bikin saya malu
65 Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66 Cemburu
67 Rebutan Egois
68 Bertemu Bram
69 Menunda
70 Pingsan
71 Positif
72 Histeris
73 Maafin saya, Mbak
74 Nasihat demi nasihat
75 Aku merindukanmu
76 Teman-teman datang menjenguk
77 Kelewat baik
78 Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79 Lima Bulan
80 Sedikit cerita masa lalu
81 Kepalang Kemalangan
82 Pembelajaran Waktu
83 Ini terlalu sakit
84 Semua menjadi gelap
85 Aku harus menyalahkan siapa
86 Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87 Aku gak bisa membencimu
88 Kabar baik
89 Sayang dan cintaku lebih darimu
90 Semua Mengejutkan
91 Dia wajib tahu keadaan suaminya
92 Rindu dia
93 Tidak menghasilkan apapun
94 Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95 Seseorang yang masih tertidur panjang
96 Kambalikan aku ke tempat asal
97 Memilih memaafkan
98 Suara yang membuat Mamak terkejut.
99 Semoga berhasil.
100 Kembali
101 Kamu jahat!
102 Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103 Pengumuman
104 Aku lebih dari itu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tak Sengaja
2
Gang Rumah Langit
3
Memesan Bakso
4
Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5
Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6
Undangan Reuni
7
Pasangan Pura-Pura
8
Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9
Akting si Tukang Pentol
10
Sama-sama yang Pertama
11
Bisa Lupain aja
12
Takut Mbak Kun
13
Mamak Susah Pikun
14
Masalah Status Lajang
15
Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16
Dia itu baik dan sopan
17
Minta Maaf
18
Jalan Mawar Putih
19
Penolong unik
20
Kejadian tak terduga
21
Seperti di arak warga
22
Sah
23
Butuh percaya
24
Tidak ada hak dan kewajiban
25
Tega banget
26
Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27
Pentol terkena stroke dadakan
28
Tinggal sendiri-sendiri
29
Beban
30
Kampungan
31
Bingung dengan sikap sendiri
32
Godaan atau ujian
33
Bisa-bisa aku yang habis
34
Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35
CEO dan tukang bakso
36
Datang tengah malam
37
Perhatian
38
Pura-pura tidur
39
Mulai berbeda
40
Kebaikan yang membuat terkesan
41
Ayo kita berteman
42
Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43
Komunikasi semakin lancar terjalin
44
Tersembunyi
45
Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46
Rapuh saat sedang sendirian
47
Tidak cocok kerja kantoran
48
Selalu direndahkan
49
Waktu demi waktu
50
Pengumuman.
51
Demam
52
Kambuh bikin kesel
53
Akhiri hubungan kita.
54
Hubungan baru
55
Feel-nya buyar
56
Nelen bakso bulat-bulat
57
Penasaran
58
Satu Permintaan
59
Berhasil
60
Uang Belanja
61
Egois
62
Mendebat masalah yang sama
63
Pesan Grup Whastaap
64
Puas kamu bikin saya malu
65
Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66
Cemburu
67
Rebutan Egois
68
Bertemu Bram
69
Menunda
70
Pingsan
71
Positif
72
Histeris
73
Maafin saya, Mbak
74
Nasihat demi nasihat
75
Aku merindukanmu
76
Teman-teman datang menjenguk
77
Kelewat baik
78
Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79
Lima Bulan
80
Sedikit cerita masa lalu
81
Kepalang Kemalangan
82
Pembelajaran Waktu
83
Ini terlalu sakit
84
Semua menjadi gelap
85
Aku harus menyalahkan siapa
86
Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87
Aku gak bisa membencimu
88
Kabar baik
89
Sayang dan cintaku lebih darimu
90
Semua Mengejutkan
91
Dia wajib tahu keadaan suaminya
92
Rindu dia
93
Tidak menghasilkan apapun
94
Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95
Seseorang yang masih tertidur panjang
96
Kambalikan aku ke tempat asal
97
Memilih memaafkan
98
Suara yang membuat Mamak terkejut.
99
Semoga berhasil.
100
Kembali
101
Kamu jahat!
102
Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103
Pengumuman
104
Aku lebih dari itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!