Keputusan

"Mas?" panggil Alisa pada Fatir yang sedang mencuci mangkuk.

"Mbak Alisa!" Fatir tampak kaget melihat Alisa yang jalan menghampiri dirinya.

"Lama loh Mas kami menunggu, di sini ramai banget."

"Oya, Alhamdulillah. Ada apa Mbak? saya jadi was-was nih Mbak." Fatir menatap datar pada Alisa.

"Itu, Mas Viona ingin bicara. Bisa gak bentar aja, di mobil. Tuh mobilnya di sana, Vi sedang menunggu sedari tadi."

"Tapi." Fatir melihat sekitar yang ada aja pembeli. Namun kebetulan Sidar datang yang membawa makan siang buat Fatir.

"Baiklah, kebetulan ada yang gantikan saya," menunjuk ke arah Sidar.

"Kebetulan sekali ya Mas." Alisa senyum senang. Setidaknya obrolan Viona dan Fatir tidak akan menggangu jualannya.

"Sidar, Mas ada perlu dulu sebentar. Kamu tungguin ya? dan layani pembeli dengan baik." Pinta Fatir pada sang adik.

"Ini buat makan siang, Mas Fatir." Sidar menunjuk yang ia bawa.

"Iya, simpan aja di gerobak. Nanti Mas kembali." Kemudian Fatir dan Alisa berjalan menemui Viona.

Sebelum masuk, Fatir menyesal rokok yang terkahir dan kemudian membuang kuntungnya. Barulah masuk dan duduk di depan. "Mbak Viona dah lama ya nunggu? eh Vi."

"Hampir satu jam," sahut Viona, ia menegakkan duduknya. Melihat Alisa yang duduk di belakang.

"Kenapa gak langsung temui aja, dari pada menunggu," ucap Fatir yang merasa gak enak.

"Nggak enak, Mas ... tadi ramai sekali. Takut ganggu." Balas Viona.

"Iya, sih. Tapi sekarang sudah ada Sidar yang bantu. Oya ada apa Mbak Vi ke sini? padahal telepon saja, biar saya yang datang," sambung Fatir dengan gak enak.

Sebelum melanjutkan pembicaraan, Viona menghela napas panjang. "Gimana Mas? bersedia tidak," melirik sekilas.

Sudah di duga, Viona akan menanyakan hal itu. "InsyaAllah, kalau itu mau Mbak Vi." Pikiran dan ucapan sesungguhnya belum sejalan.

Fatir menghela napas berat dan panjang. Viona yang melihat itu langsung melanjutkan ucapannya.

"Saya tahu, Mas punya kehidupan pribadi dan aku gak akan mencampuri urusan Mas. Terserah, begitupun aku sendiri tak mau di atur karena aku punya batasan sendiri. Intinya, aku gak mau di jodoh-jodohin sama orang tua. Aku mending menikah dengan pilihan sendiri, meskipun gagal atau bercerai berai nantinya," ujar Viona dengan tatapan jauh entah ke mana.

"Saya cuma pedagang kecil, tidak punya pangkat ataupun harta. Saya hanya orang miskin," gumam Fatir lagi.

"Saya menikah sama Mas. Sebab yang ku butuhkan status saja Mas, keluarga saya mau mengalihkan semua aset perusahaan pada saya. Ketika saya sudah menikah, dan mereka menuntut secepatnya. Kalau tidak saya akan di jodohkan sama pilihannya."

"Terus, saya harus gimana?" netra mata Fatir menatap ke arah Viona.

"Sore ini, Mas harus menemui orang tua ku. Bilang kalau Mas akan menikahi saya," jelas Viona sambil mengambil sebuah cek berisi 50 juta, ia berikan pada Fatir.

"Apa ini?" Fatir heran.

"Itu, buat pegangan Mas, kalau orang tua ku memintanya buat biaya menikah nanti. Maaf beribu maaf bila nantinya orang tua ku memandang rendah Mas." Viona menunduk. "Setelah menikah, Mas boleh ceraikan saya."

Fatir tertegun memandangi cek tersebut. "Berarti cek ini harus di cairkan lebih dulu?"

"Iya. Masukan aja ke tabungan Mas," ucap Viona.

Sementara, Alisa di belakang sibuk ngemil dan chatan dengan suaminya. Namun telinga fokus mendengarkan.

Fatir, memasukan kertas cek tersebut ke saku celananya. ''Terus kapan saya harus menemui orang tua mbak Viona?''

''Malam ini aja, sama mas Darma aja,'' ucap Viona sambil menoleh ke belakang.

"Siap, aku juga siap kok. nganterin," sahut Alisa

"Nggak-gak, waktu kamu sudah tersita saat ini. Waktu buat anak kamu aku ambil, jadi malam nanti aku pinjam mas Darma saja. Oke Nyonya Alisa?" kata Viona dengan posisi duduk menghadap ke arah Alisa.

"Oke lah kalau begitu! oya Mas fatir harus tahan banting loh--"

"Maksudnya?" tanya Viona menyela ucapan Alisa.

"Ya, kali aja nanti dapat perkataan yang pedas gitu dari calon mertua. He he he." Alisa nyengir.

Sementara Fatir tertegun, berasa tidak percaya dengan apa yang akan ia lakukan. Mau melamar wanita yang baru ia kenal, sedangkan kekasihnya sendiri. Entahlah, mau gimana ke depannya.

Akhirnya Viona pulang. Dan keputusannya adalah sekitar pukul tujuh malam Fatir di tunggu di rumah Viona, dan Fatir akan datang bersama Darma.

Fatir kembali ke tempat jualannya. Duduk di bangku sambil melamun, ditemani oleh sebatang rokok. Ketika sedang menikmati rokok, membuang asap dari hidungnya. Teringat tadi ketika ia mengeluarkan asap rokok dari bibirnya. Tampak Viona tidak suka asapnya. Fatir jadi berhenti mengisap rokok itu, ia pandangi sesaat. Sambil menghela napas ia matikan rokok tersebut, ia simpan ke tempatnya.

"Mas, belum makan?" tanya Sidar yang kini duduk di samping sang kakak.

"Oh, belum lapar. Makan sajalah sama kamu, Mas gak pengen makan." Gumamnya Fatir.

Sidar menatap Masnya sangat lekat. "Mas lagi banyak pikiran ya?"

Fatir yang duduk condong ke depan. Dengan kedua siku di atas paha, menoleh adiknya itu. "Iya, tapi jangan khawatir. Dan gak perlu pikirkan Mas."

Sidar mengangguk. Walau hatinya merasa kasihan sama Fatir yang sudah mengantikan peran sang ayah yang telah lama tiada. Fatir bak seperti seorang ayah yang menanggung kehidupan anak dan istrinya.

"Mas?" panggil Sidar.

"Kenapa? oya uang buat bayaran itu ya! sebentar Mas ambilkan." Fatir beranjak dari duduknya, berjalan mendekati laci. Mengambil sejumlah uang buat membayar keperluan sekolah Sidar.

"Ini, buat bayar sekolah, dan buat bekal minggu ini," tangan Fatir memberikan sejumlah uang itu pada Sidar.

"Tapi, Mas. Kalau buat bekal, kan biasanya juga setiap hari?" Sidar merasa heran. Sebab gak biasanya Fatir memberi bekal untuk satu minggu.

"Nggak pa-pa, minggu ini Mas beri untuk satu minggu. Terima saja, simpan baik-baik. Biar cukup satu minggu." Fatir memberikannya ke tangan Sidar yang tampak ragu-ragu.

"Oh, ya udah. Makasih, Mas?" ucap Sidar sambil memasukannya ke saku.

Kemudian Fatir beranjak. Melayani pembeli yang datang. Dalam hati bergumam. Semoga cepat habis, agar dia pergi nanti dengan tenang. Tak meninggalkan kerjaan. Setelah melihat jualannya sedikit lagi. Fatir mengarahkan pandangannya pada sang adik.

"Mas mau pulang dulu, mau siap-siap untuk pergi."

"Mas, mau pergi ke mana? ke Rumah sakit bukan, ikut dong." Sidar menatap lekat pada sang Kakak.

"Bukan, Mas ada urusan penting. Kalau kamu sama Mas Adam mau ke rumah sakit pergi saja, ongkosnya ambil aja sekalian beli lauk buat makan malam. Bilang sama ibu kalau Mas sedang ada urusan yang penting dan mohon doanya," ujar Fatir.

"Urusan apa sih Mas? kaya penting banget gitu." Sidar tampak penasaran.

"Anak kecil, jangan banyak tanya," tangan Fatir mengacak rambut Sidar.

"Mas ini, aku sudah besar Mas. Bukan anak kecil." Gerutu Sidar sambil merapikan rambutnya yang tadi Fatir acak.

"Sudah, Mas pulang dulu. Bereskan jualannya ya?" ucap Fatir sambil menuntun langkahnya menyusuri jalan gang yang menuju rumah kecilnya.

Saat ini Fatir sudah berada di rumahnya, langsung masuk kamar mandi tuk bersih-bersih. Lanjut memilih pakaian yang membuat ia bingung kala melihat pakaian yang ada di lemari itu-itu saja.

Akhirnya ia memutuskan mengenakan kemeja batik yang kebetulan terselip di lemari dengan celana bahan yang berwarna hitam. "Sudahlah, ini aja biar sederhana yang penting bersih." Batinnya Fatir.

Mengambil sisir dan merapikan rambutnya, sebentar melihat dirinya di cermin. Menghela napas panjang. "Berarti aku mau menukar diriku dengan uang? di mana harga dirimu Fatir?" menunjuk dada dirinya di cermin.

"Tapi ... ini semua demi keluarga ku, demi perawatan adik ku. Bukan untuk ku pribadi dan apapun itu kalau menyangkut keluarga ku, tentunya akan aku lakukan. Demi kebahagiaan mereka." Gumamnya Fatir.

Ia membawa langkahnya ke dapur melihat di magicom tidak ada nasinya. Fatir mencuci beras dan menanak nya terlebih dahulu, lauknya yang ada cuma 3 telor aja. Sesaat Fatir bengong. "Biarlah lauknya mereka beli sendiri dengan uang yang mereka pegang."

Setelah mengunci pintu. Fatir menyalakan mesin si biru, ya itu honda beatnya ....

****

Assalamu'alaikum ... BSH hadir lagi nih, semoga suka ya?🙏

Terpopuler

Comments

Nana Shin

Nana Shin

kita saling mampir yu. wanita bercadar biru

2022-04-26

1

bening

bening

lanjut thor bagus cerita nya👍

2022-02-17

1

tutut puput

tutut puput

fatir lelaki yg bertanggungjawab, pastinya dia tidak akan mempermainkan pernikahan walaupun awalnya hanya keterpaksaan

2022-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 Jangan jadi perawan tua
2 Tidak tertarik
3 Beri waktu
4 Tanggung jawab
5 Mie ayam Fatir
6 Tak mau terbelit hutang
7 Menikahi saya
8 Rumah sakit
9 Tambah ilpil
10 Keputusan
11 Tamu spesial
12 Makan Cinta
13 Penjual Gerobak
14 Mahar
15 Bikin undangan
16 Bermimpi
17 Jangan Manja
18 Prewedding
19 Wanita dingin
20 Mbak Cantik
21 Bikin repot
22 Belanja
23 Gerimis
24 Potong rambut
25 Ponsel baru
26 Tante berondong
27 Ribut
28 Bibir pantai
29 Motor baru
30 Kaya wartawan
31 SIM(surat ijin menikah
32 Sok tau
33 Aku bingung
34 Merindukanmu
35 Cantik
36 Pengantin
37 Akad
38 Pelaminan
39 Resepsi
40 Suami bayaran
41 Gak Khilaf
42 Pewaris
43 Pekerja keras
44 Manja
45 Pelet apa
46 Kangen
47 Cari kesempatan.
48 Keluar
49 Halal bagimu
50 So sweet
51 Perjalanan
52 Saling mencintai
53 Semuanya mungkin
54 Pulang
55 Keceurigaan
56 Pertama
57 Pasrah
58 Peluk monyet
59 Sinyal cinta
60 Tega
61 Menyebar
62 Gara-gara Bapak
63 Jumpa pers
64 Tamparan
65 Kangen kamu
66 Hancur
67 Begitu saja
68 Mantu kesayangan
69 Sangat erat
70 Viona menunggu
71 Habiskan
72 Kangen apa
73 Tidak sudi denganmu
74 Nakal juga
75 Bimbang
76 Luruh
77 Terbujur kaku
78 Tuan ratu
79 Cemburu
80 Aku terjatuh
81 Memohon
82 Jangan sombong
83 Tidak sudi
84 Menghabiskan waktu
85 Bagai piring dan sendok
86 Meminta maaf
87 Tak menyangka
88 Pesawat pribadi
89 Saudaraku
90 Keributan
91 Merajuk
92 Kecurigaan
93 Kepala ular
94 Bangga dan kagum
95 Anak kemarin sore
96 Bawa kabur
97 Janji suci
98 Cadangan lagi
99 Kabar baik
100 Di rawat
101 Penipu
102 Memberi kabar baik
103 Matre
104 Cerai
105 Dapat cucu
106 Kocak juga
107 Viona tampak murung
108 Allah yang atur
109 Menikmati kehamilan.
110 Kontraksi
111 I lov you
112 Anak onta
113 Lahiran
114 Alhamdulillah
115 Baby Vivian
116 Pulang
117 Tuan putri
118 Kerja sama
119 Kedinginan
120 Kebahagiaan
121 Promosi
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Jangan jadi perawan tua
2
Tidak tertarik
3
Beri waktu
4
Tanggung jawab
5
Mie ayam Fatir
6
Tak mau terbelit hutang
7
Menikahi saya
8
Rumah sakit
9
Tambah ilpil
10
Keputusan
11
Tamu spesial
12
Makan Cinta
13
Penjual Gerobak
14
Mahar
15
Bikin undangan
16
Bermimpi
17
Jangan Manja
18
Prewedding
19
Wanita dingin
20
Mbak Cantik
21
Bikin repot
22
Belanja
23
Gerimis
24
Potong rambut
25
Ponsel baru
26
Tante berondong
27
Ribut
28
Bibir pantai
29
Motor baru
30
Kaya wartawan
31
SIM(surat ijin menikah
32
Sok tau
33
Aku bingung
34
Merindukanmu
35
Cantik
36
Pengantin
37
Akad
38
Pelaminan
39
Resepsi
40
Suami bayaran
41
Gak Khilaf
42
Pewaris
43
Pekerja keras
44
Manja
45
Pelet apa
46
Kangen
47
Cari kesempatan.
48
Keluar
49
Halal bagimu
50
So sweet
51
Perjalanan
52
Saling mencintai
53
Semuanya mungkin
54
Pulang
55
Keceurigaan
56
Pertama
57
Pasrah
58
Peluk monyet
59
Sinyal cinta
60
Tega
61
Menyebar
62
Gara-gara Bapak
63
Jumpa pers
64
Tamparan
65
Kangen kamu
66
Hancur
67
Begitu saja
68
Mantu kesayangan
69
Sangat erat
70
Viona menunggu
71
Habiskan
72
Kangen apa
73
Tidak sudi denganmu
74
Nakal juga
75
Bimbang
76
Luruh
77
Terbujur kaku
78
Tuan ratu
79
Cemburu
80
Aku terjatuh
81
Memohon
82
Jangan sombong
83
Tidak sudi
84
Menghabiskan waktu
85
Bagai piring dan sendok
86
Meminta maaf
87
Tak menyangka
88
Pesawat pribadi
89
Saudaraku
90
Keributan
91
Merajuk
92
Kecurigaan
93
Kepala ular
94
Bangga dan kagum
95
Anak kemarin sore
96
Bawa kabur
97
Janji suci
98
Cadangan lagi
99
Kabar baik
100
Di rawat
101
Penipu
102
Memberi kabar baik
103
Matre
104
Cerai
105
Dapat cucu
106
Kocak juga
107
Viona tampak murung
108
Allah yang atur
109
Menikmati kehamilan.
110
Kontraksi
111
I lov you
112
Anak onta
113
Lahiran
114
Alhamdulillah
115
Baby Vivian
116
Pulang
117
Tuan putri
118
Kerja sama
119
Kedinginan
120
Kebahagiaan
121
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!