Perjalanan Kaisar Chen

Perjalanan Kaisar Chen

Chapter 00 : Kematian

Negara China.

Kota Beijing, 08 Agustus 2008

Kota Beijing, merupakan kota besar di negara China. Beijing adalah ibu kota Republik Rakyat Tiongkok dan salah satu kota terpadat di dunia dengan populasi lebih dari 21 juta jiwa.

Malam yang sunyi, dengan hembusan angin yang terasa menyejukkan perasaan. Ditambah dengan cahaya bulan purnama menyinari seluruh Kota Beijing, dengan bintang-bintang menampilkan keindahan yang tiada tara.

Di sebuah rumah yang cukup mewah, Xiao Chen tengah terduduk di sebuah sofa dengan seorang wanita di sampingnya, wanita dengan paras cantik berambut hitam dengan matanya berwarna biru muda.

"Jika suatu hari aku tidak ada, aku harap kamu bahagia.."

Suara Xiao Chen terdengar seakan-akan ia akan pergi jauh meninggalkan dirinya sendiri. Mendengar nya saja, sudah membuat Xiao Mei terdiam, ia melihat ke arah Xiao Chen yang tengah duduk di sampingnya.

"Apa yang kamu katakan! Jangan berbicara hal yang aneh-aneh.." Ucap Xiao Mei dengan marah.

Seandainya Xiao Mei tahu. Bahwa, Xiao Chen memiliki sebuah penyakit kanker di dalam dirinya. Penyakit yang sudah ia tahan cukup lama sebelum Xiao Chen menikahinya. Saat ia memiliki penyakit kangker, Xiao Chen tidak pernah bilang kepada Xiao Mei tentang penyakitnya. Karena, Xiao Chen tidak ingin membuat Xiao Mei khawatir dengan keadaan Xiao Chen yang sekarang ini.

"Maaf.. karena berbicara hal aneh.." Ujar Xiao Chen meminta maaf kepada Xiao Mei.

Xiao Chen dan Xiao Mei baru menikah satu minggu yang lalu, pernikahan mereka berdua cukup mewah, dengan mengundang banyak tamu, serta keluarga Xiao Mei yang datang ke acara pernikahan mereka berdua. Ayah dan Ibu Xiao Mei merestui pernikahan mereka. Karena, mereka berdua mengetahui perasaan Xiao Mei terhadap Xiao Chen.

"Tidak apa-apa, ayo kita ke kamar.. Ini sudah larut malam.." Balas Xiao Mei sambil mengajak Xiao Chen ke kamar.

Dinginnya malam, kini berubah menjadi musim semi bagi sepasang kekasih yang baru menikah, di dalam sebuah ruangan terdengar suara-suara yang memanjakan telinga, dengan kicauan burung terdengar mengikuti irama nada. Malam musim semi berlangsung dari waktu ke waktu hingga beberapa jam berlalu.

Di dalam ruangan, tepatnya di tempat tidur, Xiao Mei tertidur di sampingnya dengan tangan nya yang memeluk Xiao Chen dengan erat. Sedangkan Xiao Chen yang belum tidur, ia melihat ke langit-langit kamarnya dengan pandangan menahan perasaannya.

Andai.. Waktu bisa ku putar kembali! Aku pasti menjadi seorang pria yang sangat bahagia! Bisa menikahi seorang wanita secantik dirinya!

Memikirkan dirinya yang akan pergi, dan memikirkan Xiao Mei yang akan bersedih, membuat dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghilangkan rasa bersalah ini. Xiao Chen perlahan melepaskan pelukannya istrinya, ia dengan lembut melepaskan pelukannya, karena Xiao Chen ingin pergi untuk membuat sebuah surat untuk nya.

Setelah Xiao Chen melepaskan pelukannya istrinya, ia mengenakan pakaian yang sebelumnya ia kenakan. Setelah selesai mengenakan pakaian, ia lalu bergegas mencari sebuah kertas dan pulpen untuk membuat surat terakhir kali nya.

“Jika kamu melihat isi surat ini, berarti aku sudah tidak ada lagi di samping mu, aku tidak pergi, aku hanya menghilang dari dunia ini untuk selamanya...

Nah.. Xiao Mei, saat kamu membaca surat ini, kumohon, kumohon kamu jangan bersedih.. aku tidak bisa melihat mu bersedih melihat kepergian ku...

Ada banyak hal yang ingin kulakukan bersama mu, tapi penyakit ku tidak bisa memberikan waktu lebih lama lagi. Aku sudah pergi ke berbagai rumah sakit, tapi hasilnya.. mereka semua tidak ada yang bisa mengobatinya.

Aku tidak tahu mau mengatakan apa lagi disini, aku hanya bisa meminta maaf kepada mu.. Maaf kan aku, maaf karena tidak bisa membahagiakan mu seperti Janji ku dulu... Maafkan aku tidak bisa bersamamu... Maafkan aku tidak bisa disampingmu bersama anak kita nantinya..”

Aku harap kamu bahagia.

Xiao Chen.

Saat Xiao Chen menulis surat di atas meja, ia tidak bisa berhenti meneteskan air matanya yang terus mengalir ke bawah. Tanpa ia sadari, air matanya sudah menjadi genangan kecil di lantai. Setelah selesai menulis surat, Ia melipat suratnya dan meletakkan di atas meja, sesaat sebelum kembali ke atas tempat tidur, ia melihat jam yang menandakan pukul tengah malam sebentar lagi.

Xiao Chen kembali ke atas tempat tidur, lalu Xiao Chen memeluk Xiao Mei dengan lembut dengan sebuah ciuman terakhir di keningnya, dengan air mata yang tidak ingin kehilangannya.

"Aku harap kamu bahagia, Sayang!"

Kata-kata terakhir kali yang bisa Xiao Chen ucapakan untuk istrinya. Dengan hembusan angin malam di tambah dengan keheningan malam yang begitu sunyi, rembulan memancarkan cahaya yang terang menyinari Kota Beijing.

Tong! Tong!

Suara jam yang berbunyi di ruangan tengah rumah nya, suara jam dinding yang menunjukkan pukul tepat 12 malam hari.

Pada waktu yang bersamaan, para peri langit mulai berterbangan di seluruh dunia untuk menjemput orang-orang yang pergi ke alam baka.

Pada waktu itu juga, Xiao Chen sudah tidak bernyawa lagi, ia memasuki tertidur abadi dan tidak akan pernah bisa membuka matanya kembali.

...

*Thanks You For Reading*

Terpopuler

Comments

Dewa mesum

Dewa mesum

novel ini mengandung bawang

2022-03-06

0

Reza

Reza

Kasian....

2022-03-04

0

Alone

Alone

Baru nikah dah jadi janda. Maaf bay baru bisa mampir

2021-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!