Nesa bangun menggeliat dan bangun dari tidur singkat-nya, ia melihat ke arah kanan-nya dan masih jalanan.
Apakah rumah orang tua bos-nya sangat jauh? Kenapa dari tadi belum juga sampai. Pikir Nesa.
Tidak lama dari itu terlihat gerbang yang cukup besar, orang yang menjaga gerbang langsung membukakan pintu setelah melihat mobil sangat tuan muda.
Setelah gerbang terbuka lebar mobil yang Nesa naikin berjalan masuk kedalam halaman mansion yang sangat luas, terdapat air mancur di tengah-tengah halaman.
Sedikit memutari air mancur mobil berhenti tepat di depan pintu utama yang terbuat dari kayu jati.
Seorang bodyguard membukakan pintu untuk Xavier dan juga Nesa. Nesa memandang takjub dengan mansion yang sangat mewah ini.
Sebelum-nya ia belum pernah melihat rumah sebesar dan semewah ini. Dengan nuansa ke Eropa warna cat putih gading dan emas membuat mansion ini semakin mewah.
Xavier menarik lengan Nesa membuat Nesa tersadar dari rasa takjub-nya. Ia di bawa oleh Xavier masuk dan lagi-lagi ia di buat takjub dengan interior-nya.
Xavier tersenyum melihat Nesa yang takjub akan interior mansion keluarga-nya.
"tuan muda, selamat datang tuan dan nyonya besar sudah menunggu, " ucap kepala maid yang menghampiri Xavier dan membungkus sopan.
Xavier mengangguk dan berjalan sambil terus menarik pelan lengan Nesa, sedangkan Nesa agak sedikit risih karena di tarik seperti itu.
"Pak... bisa kah lepaskan cekalan bapak? saya bisa jalan sendiri, " ujar Nesa ragu-ragu.
Xavier menoleh dan langsung melepaskan cekalan-nya pada lengan Nesa. setelah terlepas dari cekalan Xavier, Nesa mengelus bekas cekalan Xavier yang cukup kuat.
"baiklah, maaf jika terlalu kencang, " ucap Xavier dan kembali berjalan.
Nesa mengikuti langkah Xavier dari belakang hal itu malah membuat Xavier kembali memberhentikan langkah-nya. Nesa yang tidak siap menabrak punggung tegak sang bos.
"aduh, "
"bisakah kamu berjalan di sampingku? kita bukan sedang di kantor, " tanya Xavier dingin.
"tap-
"tidak ada tapi-tapian segera jajarkan jalanmu dengan ku, " potong Xavier dan kembali berjalan.
seperti yang Xavier bilang Nesa mensejajarkan jalan-nya dengan sang atasan.
mereka berjalan menuju ke ruang makan dimana kedua orang tua Xavier berada.
"selamat siang" sapa Xavier kepada orang tua-nya dan duduk di kursi samping ayah-nya.
"akhirnya kamu pulang juga nak, bunda benar-benar kangen sama kamu, " ucap bunda Xavier. tersenyum dan menatap hangat anaknya.
bunda Xavier menyadari kehadiran Nesa, ia menatap Nesa dari atas sampai bawah menilai sedangkan Nesa yang di perlakukan seperti itu menjadi risih.
Xavier yang mengerti tatapan dari bunda-nya tersenyum dan kembali berdiri menghampiri Nesa yang masih berdiri.
"ah ya aku lupa, perkenalkan ayah bunda dia Bangsa calon istri ku, " ucap Xavier tegas.
hal itu membuat ketiga orang itu terkejut, kedua orang tua Xavier tersenyum senang, akhirnya mereka akan segera memiliki cucu jika Xavier segera menikah.
sedangkan Nesa melotot menatap atasannya tidak percaya, apa tadi? calon istri? kenal saja baru sehari sekarang asal main klaim aja.
"maksud bapak apa ya? " tanya Nesa berbisik.
Xavier tersenyum menatap Nesa, belum ia menjawab bunda Xavier sudah berdiri dan menghampiri Nesa.
"selera mu bagus juga. kamu cantik banget sih sayang, " puji bunda Xavier.
Nesa yang di puji seperti itu menjadi malu, ia menunduk dan mengangguk serta Menggumamkan kata trima kasih.
"Terima kasih tante, " ucap Nesa.
"no.. no jangan panggil tante panggil bunda karena kamu ini pacar-nya Xavier, " ujar bunda Xavier.
"i-iya bunda, " ucap Nesa gugup.
"ya sudah sebaiknya kita makan, " ucap ayah Xavier dingin.
ya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seperti Xavier yang sifatnya tidak jauh beda dengan sang ayah.
Nesa dan yang lainnya mengangguk dan duduk di bangku mereka semua, Nesa duduk tepat di samping Xavier.
dan makan siang pun di mulai, hanya ada keheningan saja di meja makan itu dan sura dari dentingan sendok yang beradu dengan piring.
...****************...
"maksud bapak apa ya bicara seperti itu?!" tanya Nesa kesal.
sekarang mereka berdua berada di kamar mewah milik Xavier, setelah selesai makan siang dan mengobrol sebentar bersama kedua orang tua Xavier.
Xavier membawa Nesa menuju kamarnya, untuk menjelaskan semuanya.
"saya terpaksa, " jawab Xavier singkat.
"terpaksa? bapak kan bisa bayar orang untuk di jadikan pacar bohongan. kenapa harus saya? " tanya Nesa kembali.
jujur ia sangat kesal saat tadi di perkenalkan oleh Xavier sebagai calon istri-nya.
"saya tidak mau menyewa, saya maunya kamu, " jawab Xavier lagi.
jawaban dari Xavier membuat Nesa mengkerut kan keningnya bingung, sungguh ia tidak habis pikir dengan atasan-nya ini. kenapa harus dia coba? kenapa gk yang lain saja? padahal kan banyak wanita yang lebih dari-nya pikir Nesa.
"ya tapi kenapa harus saya? kan masih banyak wanita di luaran sana bahkan banyak loh pak yang mau sama bapak apa lagi bapak ini kaya dan mapan, " ujar Nesa lagi.
Xavier menoleh mendengar ucapan Nesa, ia tersenyum dan senyum itu membuat Nesa kagum sebentar namun segera ia menghilangkan itu.
"lalu bagaiman denganmu? apakah kamu tidak tertarik denganku? " tanya Xavier.
"oh ayolah, saya memang tidak tertarik kepada Anda. dan bapak belum menjelaskan kenapa anda memperkenalkan saya sebagai calon istri anda, " ucap Nesa kesal.
Xavier menghela nafas gusar, ia kembali menatap langit siang yang cukup terik. ya mereka sekarang berada di balkon kamar Xavier.
"saya selalu di teror untuk segera menikah, kalau tidak kedua orang tua saya akan menjodohkan saya dengan rekan bisnis ataupun anak dari sahabat mereka makan dari itu saya mau membuat kesepakatan denganmu, " jelas Xavier panjang.
sedangkan penjelasan dari Xavier membuat Nesa terbentang, apa? kesepakatan? sungguh sepertinya memang bos-nya ini sudah gila.
"Menyebalkan ini benar benar menyebalkan, " Batin Nesa terus menggerutu
"Bolehkan aku memukulmu?" Ucap Nesa dalam hati, hanya dalam hati ia tidak akan berani jika harus berbicara didepan bos-nya itu.
Nesa membuang wajahnya menatap langit terik, Xavier menghela nafas awal juga ia tidak mau meminta tolong kepada Nesa untuk menjadi pacar pura-pura.
hening....
itulah yang terjadi di antara mereka tidak ada yang membuka suara sama sekali, entah Nesa yang tidak mau membuka suara atau Xavier yang enggan berbicara.
helaan nafas demi helaan nafas di keluarkan Xavier, ia meyakinkan diri untuk mengatakan-nya. ia menatap Nesa yang berada di sebelahnya.
dan menghadapkan tubuh-nya tepat menghadap Nesa. Nesa yang melihat itu menoleh dengan kening berkerut hingga....
"mari kita buat kesepakatan, "
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
hay guyss, maaf updatenya lama banget hehe. btw jangan lupa ya vote dan likenya.
oh ya jangan lupa mampir ke ceritaku yang satu lagi yang judulnya 'Bismilah Jodoh' mampir yaw
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Siti Malika
hi hi hi
2023-11-03
0
✧༺i'm jealous༻✧
Lucu
2022-04-22
1
lim woo
lucu juga ya nesa sama xavier
2022-04-21
1