mereka berdua sudah kembali ke perusahaan dan mulai mengerjakan tugas mereka masing-masing. Nesa melakukan pekerjaan-nya dengan sangat baik itu juga berkat Sinta yang membantu-nya.
Nesa berkutat dengan berkas yang nanti-nya akan di tanda tangani oleh xavier hingga pukul tiga sore dan ia segera memberikan berkas yang siap untuk di tanda tangani.
Nesa meminta izin kepada Sinta untuk mengantarkan berkas itu. Nesa menyuruh Sinta untuk pulang terlebih dahulu karena tugas mereka sudah selesai hanya tinggal berkas yang harus di tanda tangani.
Nesa berjalan menuju ruangan Xavier tidak lupa sebelum masuk ia mengetuk pintu tiga kali terlebih dahulu. ketika sudah ada interupsi untuk diri-nya masuk, Nesa membuka pintu itu perlahan dan berjalan masuk.
Nesa berjalan menghampiri Xavier dan berhenti ketika sudah berada di hadapan Xavier yang hanya di batasi oleh meja dan juga kursi itu. Nesa memberikan berkas-berkas itu ke hadapan Xavier.
"ini berkas yang harus bapak tanda tangani, " ucap Nesa sambil menjelaskan.
"apa masih ada lagi? " tanya Xavier tanpa melihat ke arah Nesa.
"sudah tidak ada lagi pak... " jawab Nesa cepat.
Xavier hanya mengangguk saja, lalu ia fokus membaca kembali laporan yang di berikan oleh Nesa dan baru ia tanda tangani. Nesa masih menunggu hingga bos-nya selesai dengan menandatangani berkas itu.
"ini, " ucap Xavier sambil menyodorkan berkas yang sudah ia tanda tangani.
Nesa menerima berkas itu lalu ia meminta izin untuk kenaruh berkas itu dan izin pulang lebih dulu. namun niat itu ia urungkan kala mendengar ucapan Xavier.
"kamu pulang bareng saya, " ucap Xavier bukan lebih tepat-nya perintah.
"saya bisa pulang sendiri pak, " jawab Nesa menolak sehalus mungkin.
"kita hanya berdua jangan memanggilku dengan sebutan itu... sudah berapa kali aku bilang hah?! " ucap Xavier kesal kala Nesa masih memanggilnya begitu padahal mereka hanya sedang berdua.
lagi pula ruang kerja Xavier kedap suara, jadi orang-orang yang di luar tidak akan mendengar pembicaraan mereka. Nesa menghela nafas lalu tanpa izin ia duduk di hadapan Xavier yang masih menatap-nya datar.
"tapi aku mau ke kostan temenku dulu mas, " ucap Nesa melas.
"biar aku yang antar, " jawab Xavier mutlak.
Nesa hanya bisa menghela nafas dan mengangguk mengiyakan permintaan Xavier dari pada semakin panjang hanya karena masalah pulang. Nesa izin keluar untuk menata berkas.
Nesa keluar dari ruang kerja Xavier dengan wajah lelah, sedangkan Xavier menatap senang kepada Nesa yang mau menurut dengan ucapan-nya. Nesa kembali ke meja kerja-nya dan menata berkas yang berada di tangan-nya.
setelah itu ia membereskan meja kerja-nya yang cukup berantakan. tidak lama dari itu Xavier datang menghampiri Nesa dan sedikit membantu.
"makasih, " ucap tulus Nesa.
Xavier hanya mengangguk lalu mengajak Nesa untuk segera pulang karena hati yang semakin sore, para karyawan juga sudah mulai pada pulang karena pekerjaan mereka telah selesai.
"mas nanti antar aku ke alamat ini ya? " pinta Nesa kala mereka sudah masuk kedalam lift.
"iya... memang-nya kenapa kamu ingin pindah dari sana? " tanya Xavier yang penasaran sejak kemarin ia belum jadi bertanya karena lupa.
"aku takut jika mantan kekasihku datang dan meminta untuk kembali lagi bersama-nya, " jawab Nesa lesu.
"kalau boleh aku tahu... mantan kekasih mu kerja apa? " tanya Xavier.
Nesa tersenyum kecut kala mendengar pertanyaan dari Xavier, jangankan kerja mantan kekasih Nesa hanya bisa minta uang kepada-nya dan berfoya-foya bersama teman-teman nya menggunakan uang Nesa.
"dia... pengangguran, " cicit Nesa pelan.
Xavier yang memang masih mendengar ucapan Nesa hanya bisa menggeleng, ternyata masih banyak laki-laki yang malas di jalan sekarang terlebih sampai numpang hidup dengan si perempuan.
ting...
pintu lift terbuka, mereka berdua keluar dari lift dan seperti biasa Nesa berjalan di belakang karena masih di dalam perusahaan dan masih banyak karyawan yang mungkin lembur.
sesekali Nesa menjawab sapaan dari karyawan, sedangkan Xavier hanya mengangguk dan tersenyum kecil saja. mereka berdua berjalan menuju mobil Xavier yang terparkir rapih.
setelah sampai di depan pintu perusahaan Xavier menyuruh satpam untuk mengambil mobil-nya di parkiran. setelah mobil sampai di hadapan mereka, mereka berdua masuk dan Xavier menjalankan mobil-nya meninggalkan perusahaan.
Xavier mengantar Nesa ketempat kostan teman-nya, karena ada info tentang kostan yang masih kosong, perjalanan membutuhkan waktu sekitar 15 menit mereka baru sampai di tempat kostan teman Nesa.
Xavier memberhentikan mobil-nya tepat di depan gerbang kostan perempuan, dan terlihat seorang gadis seumuran Nesa melambaikan tangan kepada Nesa.
Nesa turun dan di ikuti oleh Xavier. Nesa langsung memeluk teman-nya yang sudah lama tidak ia temui sejak mereka lulus dari kuliah dan mulai bekerja.
"bagaimana kabar mu shaf? " tanya Nesa basa basi.
"aku baik... kamu? dan siapa dia? " tanya Shafira penasaran.
"aku kekasih-nya, " bukan. bukan Nesa yang menjawab melainkan Xavier yang menjawab.
Nesa membelalakan mata-nya, sedangkan Shafira tersenyum menggoda dan bingung, bukankah kekasih Nesa itu leon?
"bukankah kekasihmu leon? seperti nya kamu memiliki rahasia dariku, " ucap Shafira kesal.
"nanti saja itu kita bahas... sekarang di mana kostan kosong itu? " ucap Nesa dan berakhir dengan pertanyaan.
"dekat hanya saja... "
"kenapa? " tanya Nesa kala Shafira tidak melanjutkan ucapan-nya.
"kostan di sana hanya tersedia satu kamar dan... cukup menyendiri kostan-nya, dan kostan itu dekat sekali dengan hutan, " jelas Shafira.
Nesa hanya terdiam, sedangkan Xavier tidak mau jika Nesa harus tinggal di tempat terpencil dan mungkin tingkat keselamatan-nya sangat minim sekali.
"jangan di sana... untuk sementara waktu sebaik-nya kamu tinggal di apartemen ku saja, " ucap Xavier cepat.
"tapi aku tidak mau merepotkan mu, " ucap Nesa mencoba menolak.
"aku tidak menerima penolakan Nesa, " ucap Xavier tegas.
"baiklah... kalau begitu trima kasih ya Shafira kalau begitu kita pamit pulang, " ucap Nesa dan mendapatkan anggukan dari Shafira.
dan mereka berdua kembali masuk kedalam mobil Xavier, setelah itu Xavier menjalankan mobil-nya meninggalkan kawasan kostan itu, Shafira yang melihat itu hanya menggalang dan pergi masuk kedalam kostan.
seperti yang di janjikan oleh Xavier tadi. mereka berdua sekarang tengah menuju apartemen Xavier yang akan di tempati oleh Nesa sementara waktu.
"mas, " panggil Nesa.
"hem"
"maaf udah ngerepotin kamu terus-terusan, " ucap Nesa tidak enak.
"tidak apa-apa lagi pula sekarang kamu tanggung jawab ku, " jawab Xavier sambil tersenyum.
Nesa hanya bisa bilang trima kasih, dan ia sempat kagum kala Xavier tersenyum semanis tadi. sungguh jantung Nesa benar-benar bahaya sekarang. dan mereka mulai memasuki kawasan apartemen yang lumayan mewah itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ilfra Ilivasa
waw
2022-03-14
1
Duwi Hariani
up lgi dong!
2022-02-02
2
Alpha Arietis
lanjut
2022-02-02
1