Bening terlihat tidak nyaman saat Angga dan Indah berjalan menuju mejanya. Bisa ditebak jika Angga akan menuntut pembuktian dari perkataanya tadi.
"Be, boleh kami gabung dimejamu?" izin Angga. Mau tidak mau Bening mempersilahkan.
Indah yang berada di samping Angga menunjukan senyum manisnya ke Langit. Sorot mata yang ditunjukan berbeda, seolah memiliki arti menggoda pria berperawakan tinggi itu.
Bening terserang rasa tidak nyaman, apalagi saat Angga terus melirik ke arahnya. Dia tahu kode apa yang di komandokan.
Semakin malam musik yang di putar telah diganti dengan alunan remix. Suasana telah berubah lebih temaram.
Angga berganti merangkul pundak Indah, mereka terlihat sangat dekat.
Disela kegiatannya, Angga menyempatkan melirik Bening dan mengedipkan sebelah matanya.
Bening membuang muka, lalu melihat Langit. Tepat saat itu Langit juga baru beralih pada Bening.
"Sayang, kamu diem aja," kata Bening pada Langit.
"Heh?" Langit terbengong mendengar Bening menyebut kata sayang.
Melihat gelagat Langit seperti itu membuat Bening takut. Dia menginjak sepatu Langit sampai pria itu mengadu kesakitan.
"Eh, iya, Sayang. Gak apa, aku lagi menikmati musiknya." Entah jawaban masuk akal atau tidak. Langit spontan mengeluarkan kalimat ambigu.
Saat Langit melihat ke arahnya, tiba-tiba Bening mendekatkan wajah. Keduanya saling pandang. Langit mengernyit, belum bisa menebak apa yang akan dilakukan Bening. Tidak mungkin akan ....
Jarak keduanya telah terkikis. Tinggal beberapa inci saja kulit keduanya akan bergesekan. Jantung Langit berdebar lebih kencang dari ukuran normalnya. Tanpa tahu jika jantung Bening juga merasakan yang sama.
Bening lebih mengikis jarak. Kelopak mata Langit melebar. Embusan napas Bening mampu menyapu kulitnya. Bening mulai memejamkan mata. Dan ....
Tanpa disangka-sangka Bening mencium bibir Langit. Pria tersebut sampai terkejut. Berapa menit tidak terlepas, akhirnya Langit ikut memejamkan mata. Merasai bibir Bening yang terasa manis.
Tanpa mereka tahu, ini momen mereka melepas ciuman pertamanya. Karena Bening maupun Langit belum pernah berciuman sama sekali.
Satu detik hanya menempel, detik berikutnya saling memagut dan mereka lupa pada keadaan sekitar. Hanyut dalam suasana. Melupa jika ada Angga dan Indah yang menyaksikan perbuatan mereka. Keduanya dibuat melongo dengan aksi Bening berani mencium Langit lebih dulu.
"Ehem ...." Deheman Angga membuyarkan keduanya.
Ciuman itu terlepas, Bening segera menjauh dari Langit. Menunduk untuk menyembunyikan rona merah di pipinya. Yang mungkin saja saat ini sudah seperti udang rebus.
Sedangkan Langit membuang pandang ke arah berlainan. Bukan hanya Bening, Langit pun di dera rasa gugup.
Ciuman pertama yang dilakukan tanpa kesengajaan. Sebelumnya pria tampan itu tidak pernah dekat dengan wanita, sadar akan kondisi keadaanya yang hanya berprofesi penjual bakso. Meski banyak wanita yang mengejar-ngejar untuk menjadi kekasihnya. Tetapi Langit tidak menanggapi. Langit telah mencium gelagat mereka yang tidak sungguh-sungguh menyukainya. Hingga mengabaikan para wanita itu.
Langit tidak menyangka jika ciuman pertamanya harus hilang karena Bening.
Beruntung lampu terang telah bergantikan dengan temaram, hingga teman yang lain banyak yang tahu.
"Waw, Be, kamu mengejutkan kami. Kamu makin liar. Aku kira masih polos dan culun seperti dulu," ucap Angga.
Bening tidak menanggapi. Justru beralih pada Langit. "Sudah malam, sepertinya kami harus pulang," kata Bening.
"Masih jam sebelas, Be. Gak asik kalo buru-buru pulang. Cafe udah di boking sampek pagi. Ayo kita nikmati kebersamaan ini, mumpung bisa kumpul bareng. Jarang-jarangkan kita kumpul semua," ujar Angga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Rahmat Ucat
iOSSASAIIOAABSaobsssssssssssbssonoKo kbSk d
2022-01-01
0
Denie Alwijaya
ada tanda2 nih sih angga
2021-12-13
0
Martina Sima
tanda-tanda cinta mulai bersemi
2021-11-29
0