Masalah Status Lajang

"Bang, pesen bakso otak panas satu, bakso uhui dua dan bakso jumbo bledos satu. Kasih sambal yang banyak, ya, Bang!"

"Siap, Neng. Silahkan duduk dulu, saya buatkan." Langit sangat ramah ketika menyambut pembeli. Padahal tenda orange baru buka beberapa menit lalu, tapi pengunjung telah mengantri empat orang di bawah tenda itu.

Wajar jika tenda orange sangat ramai pembeli. Kawasan Jalan Lobak Kemangi memang hanya ada tenda orange milik Langit, dalam artian tidak ada pesaing lainnya.

Di jalan itu lokasinya sangat strategis. Dekat dengan taman, masjid besar, gedung-gedung perkantoran dan yang paling menguntungkan karena lokasi tersebut dekat dengan jalan raya. Banyak pengendara mampir untuk istirahat, sekaligus menikmati bakso di tenda orange.

Sore hari Bening sudah pulang dari kantor. Bola mata Bening melihat dua mobil yang terparkir dihalaman rumahnya. Dia bisa menebak itu mobil siapa.

Turun dari mobil, Bening segera masuk ke dalam rumah, ternyata sudah ada nenek, pakde dan budenya yang berkunjung. Mereka sedang mengobrol di ruang tamu bersama Mama Has.

"Adek udah pulang?" Mama Has lebih dulu mengetahui kedatangan puterinya.

"Iya, baru aja." Bening mendekat pada keluarganya.

"Eyang Putri, Pakde, Bude, kapan dateng?" Bening mencium tangan nenek, pakde dan

budenya.

"Kami barusan dateng, Ning," jawab Bude.

"Keponakan Om emang oke kalo urusan kantor. Perusahaan Permana Grup tetap lancar di bawah kepemimpinanmu, Ning." Om ikut berkata.

"Alhamdulillah, Om. Tapi berapa akhir ini Bening salah trik, jadi banyak modal yang belum kembali."

"Owalah, hati-hati, Ning. Diteliti dulu sebelum investasi saham. Sekarang banyak perusahaan baru, kadang perusahaan lama jadi kalah saing. Biasanya perusahaan baru menggunakan trik keuntungan tinggi, tapi nyatanya modal malah gak bisa kembali. Salah-salah kita yang rugi besar. Lalu gulung tikar. Ingat PT Mekar Abadi, waktu baru diresmikan hampir semua terjun saham ke sana, tapi gak sampek satu tahun udah gulung tikar. Itu salah satu trik salah, pengen cepet ngumpulin modal justru gagal total." Panjang lebar Om memberi gambaran.

"Iya, Om, bener banget. Bening juga sering melakukan riset dari beberapa perusahaan yang pernah gulung tikar, hampir samaan kesalahan yang dilakukan. Kita bisa ambil pelajaran juga biar berhati-hati dan gak ikutin jejak seperti mereka."

"Kalian, baru ketemu kok malah bahas kerjaan," kata Mama Has.

"Iya, kita bahas jodoh aja nih." Bude ikut menimbrung.

Jodoh? Hadew, bakal ngebetein nih kalo bahas jodoh. Batin Bening tidak enak. Bukan sekali dua kali membahas tentang jodoh, hampir setiap bertemu keluarga yang ditanyakan pertama kali memang masalah itu. Seolah tak ada bahasan penting lainnya.

"Gimana, Ning? Kapan Eyang dapet kabar baik darimu?" tanya Eyang Putri yang dari tadi hanya diam.

Bening mengembus napas pelan. "Dalam waktu dekat ini belum ada kabar baik, Eyang. Bening masih fokus ngurus perusahaan."

"Selalu saja begitu jawabanmu, Ning. Umurmu udah sangat pantas untuk berkeluarga, jangan diteruskan status lajangmu itu. Nanti keburu hasrat pengen nikahmu ilang. Masa mau melajang sampek tua? Gak kasihan sama mamamu yang udah pengen gendong cucu." Bude ikut bersuara. Melirik pada kakak iparnya, yang tak lain Mama Has.

Selalu saja dipojokkan dengan status lajang. Emang kenapa sih kalo umur 27 tahun belum nikah? Bude emang ahlinya dalam sindir menyindir! kesal Bening.

Bening sampai malas bertemu keluarganya karena yang mereka tanyakan hanya itu-itu saja. Sangat menyebalkan!!!

Mama Has melihat ke arah Bening, dia tahu apa yang di rasakan puterinya tapi tak ada yang bisa dilakukan untuk membela, pembicaraannya akan kalah dengan Bude yang telah ahli dalam sindir menyindir.

"Kamu tau, kami datang kesini karena ada hal penting. Pertama karna Eyang kangen kamu dan Mamamu. Kedua, kami ingin mengundang kalian buat hadir di acara nikahannya si Ratna." Bude paling banyak berkata.

"Ratna anaknya Mas Bayu?" tanya Mama Has. "Lah, bukannya masih umur 19 tahun? Apa gak terlalu muda untuk berumah tangga? Dia juga masih kuliah 'kan?" Mama Has memberondong pertanyaan. Dia merasa heran karena keponakannya bernama Ratna masih belum cukup umur untuk menjalin hubungan serius. Kenapa terbalik dengan nasib Bening yang harusnya berstatus menikah malah masih betah sendiri. Sedangkan Ratna yang kuliah tiba-tiba mendadak menikah.

"Ratna nikah karna ada sebabnya, Has. Dia hamil duluan, makanya Prayitno segera menggelar resepsi pernikahan sebelum perut Ratna membesar. Tau sendiri gengsi si Marva itu gak bisa ditandingi, harusnya nikah diem-diem aja, cukup undang pak penghulu sama berapa saksi, yang penting sah. Tapi si Marva ngeyel mau bikin pesta gede-gedean alasanya Ratna itu anak perempuan satu-satunya. Jadi kudu dibikinin pesta yang meriah. Dan kita semua keluarganya diundang," jelas Eyang Putri.

"Jadi karna itu si Ratna nikah muda, ya, Mah? Aduh, pergaulan anak muda jaman sekarang emang jauh banget sama anak muda jaman dulu. Ngeri. Tau-tau hamil duluan. Masih untung yang lakinya mau tanggung jawab, kalo cuma dihamilin aja gak mau nikahin, terus gimana coba? Apa gak jadi beban berat buat yang perempuannya. Ada-ada aja jaman sekarang," tanggapan Mama Has.

"Tuh, Ning. Ratna aja udah laku di umur 19 tahun, masa kamu yang umur 27 tahun gak laku-laku. Jangan terlalu pilih-pilih, nanti sudah dapet jodohnya," celetuk Bude dengan nada khas menyebalkan.

"Mending Bening masih lajang, daripada nikah muda karna aib. Apa gak malah malu-maluin?" sahut Bening tak kalah menyebalkan.

"Hus, udah, ah. Kalian ini malah ribut masalah status. Jodoh orang itu beda-beda, Tin. Gak bisa diburu-buru. Kalo Bening belum menemukan jodohnya, mungkin Gusti Allah belum mempertemukannya. Ditunggu satu tahun ke depan, siapa tau belum sampai waktu itu cucuku udah kasih kabar baik," sahut Eyang Putri.

"Satu tahun lagi? Umurnya udah 28 dong? Aturan udah punya anak satu ituh."

"Maaf, Yang. Maaf Pakde, Bude, Bening ke kamar dulu mau bersih-bersih," pamit Bening yang sudah tidak betah mendengar kalimat budenya terus-menerus memojokkan status lajangnya.

"Suruh Bi Asma bikinin susu jahe kalo badannya capek-capek, Ning!" kata Eyang Putri.

"Iya, Yang. Bening cuma gerah, pengen cepet mandi."

Bening segera berlalu dari ruang tamu, di sepanjang menaiki tangga dia tak henti menggerutu kesal dengan budenya yang bernama Entin. "Dasar mulut lebar! Ngeselin banget. Setiap ngomong gak pernah dipikir."

"Emang kenapa sih kalo aku masih betah sendiri. Nikah itu bukan ngejar status aja, banyak yang harus dipikirkan sebelum menikah." Bening menggerutu sendiri. Membuka pintu kamar.

"Kakak ....!!!"

Terpopuler

Comments

Martina Sima

Martina Sima

makanya terima aja si Langit

2021-11-30

0

alvalest

alvalest

aq jg nikah umur 27 an hehehe...y gt omngan melebar lebar kemana mana...

2021-11-18

0

Lya

Lya

perusahaan galacy grup,perusahaan nya langit ya akak mei😊😊

2021-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Tak Sengaja
2 Gang Rumah Langit
3 Memesan Bakso
4 Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5 Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6 Undangan Reuni
7 Pasangan Pura-Pura
8 Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9 Akting si Tukang Pentol
10 Sama-sama yang Pertama
11 Bisa Lupain aja
12 Takut Mbak Kun
13 Mamak Susah Pikun
14 Masalah Status Lajang
15 Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16 Dia itu baik dan sopan
17 Minta Maaf
18 Jalan Mawar Putih
19 Penolong unik
20 Kejadian tak terduga
21 Seperti di arak warga
22 Sah
23 Butuh percaya
24 Tidak ada hak dan kewajiban
25 Tega banget
26 Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27 Pentol terkena stroke dadakan
28 Tinggal sendiri-sendiri
29 Beban
30 Kampungan
31 Bingung dengan sikap sendiri
32 Godaan atau ujian
33 Bisa-bisa aku yang habis
34 Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35 CEO dan tukang bakso
36 Datang tengah malam
37 Perhatian
38 Pura-pura tidur
39 Mulai berbeda
40 Kebaikan yang membuat terkesan
41 Ayo kita berteman
42 Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43 Komunikasi semakin lancar terjalin
44 Tersembunyi
45 Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46 Rapuh saat sedang sendirian
47 Tidak cocok kerja kantoran
48 Selalu direndahkan
49 Waktu demi waktu
50 Pengumuman.
51 Demam
52 Kambuh bikin kesel
53 Akhiri hubungan kita.
54 Hubungan baru
55 Feel-nya buyar
56 Nelen bakso bulat-bulat
57 Penasaran
58 Satu Permintaan
59 Berhasil
60 Uang Belanja
61 Egois
62 Mendebat masalah yang sama
63 Pesan Grup Whastaap
64 Puas kamu bikin saya malu
65 Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66 Cemburu
67 Rebutan Egois
68 Bertemu Bram
69 Menunda
70 Pingsan
71 Positif
72 Histeris
73 Maafin saya, Mbak
74 Nasihat demi nasihat
75 Aku merindukanmu
76 Teman-teman datang menjenguk
77 Kelewat baik
78 Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79 Lima Bulan
80 Sedikit cerita masa lalu
81 Kepalang Kemalangan
82 Pembelajaran Waktu
83 Ini terlalu sakit
84 Semua menjadi gelap
85 Aku harus menyalahkan siapa
86 Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87 Aku gak bisa membencimu
88 Kabar baik
89 Sayang dan cintaku lebih darimu
90 Semua Mengejutkan
91 Dia wajib tahu keadaan suaminya
92 Rindu dia
93 Tidak menghasilkan apapun
94 Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95 Seseorang yang masih tertidur panjang
96 Kambalikan aku ke tempat asal
97 Memilih memaafkan
98 Suara yang membuat Mamak terkejut.
99 Semoga berhasil.
100 Kembali
101 Kamu jahat!
102 Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103 Pengumuman
104 Aku lebih dari itu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Tak Sengaja
2
Gang Rumah Langit
3
Memesan Bakso
4
Setiap Ketemu, Ada Saja yang Terjadi
5
Pentol Bakso Bikin Merem Melek
6
Undangan Reuni
7
Pasangan Pura-Pura
8
Dia Menyukai Warna Kunir Busuk
9
Akting si Tukang Pentol
10
Sama-sama yang Pertama
11
Bisa Lupain aja
12
Takut Mbak Kun
13
Mamak Susah Pikun
14
Masalah Status Lajang
15
Makan Malam Bersama Keluarga Bening
16
Dia itu baik dan sopan
17
Minta Maaf
18
Jalan Mawar Putih
19
Penolong unik
20
Kejadian tak terduga
21
Seperti di arak warga
22
Sah
23
Butuh percaya
24
Tidak ada hak dan kewajiban
25
Tega banget
26
Gara-gara alergi dingin, bisa tidur dengan kehangatan
27
Pentol terkena stroke dadakan
28
Tinggal sendiri-sendiri
29
Beban
30
Kampungan
31
Bingung dengan sikap sendiri
32
Godaan atau ujian
33
Bisa-bisa aku yang habis
34
Keberadaanmu di sini saja sudah salah
35
CEO dan tukang bakso
36
Datang tengah malam
37
Perhatian
38
Pura-pura tidur
39
Mulai berbeda
40
Kebaikan yang membuat terkesan
41
Ayo kita berteman
42
Pernikahan seperti apa yang kita jalani
43
Komunikasi semakin lancar terjalin
44
Tersembunyi
45
Kekecewaan yang lebih menyesakkan
46
Rapuh saat sedang sendirian
47
Tidak cocok kerja kantoran
48
Selalu direndahkan
49
Waktu demi waktu
50
Pengumuman.
51
Demam
52
Kambuh bikin kesel
53
Akhiri hubungan kita.
54
Hubungan baru
55
Feel-nya buyar
56
Nelen bakso bulat-bulat
57
Penasaran
58
Satu Permintaan
59
Berhasil
60
Uang Belanja
61
Egois
62
Mendebat masalah yang sama
63
Pesan Grup Whastaap
64
Puas kamu bikin saya malu
65
Harusnya cinta datang dari hati bukan jabatan
66
Cemburu
67
Rebutan Egois
68
Bertemu Bram
69
Menunda
70
Pingsan
71
Positif
72
Histeris
73
Maafin saya, Mbak
74
Nasihat demi nasihat
75
Aku merindukanmu
76
Teman-teman datang menjenguk
77
Kelewat baik
78
Sedikit demi sedikit mulai berubah.
79
Lima Bulan
80
Sedikit cerita masa lalu
81
Kepalang Kemalangan
82
Pembelajaran Waktu
83
Ini terlalu sakit
84
Semua menjadi gelap
85
Aku harus menyalahkan siapa
86
Harusnya bisa merenungi bukan menyalahkan
87
Aku gak bisa membencimu
88
Kabar baik
89
Sayang dan cintaku lebih darimu
90
Semua Mengejutkan
91
Dia wajib tahu keadaan suaminya
92
Rindu dia
93
Tidak menghasilkan apapun
94
Kini menjalani profesi yang selalu di rendahkan.
95
Seseorang yang masih tertidur panjang
96
Kambalikan aku ke tempat asal
97
Memilih memaafkan
98
Suara yang membuat Mamak terkejut.
99
Semoga berhasil.
100
Kembali
101
Kamu jahat!
102
Terima kasih telah mengembalikan suamiku
103
Pengumuman
104
Aku lebih dari itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!