Tambah ilpil

Viona menoleh ke sumber suara. "Dewo! ngapain pagi-pagi di sini?" batin Viona.

"Mas, ngapain pagi-pagi di sini?" selidik Viona sambil mengernyitkan keningnya.

"Vi, berangkat bareng saya aja, Mas sengaja jemput kamu." Jawab Dewo, sambil menghampiri Viona yang munculnya dari pintu belakang.

"Nggak usah Mas, aku ada kendaraan sendiri," tolak Viona.

"Tapi, Mas sengaja loh jemput kamu Nona cantik," jari Dewo berniat mencolek dagu Viona, namun tangan Viona segera menepisnya.

"Jangan kurang ajar ya Mas! saya tidak suka. Ngapain juga Mas Dewo ke sini? saya tak mengundang anda." Ketus Viona sambil membuka pintu mobilnya.

Tangan Dewo menahan pintu itu supaya Viona gak masuk. "Saya yang mau, biar kita bisa lebih dekat. Lusa saya akan ke sini membawa keluarga untuk melamar mu dan kita akan segera tunangan." Jelas Dewo dengan santai dan percaya diri.

"Maaf, Mas aku gak mau sama Mas. Jangan berusaha deketin aku, apalagi berniat jadi suamiku! jangan mimpi." Viona menghentak pintu mobil yang Dewo pegang. Kemudian ia masuk langsung memasang sabuk pengaman.

Dewo menyeringai. Semakin tertantang untuk meluluhkan hati Viona yang angkuh itu, Dewo menunduk serta sedikit mencondongkan wajahnya ke dalam mobil melalui jendela. "Apa ... kamu ingin jadi perawan tua sayang? Mas sudah mau berbaik hati dan cinta sama kamu, jadi jangan tolak ya manis?"

Viona menoleh dengan tatapan sangat tajam. "Tapi, orang seperti Mas, bukan tipe suami harapan ku." Viona langsung tancap gas. Memundurkan mobil dan memutarnya, keluar dari area itu.

"Hem, lihat saja. Kamu akan jatuh ke dalam pelukan ku Viona," ucap Dewo penuh penekanan dan penuh obsesi.

Viona yang meninggalkan kediamannya, sedikit memukul setir. "Siapa yang sudi menikah dengan mu? sukanya nongkrong di cafe. Minum ditemani cewek cantik, kau pikir aku akan di jadikan wanita hiasan di rumah apa?" menggeleng.

"Aku harus segera menemui Fatir, untuk menanyakan kesanggupannya. Aku yakin sih dia mau. Cuma ... aku mau secepatnya, sekalipun dia juga jauh dari kata suami idaman ku. Bukan suami harapan, namun lumayan lah dari pada di jodohin."

"Lagian, setidaknya aku berbuat baik. Dengan cara menolong keluarganya, bagus-bagus sampai sembuh total." Viona terus bergumam sendiri. Hingga akhirnya sampai di kantor.

"Pagi ... semua?" sapa Viona ketika bertemu dengan staf lain. Viona ada salah satu staf dan merangkap manejer di salah satu BANK swasta di Surabaya. Dan salah satu yang memegang saham dari setengahnya ya itu Yani grup. Tiada lain Omanya Viona.

"Pagi calon manten?" sapa Alisa.

"Ha? maksud," tanya Viona, sedikit mengerutkan keningnya.

"Ah, pura-pura dalam perahu. Pura-pura gak tahu hi hi hi ..." sahut Alisa menggeleng.

"Ada-ada saja kamu ini." Viona masuk ke dalam ruangannya.

Alisa tersenyum tipis. Lalu melanjutkan tugas yang hari sabtu tertunda.

Viona duduk di kursi kebesarannya. Dan mulai beraktifitas di pagi ini. Helaan napas yang panjang mengawali, aktifitasnya.

Waktu terus bergulir hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan waktunya makan siang. Viona menggeliat meneguk air mineral dan beranjak dari duduknya. Kakinya melangkah melintasi pintu. Tampak staf lain berangsur keluar dengan niat melakukan isoma (istirahat sholat dan makan.

Seperti biasa Alisa dan Viona keluar, selepas salat lanjut makan siang.

"Nanti sepulang kerja antar aku ya?" ucap Viona di sela menyedot minumnya.

"Ke mana dulu Non?" tanya Alisa sambil mengaduk makannya di piring.

"Ketemu Fatir, dedek aku. Pagi-pagi sudah ketemu orang rese coba."

"Siapa?" selidik Alisa sambil memutar otaknya menerka siapa?

"Dewo, pagi-pagi datang dan ingin mengantar ku berangkat kerja."

"Hem, baguslah. Berarti dia serius ingin mendekati mu Vi." Alisa mengangguk setuju.

"Apaan? ogah sama aja membuka hati sama dia! malas." ketus Viona.

"Apa salahnya sih?"

"Sama aja, mengorbankan diri untuk di jadikan kambing conge, atau hiasan rumah. Dia sendiri senang-senang sama wanita di luaran sana. Amit-amit."

"Tapi, Vi. Siapa tahu setelah menikah, dia berubah," timpal Alisa.

"Berubah? jadi superman atau spiderman? udah ah, yu makan lapar nih." Viona bersiap menyantap makan siangnya.

"Halo, sayang? Mas temenin ya makannya." Suara Dewo yang tiba-tiba muncul entah dari mana datangnya.

Viona memutar bola mata nya. "Kesal kenapa harus datang sih?"

"Mau apa Mas ke sini? kamu gak ada kerjaan apa," selidik Viona mendelik kesal.

"Kan masih waktu makan siang Vi ... saya, tadi pagi di utus orang tua mu untuk menjaga dirimu." Dengan nada genitnya.

Bikin Viona tambah ilfil. "Ah alasan." Viona yang baru makan 2 suap jadi hilang selera.

Sementara Alisa, fokus aja makan, walau sesekali netra matanya bergerak melihat sahabatnya dan Dewo.

"Kalau manis tak percaya, tanyakan saja pada om Rusadi." Menaikkan kedua bahunya.

"Aish. Malas deh." Viona beranjak dari duduknya, meninggalkan tempat makan. Tidak lupa menyimpan uang di bawak piring.

Alisa terkesiap dan buru-buru menghabiskan makannya. Buru-buru pula mengejar Viona.

Dewo pun mengejar Viona. "Hai Nona sebentar lagi kamu akan menjadi milikku, kenapa sih jutek amat?"

"Terus aja bermimpi ya? karena sampai kapanpun, aku gak bakalan nikah sama kamu Mas." Viona semakin mempercepat langkahnya.

Dewo menoleh pada jam tangannya dan berhenti mengejar Viona. Sebab sudah waktunya masuk kantor lagi.

Setelah Dewo tidak lagi mengejarnya, yang ada cuma Alisa dan dirinya. "Sudah gila kali tuh orang."

"Sudah, jangan ngedumel ah. Mungkin Dewo benar-benar Cinta sama kamu, kan bisa aja." Alisa melingkarkan tangan di pundak Viona.

"Bulsit lah, omong kosong saja." Timpal Viona.

"Ya sudah, nanti sepulang kerja, kita cari Fatir mu itu. Oke?"

Viona kembali ke ruang kerjanya, begitupun Alisa, waktu terus bergulir dan tidak terasa sudah waktunya jam pulang.

Mobil Viona sudah berada di luar parkiran, bersiap meluncur ke tempat yang sudah di niatkan. Alisa memberi kabar pada yang di rumah dan suami, kalau ia akan sedikit pulang telat karena mau mengantar Viona terlebih dulu.

Kali ini Alisa yang nyetir, dan tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat Fatir mangkal/tempat jualan.

Dari jauh pun, sudah tampak kalau Fatir tengah sibuk melayani pembeli dan kebanyakan adalah remaja putri. Sepertinya baru pulang sekolah memilih makan mie ayam Fatir.

"Lagi sibuk Vi, dianya." Alisa menoleh Viona.

"Ck, tunggu aja dulu. Emang selalu seperti ini apa?" tanya Viona pada Alisa.

"Mana ku tahu Vi, gak pernah nungguin juga. Bukan istrinya atau kekasihnya," sahut Alisa sambil tersenyum nyengir.

Viona mendelik, memutar bola matanya dan menggeleng. Sudah 30 menit, nunggu masih aja ramai. Viona melipat tangan di dada dengan punggung menyandar ke bahu jok.

"Ah, lama. Aku kan di tunggu di rumah," gumamnya Alisa.

Kebetulan orang yang makan mie di sana sudah berangsur berkurang. Alisa pun turun.

"Mau bicaranya di mana Vi?" tanya Alisa sebelum mengayunkan kakinya.

"Em, di sini ajalah. Biar lebih tenang," sahut Viona. Dengan masih di posisi yang sama.

"Oke." Alisa menghampiri Fatir yang memang tak melihat adanya mobil Viona yang sedari tadi terparkir di sana ....

****

Hai .... BSH datang lagi nih. Semoga kalian suka ya🙏

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

lanjut thor

2022-03-03

1

tutut puput

tutut puput

lanjutkan

2022-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 Jangan jadi perawan tua
2 Tidak tertarik
3 Beri waktu
4 Tanggung jawab
5 Mie ayam Fatir
6 Tak mau terbelit hutang
7 Menikahi saya
8 Rumah sakit
9 Tambah ilpil
10 Keputusan
11 Tamu spesial
12 Makan Cinta
13 Penjual Gerobak
14 Mahar
15 Bikin undangan
16 Bermimpi
17 Jangan Manja
18 Prewedding
19 Wanita dingin
20 Mbak Cantik
21 Bikin repot
22 Belanja
23 Gerimis
24 Potong rambut
25 Ponsel baru
26 Tante berondong
27 Ribut
28 Bibir pantai
29 Motor baru
30 Kaya wartawan
31 SIM(surat ijin menikah
32 Sok tau
33 Aku bingung
34 Merindukanmu
35 Cantik
36 Pengantin
37 Akad
38 Pelaminan
39 Resepsi
40 Suami bayaran
41 Gak Khilaf
42 Pewaris
43 Pekerja keras
44 Manja
45 Pelet apa
46 Kangen
47 Cari kesempatan.
48 Keluar
49 Halal bagimu
50 So sweet
51 Perjalanan
52 Saling mencintai
53 Semuanya mungkin
54 Pulang
55 Keceurigaan
56 Pertama
57 Pasrah
58 Peluk monyet
59 Sinyal cinta
60 Tega
61 Menyebar
62 Gara-gara Bapak
63 Jumpa pers
64 Tamparan
65 Kangen kamu
66 Hancur
67 Begitu saja
68 Mantu kesayangan
69 Sangat erat
70 Viona menunggu
71 Habiskan
72 Kangen apa
73 Tidak sudi denganmu
74 Nakal juga
75 Bimbang
76 Luruh
77 Terbujur kaku
78 Tuan ratu
79 Cemburu
80 Aku terjatuh
81 Memohon
82 Jangan sombong
83 Tidak sudi
84 Menghabiskan waktu
85 Bagai piring dan sendok
86 Meminta maaf
87 Tak menyangka
88 Pesawat pribadi
89 Saudaraku
90 Keributan
91 Merajuk
92 Kecurigaan
93 Kepala ular
94 Bangga dan kagum
95 Anak kemarin sore
96 Bawa kabur
97 Janji suci
98 Cadangan lagi
99 Kabar baik
100 Di rawat
101 Penipu
102 Memberi kabar baik
103 Matre
104 Cerai
105 Dapat cucu
106 Kocak juga
107 Viona tampak murung
108 Allah yang atur
109 Menikmati kehamilan.
110 Kontraksi
111 I lov you
112 Anak onta
113 Lahiran
114 Alhamdulillah
115 Baby Vivian
116 Pulang
117 Tuan putri
118 Kerja sama
119 Kedinginan
120 Kebahagiaan
121 Promosi
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Jangan jadi perawan tua
2
Tidak tertarik
3
Beri waktu
4
Tanggung jawab
5
Mie ayam Fatir
6
Tak mau terbelit hutang
7
Menikahi saya
8
Rumah sakit
9
Tambah ilpil
10
Keputusan
11
Tamu spesial
12
Makan Cinta
13
Penjual Gerobak
14
Mahar
15
Bikin undangan
16
Bermimpi
17
Jangan Manja
18
Prewedding
19
Wanita dingin
20
Mbak Cantik
21
Bikin repot
22
Belanja
23
Gerimis
24
Potong rambut
25
Ponsel baru
26
Tante berondong
27
Ribut
28
Bibir pantai
29
Motor baru
30
Kaya wartawan
31
SIM(surat ijin menikah
32
Sok tau
33
Aku bingung
34
Merindukanmu
35
Cantik
36
Pengantin
37
Akad
38
Pelaminan
39
Resepsi
40
Suami bayaran
41
Gak Khilaf
42
Pewaris
43
Pekerja keras
44
Manja
45
Pelet apa
46
Kangen
47
Cari kesempatan.
48
Keluar
49
Halal bagimu
50
So sweet
51
Perjalanan
52
Saling mencintai
53
Semuanya mungkin
54
Pulang
55
Keceurigaan
56
Pertama
57
Pasrah
58
Peluk monyet
59
Sinyal cinta
60
Tega
61
Menyebar
62
Gara-gara Bapak
63
Jumpa pers
64
Tamparan
65
Kangen kamu
66
Hancur
67
Begitu saja
68
Mantu kesayangan
69
Sangat erat
70
Viona menunggu
71
Habiskan
72
Kangen apa
73
Tidak sudi denganmu
74
Nakal juga
75
Bimbang
76
Luruh
77
Terbujur kaku
78
Tuan ratu
79
Cemburu
80
Aku terjatuh
81
Memohon
82
Jangan sombong
83
Tidak sudi
84
Menghabiskan waktu
85
Bagai piring dan sendok
86
Meminta maaf
87
Tak menyangka
88
Pesawat pribadi
89
Saudaraku
90
Keributan
91
Merajuk
92
Kecurigaan
93
Kepala ular
94
Bangga dan kagum
95
Anak kemarin sore
96
Bawa kabur
97
Janji suci
98
Cadangan lagi
99
Kabar baik
100
Di rawat
101
Penipu
102
Memberi kabar baik
103
Matre
104
Cerai
105
Dapat cucu
106
Kocak juga
107
Viona tampak murung
108
Allah yang atur
109
Menikmati kehamilan.
110
Kontraksi
111
I lov you
112
Anak onta
113
Lahiran
114
Alhamdulillah
115
Baby Vivian
116
Pulang
117
Tuan putri
118
Kerja sama
119
Kedinginan
120
Kebahagiaan
121
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!