Sore itu, sepulang dari kampus. Mo qi qi mengurung diri di kamarnya. Matanya menatap ke arah pemandangan di balkon kamar, sesekali wajahnya memerah dan cekikikan. Dia persis seperti gadis yang tengah jatuh cinta.
Seharusnya ia merasakan perasaan ini ketika jatuh cinta dengan Song yuehen di kehidupan sebelumnya. Memerah ketika bertemu dengan pujaan hati, dan bertingkah imut karena malu-malu ketika di tatap oleh pujaan.
Perasaan yang indah dan patut dikenang seumur hidup walau tidak bersatu dengan orang yang ditaksir. Setidaknya itu akan menjadi kisah manis yang bisa diceritakan suatu hari nanti.
Sayang sekali di kehidupan sebelumnya ia bertindak konyol dan mencari kehancuran demi obsesi dan cemburu. Hatinya dipenuhi kedengkian dan skema hingga menjadi umpan meriam. Tidak diragukan lagi peran umpan meriam sangat menyedihkan, ia berperan menjadi penjahat yang berakhir tragis untuk membuat ikatan Song yuehen dan Lin yue menjadi lebih kuat.
Tidak ada yang mengasihani dirinya ketika ia menderita. Itu semua karena kegelapan di hati karena merasa lebih baik dari Yue. Sikapnya yang kasar dan sombong mendorong semua ikatan persahabatan seperti sampah. Jadi pada saat keluarganya hancur mereka semua memalingkan wajahnya.
Tapi lihatlah sekarang, akhirnya dia mengalami hal yang normal bagi gadis yang sedang jatuh cinta. Dia mengalami perasaan berdebar ketika melihat sosok yang ia kagumi. Jantungnya berdetak kencang seperti gadis lainnya.
Mo qi qi sangat bersyukur merasakan perasaan ini lagi. Tapi ia bertekad tidak akan termakan cemburu sehingga mengubah kepribadiannya menjadi mengerikan. Tidak akan.
Sembari menikmati keindahan taman mansion Song yang dipenuhi bunga ceri yang mekar, Mo qi qi menutup mata dan mengingat momen indah bersama dengan Tianmo.
Pada saat menggendongnya, Tianmo memperlakukan dirinya seperti benda langka dan berharga. Pria itu dengan lembut meletakkan dirinya di ruang kesehatan. Ingin sekali Qi qi menangis karena perlakuan lembut yang belum pernah ia terima oleh orang lain selain dari kakaknya.
Flashback On.
''Sekarang tunjukkan di mana kau terluka? " Tianmo menatap lembut ke arah gadis yang berbaring dalam posisi miring di depannya. Tapi gadis di depannya dengan keras kepala menolak untuk bekerja sama.
"Ti-tidak ada yang terluka, itu tadi hanya alasan agar aku menghindari pria sepuluh detik itu, " jawab Qi qi lirih. Meski memiliki nafsu untuk pria tampan sebesar gunung, dirinya tetaplah gadis perawan yang tentu saja enggan memamerkan bokongnya.
"Gadis bodoh. Berhentilah mengelak, dari postur berjalan mu tadi aku yakin kau benar-benar terluka. "
"Tapi tapi --ini, " Mo qi qi bingung harus mencari alasan agar Tianmo tidak memaksanya menunjukkan memar di pantatnya. Di sini Qi qi merutuki Song yuehen yang tanpa ampun memukulnya dengan sekuat tenaga. Yah walaupun ia pengen lagi, eh?
"Jadilah gadis baik, ayo tunjukkan dimana lukamu, "
"Jika kau melihatnya, itu akan memengaruhi prospek pernikahan ku dengan laki-laki dimasa depan, apakah kau bersedia bertanggung jawab? " Mo qi qi berniat menjebak Tianmo, barang kali dia beruntung berhasil menjerat dokter tampan ini.
"Baiklah aku bersumpah akan bertanggung jawab, ayo tunjukkan lukamu."
Melihat ekspresi serius di wajah Tianmo, Qi qi menghela nafas dan menunujukkan tempat penganiayaan Yuehen. Hal tersebut membuat Tianmo terkejut, ia tidak percaya jika Yuehen begitu kejam. Namun setelah melihat bukti nyata penganiayaan Yuehen, ekspresi wajahnya langsung menjadi suram.
"Itu _," Tianmo agak ragu untuk bertanya penyebab memar yang mengerikan.
"Hik sekarang pantatku telah dilihat oleh pria dewasa, bagaimana aku akan menikah, " ucap Qi qi dengan segala akting yang ia miliki. Dia lupa pada saat berenang, Tianmo dan Song yuehen sudah melihat pantatnya. Pasti karena ia lebih memperhatikan hal besar milik kedua pria itu dan mencoba membandingkan ukuran nya sehingga ia tidak membuat keributan seperti sekarang.
"Kau ingin aku bertanggung jawab? " tanya Tianmo serius. "Kau ingin aku menikahi mu? "lanjutnya.
"Aku -aku."
Deg!
Tanpa disangka Tianmo mendaratkan ciuman di bibir Qi qi. Kejadian itu begitu tiba-tiba hingga ia membeku sejenak. Saat otaknya sudah menerima perlakuan Tianmo, Qi qi menutup matanya dan menikmati ciuman itu*.
Flasback off.
Mengingat momen romantis yang disebabkan pantatnya yang memar, Qi qi tidak tau harus tertawa atau menangis. Yang pasti ia sangat bahagia.
Song yuehen secara tidak sengaja melihat ke arah balkon kamar. Ekspresi Qi qi yang tersenyum sambil menutup matanya begitu terlihat manis. Ditambah angin lembut menerbangkan rambut panjangnya yang tebal dan halus. Harus Song yuehen akui jika Qi qi terlihat indah. Bahkan Yue yang selalu ia lindungi tidak bisa menyaingi kecantikan Qi qi.
"Dia memiliki ekspresi yang begitu lembut tapi kenapa jika di depanku ia begitu galak dan cerewet seperti ayam yang hendak bertelur. "
Song yuehen memutar tubuhnya untuk mempersiapkan pesta ulang tahunnya yang akan ia adakan. Dia berharap dalam pesta ulang tahunnya, kakek dan ibunya bersedia menerima hubungannya dengan Yue.
Yah, gadis yang seharusnya bersanding dengan dirinya hanya Yue, sebab dia memiliki hutang budi pada gadis itu. Meskipun akhir-akhir ini hatinya mulai ragu karena kehadiran Qi qi di mansion. Song yuehen yakin itu hanya karena kagum dengan kecantikan bukan perasaan jatuh cinta.
Ketika sedang sarapan, suasana suram antara Song yuehen dan Qi qi memudar. Mereka berdua tetap menjunjung etika ketika di depan makanan. Tidak ada yang berani mengangkat suara saat kepala keluarga sedang menikmati sarapannya.
Dalam keadaan demikian, mereka terlihat seperti keluarga harmonis. Baiklah, itu hanya terlihat dalam permukaan. Nyatanya Song yuehen dan Qi qi tengah berperang. Kaki mereka berusaha menginjak antara satu dengan lainnya.
Posisi kaki saat ini sedang terjepit. Kedua kakinya dikunci oleh kaki Song yuehen. Mati-matian ia berusaha menarik kakinya dan memberikan tendangan manis pada Song yuehen. Sayangnya tenaganya tidak cukup kuat melawan Song yuehen yang kekar.
'Sialan, ' batin Mo qi qi.
'Saatnya balas dendam, ' batin Song yuehen.
Entah dengan gerakan apa, Song yuehen melepas sepatu kemudian menjulurkan kakinya dan mencubit Mo qi qi. Gadis itu nampak terkejut dan hampir saja memekik. Beruntung ia segera menutup mulutnya.
Song yuehen menyeringai kejam pada Qi qi, dia tidak memperdulikan mata Qi qi yang melotot kepadanya.
Gerakan mereka tidak diketahui oleh kakek Song dan Meigui. Song heng meletakkan sumpitnya dan memulai percakapan tanpa rasa curiga.
"Song yuehen, bagaimana persiapan pesta ulang tahun mu? " Song yuehen mencoba membuka percakapan yang sebenarnya terdapat niat untuk menjadikan pesta Song yuehen sebagai pesta pertunangan mereka.
"Semua berjalan lancar, Kek, " jawab Song yuehen. Gerakan tangannya masih stabil dalam memasukkan makanan ke mulutnya walau kakinya memcoba mencubit Qi qi.
"Qi er, bisakah kau menerima Song yuehen kembali? Kakek jamin dia tidak __,"
"Uhuk uhuk," Qi qi terbatuk saat akan menjawab pertanyaan Song yuehen, sebab hampir saja dia mendesah ketika hendak menjawab Song heng. Terkutuklah Song yuehen yang berusaha menggelitik telapak kakinya dan mencoba melepaskan sendal bulu yang ia pakai. Mereka masih perang kaki. Namun pada akhirnya kaki Qi qi yang dikunci Yuehen.
'Song yuehen sialan, ' jerit Qi qi dalam hati.
"Cepat minum, " Meigui mengambil gelas berisi air untuk Qi qi.
Dengan cepat Qi qi meminum air putih. Otaknya kini sedang memikirkan cara membalas Song yuehen.
Song heng menghela nafas panjang, ia menduga jika Qi qi hanya ingin mengalihkan pembicaraan sehingga membuat dirinya tersedak.
Perlahan pria paruh baya itu berdiri dari kursi makan. "Song yuehen jangan kecewakan kakek, " ucapnya sebelum pergi.
Meigui benar - benar tidak berdaya melihat kedua anak muda ini.
Mo qi qi berhasil menemukan cara membalas Song yuehen. Tangannya mengambil sosis yang terbesar di depannya dengan garbu. Lidahnya menjulur dan menjilati sosis itu dengan sensual. Mau tak mau pikiran Song yuehen mengarah ke hal lain. Dia merasa ngilu saat Qi qi terus memainkan sosis itu.
Glek.
Matanya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari aksi Mo qi qi yang memainkan sosis itu dengan lidahnya.
Mo qi qi tau jika Song yuehen masuk ke dalam rencana. Segera ia memasukkan seluruh sosis ke dalam mulutnya dan membuat sosis itu sedikit penyet lalu mengeluarkannya.
"Ah, cuma bertahan sepuluh detik, " guman Qi qi.
Song yuehen sadar jika Qi qi mempermainkan dirinya, karena kesal ia mengendorkan kuncian kakinya. Hal itu langsung dimanfaatkan Qi qi untuk membebaskan kakinya dan segera pamit pada Meigui.
Meigui bingung dengan kedua orang ini, kenapa Qi qi terlihat ingin segera pergi. Dan juga Song yuehen, apa yang membuat wajahnya memerah seolah menahan marah.
'Adakah yang tidak aku ketahui? ' batin Meigui.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Sri Mulyaningsih
lucu🤣🤣🤣🤣🤣
2022-08-24
0
Nur Afiyah
wkwkwkw lucuu
2020-01-07
0
Sepviani Cahayu
baru ini baca novel yg buat ketawa ketiwi sendiri.....😀😀😀😀
2019-12-19
9