Wanita dingin

Fatir bengong, melihat di dompetnya cuma ada lima lembar warna merah dan recehan. "Kira-kira cukup gak ya?" gumamnya Fatir.

"Semua tagihan yang di meja 9 itu Rp 488500 Pak," ucap pekerja di restoran itu.

Fatir langsung mengeluarkan uangnya. "Ini Mas, makasih."

"Ini, kembalian nya Pak," menyodorkan uang recehan.

Fatir menatap uang tersebut. Terus mengambilnya uang receh itu, yang baginya sangat berarti. "Huh ... biarlah uang ku habis, dari pada aku malu. Di depan orang tua Viona." Batin Fatir sambil menghela napas panjang.

Kemudian kembali ke meja, dan di sana sudah ada Viona baru saja mendudukkan dirinya di tempat semula.

"Sudah di bayar ya Mas?" tanya Viona. Netra matanya melihat dompet di tangan Fatir yang segera dia masukan ke sakunya.

"Sudah," jawab Fatir sembari mengangguk, lalu seketika menarik bibirnya.

"Sok-sok'an bayar kamu," batin Viona sambil menunduk.

Kemudian mereka pun bersiap pulang. Sang bunda dan omanya memilih naik taksi, biar Viona mengantar Fatir saja.

"Mama dan Oma, biar naik taksi aja sayang, kamu sama Nak Fatir aja antar kan pulang."

"Nggak usah, saya biar pulang sendiri aja naik ojek, Mbak eh Vi pulang saja sama Mama dan Oma." Kata Fatir menolak diantarkan.

"Nggak pa-pa! Nak Fatir sama Vi aja, yu sayang. Mama pulang duluan."

"Nak Fatir titip Viona ya, jagain dia." pesan oma Yani sambil menepuk pundak pria itu.

"Oh, iya Oma." Fatir mengangguk.

"Ya sudah, hati-hati Oma ku sayang, dan Mama ku tercinta." Viona mencium pipi oma dan mama nya bergantian.

Oma Yani dan Asri bahagia melihat sikap Viona yang lebih baik dari sebelumnya. Jauh dari sikap ketika ia terpuruk dulu.

Setelah bu Asri dan sang ibunda masuk ke taksi, Viona pun memasuki mobilnya. Tak seperti tadi yang di kemudikan oleh Fatir, kini Viona lagi yang pegang setir.

Sebelum menyalakan mesin. Viona mengeluarkan dompet dari tas nya. "Ini Mas, uang yang tadi." Memberikan lima lembar uang berwarna merah.

Fatir tertegun, tak lantas mengambil uang tersebut. "Uang apa?"

"Em ... uang yang tadi Mas bayarkan makan," sahut Viona.

"Oh, Gak pa-pa Mbak. Simpan aja," ucap Fatir. Gak enak bila harus mengambilnya.

"Ck," Viona berdecak kesal. Akhirnya uang itu Viona simpan di atas paha Fatir.

"Mbak, padahal gak pa-pa Mbak." Menunduk, melihat uang tersebut.

"Sudah, simpan saja mungkin anda lebih membutuhkan, nanti juga pasti ada masanya aku butuh." Gumamnya Viona sambil menyalakan mesin dan memutar kemudi.

Akhirnya Fatir memasukan uang tersebut ke dalam dompetnya. Di tengah perjalanan. Ada sebuah mobil alphard mepet mobil Viona agar ke pinggir. Mau tidak mau Viona meminggirkan mobilnya.

"Siapa sih?" gumamnya Viona. Dengan hati yang berdebar tak menentu.

"Keluar?" pinta seorang pria dari luar.

"Siapa Mbak?" Fatir bertanya. "Apa pacar Mbak ya?"

"Bukan," sahut Viona sambil menatap ke arah orang tersebut. Kemudian Viona menurunkan kaca mobilnya.

"Ada apa Mas, malam-malam gini cegat orang di jalan gini, gak sopan." Ketus Viona.

"Cantik ... kalau di rumah, itu namanya berkunjung. Kalau di jalan ya mencegat iya, ada-ada saja, ngapain kamu sama pria itu?" menatap sinis ke arah Viona dan Fatir bergantian.

Viona keluar, diikuti oleh Fatir dan berdiri di depan Dewo.

"Emangnya kenapa ya? bukankah ini hak ku!" jelas Viona sambil menyilang kan tangan. Menampakan ada sisi angkuh di dalam dirinya.

"Oh, dia? gara-gara dia kamu menolak ku mentah-mentah itu, pasalnya kamu sudah ada pria kampungan seperti dia. Hebat." Dewo bertepuk tangan dan tertawa mengejek.

Rahang Fatir mengeras pertanda marah, dan giginya yang mengerat kesal. Baru kali ini dihina sama orang baru ia temui, sungguh demi sang adik ia harus banyak berkorban. Termasuk korban perasaan, menerima hinaan orang. Sungguh menyakitkan.

"Mas, dia calon suami saya--"

"Apa? calon suami, dia? ha ha ha saya tidak percaya cantik. Masa seorang anak konglomerat dan kerja pun di BANK, mau menikah dengan laki-laki macam dia. Beberapa hari ini ku selidiki dia, cuma pedagang mie ayam. Ha ha ha ..."

Viona dan Fatir seketika menatap tajam ke arah Dewo ketika bilang menyelidiki. "Kamu gak usah ikut campur, saya mau memilih siapa, itu hak saya. Apa urusannya dangan anda? anda bukan siapa-siapa saya." Ketus Viona dengan mata membulat.

"Hem, Heh pria kampung. Dengar? saya yang siap menikahi wanita ini dan siap memberikan kemewahan, di tolak mentah-mentah cuy. Apalagi kamu! bisa-bisa kamu itu cuma pedagang kecil, ditendang habis-habisan sama perempuan ini nantinya," ujar Dewo menunjuk-nunjuk dan sedikit mencolek dagu Viona yang langsung di tepisnya.

Viona tampak marah, tangannya terulur. Hendak menampar Dewo, namun tangan Dewo lebih cepat meraih kedua tangan Viona di cengkeramnya erat dan menyeret tubuh Viona ke belakang hingga menempel ke badan mobil, wajah Dewo menyeringai puas dan menatap lekat hingga jaraknya cuma beberapa senti.

Viona terkesiap dengan yang dilakukan Dewo, wajahnya mendadak pucat ketakutan. Dadanya seakan mau copot dari tempatnya.

Melihat kejadian itu, Fatir tak tinggal diam. Tangannya bergerak menarik kerah baju Dewo dari belakang, sehingga tubuh Dewo mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri.

"Lepaskan. Jangan bersikap gak sopan sama wanita ya? kau pikir siapa!" sergah Fatir sembari menghempas kasar kerah Dewo.

Dewo yang tak terima dengan perlakuan Fatir, sangatlah marah. "Heh, kau pikir kamu juga siapa ha? kau cuma calon suami yang tidak lama juga akan terbuang. Mana ada wanita ini menerima mu sebagai suami, harus kau tau ya? dia itu wanita dingin yang tidak nafsu sama laki-laki, makanya banyak laki-laki yang di tolak mentah-mentah sama dia." Tuduh Dewo.

"Apa maksud mu? jangan sok tahu tentang saya, kamu tidak tahu apa-apa, ngomong seenak jidat saja," bentak Viona. Dia geram dengan tuduhan Dewo itu.

Fatir menoleh sekilas menatap ke arah Viona yang tampak geram dan marah.

"Kami tak ada waktu untuk melayani mu," ucap Fatir berbalik mau mengitari mobil Viona.

Namun tiba-tiba Viona teriak. "Mas?"

Seketika Fatir menoleh. Ternyata Dewo melayangkan kepalan tangannya di udara hendak menonjok punggung Fatir. Dengan cepat ia tangkis dan menangkap pergelangan tangan Dewo, sedikit dipelintir membuat Dewo nyengir.

"Jangan macam-macam sama saya ataupun calon istri saya," hardik Fatir dengan tatapan sangat yang tidak bersahabat. Kemudian menghempaskan kasar tangan Dewo.

Viona memegang dada nya naik turun dan berdebar sangat kencang. Gusar, khawatir. Sangat ketakutan kalau saja dua orang itu berkelahi di hadapannya.

Fatir menggiring Viona mengitari mobilnya. Kemudian membukakan pintu untuknya masuk.

"Masuk, kita pulang sekarang. Biar saya yang antar Mbak."

Viona shock, ketakutan. Duduk pun berasa mengambang, brugh! suara pintu ditutup. Fatir mengambil alih yang memegang kemudi.

Dewo berdiri, wajahnya meringis mengusap tangannya yang sakit dan ngilu. Tatapannya penuh dendam pada Fatir dan Viona ....

****

Hi ... Fiona dan Fatir up lagi nih. Semoga suka ya! dukung aku ya reader ku yang baik hati.

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

tahu wanita dingin kok di kejar dasar Dewo GK ada akhlak

2022-03-06

1

bening

bening

lanjut thor

2022-03-06

1

sryharty

sryharty

makin seru aja mam,,makin greget bacanya

2022-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 Jangan jadi perawan tua
2 Tidak tertarik
3 Beri waktu
4 Tanggung jawab
5 Mie ayam Fatir
6 Tak mau terbelit hutang
7 Menikahi saya
8 Rumah sakit
9 Tambah ilpil
10 Keputusan
11 Tamu spesial
12 Makan Cinta
13 Penjual Gerobak
14 Mahar
15 Bikin undangan
16 Bermimpi
17 Jangan Manja
18 Prewedding
19 Wanita dingin
20 Mbak Cantik
21 Bikin repot
22 Belanja
23 Gerimis
24 Potong rambut
25 Ponsel baru
26 Tante berondong
27 Ribut
28 Bibir pantai
29 Motor baru
30 Kaya wartawan
31 SIM(surat ijin menikah
32 Sok tau
33 Aku bingung
34 Merindukanmu
35 Cantik
36 Pengantin
37 Akad
38 Pelaminan
39 Resepsi
40 Suami bayaran
41 Gak Khilaf
42 Pewaris
43 Pekerja keras
44 Manja
45 Pelet apa
46 Kangen
47 Cari kesempatan.
48 Keluar
49 Halal bagimu
50 So sweet
51 Perjalanan
52 Saling mencintai
53 Semuanya mungkin
54 Pulang
55 Keceurigaan
56 Pertama
57 Pasrah
58 Peluk monyet
59 Sinyal cinta
60 Tega
61 Menyebar
62 Gara-gara Bapak
63 Jumpa pers
64 Tamparan
65 Kangen kamu
66 Hancur
67 Begitu saja
68 Mantu kesayangan
69 Sangat erat
70 Viona menunggu
71 Habiskan
72 Kangen apa
73 Tidak sudi denganmu
74 Nakal juga
75 Bimbang
76 Luruh
77 Terbujur kaku
78 Tuan ratu
79 Cemburu
80 Aku terjatuh
81 Memohon
82 Jangan sombong
83 Tidak sudi
84 Menghabiskan waktu
85 Bagai piring dan sendok
86 Meminta maaf
87 Tak menyangka
88 Pesawat pribadi
89 Saudaraku
90 Keributan
91 Merajuk
92 Kecurigaan
93 Kepala ular
94 Bangga dan kagum
95 Anak kemarin sore
96 Bawa kabur
97 Janji suci
98 Cadangan lagi
99 Kabar baik
100 Di rawat
101 Penipu
102 Memberi kabar baik
103 Matre
104 Cerai
105 Dapat cucu
106 Kocak juga
107 Viona tampak murung
108 Allah yang atur
109 Menikmati kehamilan.
110 Kontraksi
111 I lov you
112 Anak onta
113 Lahiran
114 Alhamdulillah
115 Baby Vivian
116 Pulang
117 Tuan putri
118 Kerja sama
119 Kedinginan
120 Kebahagiaan
121 Promosi
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Jangan jadi perawan tua
2
Tidak tertarik
3
Beri waktu
4
Tanggung jawab
5
Mie ayam Fatir
6
Tak mau terbelit hutang
7
Menikahi saya
8
Rumah sakit
9
Tambah ilpil
10
Keputusan
11
Tamu spesial
12
Makan Cinta
13
Penjual Gerobak
14
Mahar
15
Bikin undangan
16
Bermimpi
17
Jangan Manja
18
Prewedding
19
Wanita dingin
20
Mbak Cantik
21
Bikin repot
22
Belanja
23
Gerimis
24
Potong rambut
25
Ponsel baru
26
Tante berondong
27
Ribut
28
Bibir pantai
29
Motor baru
30
Kaya wartawan
31
SIM(surat ijin menikah
32
Sok tau
33
Aku bingung
34
Merindukanmu
35
Cantik
36
Pengantin
37
Akad
38
Pelaminan
39
Resepsi
40
Suami bayaran
41
Gak Khilaf
42
Pewaris
43
Pekerja keras
44
Manja
45
Pelet apa
46
Kangen
47
Cari kesempatan.
48
Keluar
49
Halal bagimu
50
So sweet
51
Perjalanan
52
Saling mencintai
53
Semuanya mungkin
54
Pulang
55
Keceurigaan
56
Pertama
57
Pasrah
58
Peluk monyet
59
Sinyal cinta
60
Tega
61
Menyebar
62
Gara-gara Bapak
63
Jumpa pers
64
Tamparan
65
Kangen kamu
66
Hancur
67
Begitu saja
68
Mantu kesayangan
69
Sangat erat
70
Viona menunggu
71
Habiskan
72
Kangen apa
73
Tidak sudi denganmu
74
Nakal juga
75
Bimbang
76
Luruh
77
Terbujur kaku
78
Tuan ratu
79
Cemburu
80
Aku terjatuh
81
Memohon
82
Jangan sombong
83
Tidak sudi
84
Menghabiskan waktu
85
Bagai piring dan sendok
86
Meminta maaf
87
Tak menyangka
88
Pesawat pribadi
89
Saudaraku
90
Keributan
91
Merajuk
92
Kecurigaan
93
Kepala ular
94
Bangga dan kagum
95
Anak kemarin sore
96
Bawa kabur
97
Janji suci
98
Cadangan lagi
99
Kabar baik
100
Di rawat
101
Penipu
102
Memberi kabar baik
103
Matre
104
Cerai
105
Dapat cucu
106
Kocak juga
107
Viona tampak murung
108
Allah yang atur
109
Menikmati kehamilan.
110
Kontraksi
111
I lov you
112
Anak onta
113
Lahiran
114
Alhamdulillah
115
Baby Vivian
116
Pulang
117
Tuan putri
118
Kerja sama
119
Kedinginan
120
Kebahagiaan
121
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!