Nesa dan Xavier turun dari mobil, sungguh Nesa tidak percaya jika ia akan tinggal di tempat semewah ini untuk sementara waktu. ia menatap Xavier yang hanya fokus melihat ke depan.
sebenarnya ada kenangan yang buruk di apartemen ini, makanya ia lebih memilih membeli rumah dan ia tempati di sana dari pada di apartemen dan mengingatkan tentang wanita yang dulu meninggalkan-nya.
"ayok, " ajak Xavier sambil meraih tangan Nesa untuk di genggam-nya.
Nesa hanya menurut sambil terus memperhatikan tangan-nya yang di genggam erat oleh Xavier, tiba-tiba sedikit harapan muncul jika Xavier mulai menyukai-nya. tapi apakah ia sudah mulai menyukai Xavier?
mereka berdua berjalan dengan pelan dan sangat serasi, satpam yang biasa bertugas menyapa mereka dan di balas anggukan dari Xavier dan senyuman dari Nesa. mereka melangkah menuju lift untuk mengantarkan mereka ke lantai lima.
setelah sampai di dalam lift Xavier memencet angka lima dan benda berbentuk persegi panjang itu bergerak naik, Nesa mencoba melepaskan genggaman mereka namun tidak nisa karena Xavier menggenggam-nya terlalu erat dan tatapan tajam Xavier yang di tujukan kepada Nesa membuat Nesa takut.
ting..
pintu lift terbuka Xavier jalan lebih dahulu baru Nesa mengikuti tidak jauh dari Xavier karena tangan Nesa yang masih di genggam erat oleh Xavier seakan-akan ia akan pergi jauh.
saat samapi di pintu unit apartemen Xavier, Xavier memencet beberapa angka di sana dan kunci apartemen terbuka, Xavier mendorong pintu itu dan terpampang lah apartemen yang gelap karena tidak di tempati.
Xavier mengajak Nesa masuk, saat lampu di nyalakan sungguh Nesa tidak menyangka dengan selera design Xavier yang sangat tinggi. apartemen yang di dominasi kan dengan warna hitam, abu-abu dan juga putih itu sudah menjelaskan suasana maskulin dari pemilik.
"di sini hanya ada satu kamar dan berada di lantai atas, " ucap Xavier yang duduk di sofa dan menyalakan televisi.
"tunggu... jika aku tinggal di sini kamu tinggal di mana? " tanya Nesa polos.
hal itu mengundang tawa Xavier sungguh pertanyaan yang sangat konyol bagi Xavier, ia sangat kaya tidak mungkin bukan hanya memiliki satu apartemen atau rumah? pasti selalu ada cadangan-nya.
"hahaha... tentu saja aku tinggal di rumah ku atau rumah orang tuaku haha," ucap Xavier yang masih tertawa.
"kamu tidak lupa bukan aku ini sangat kaya? " tanya Xavier yang sudah mengubah raut wajah-nya menjadi datar kembali.
"yaya aku tidak lupa... huh dasar sombong, " ucap Nesa kesal.
"aku tidak sombong sayang, aku hanya memberi tahu, " ucap Xavier dan suaranya terdengar lebih lembut.
"terserah kamu saja deh... dan apakah ada bahan makanan? kita belum makan malam, " tanya Nesa karena perut-nya sudah mulai berbunyi.
"emm... tidak ada, karena aku tidak tinggal di sini, " jawab Xavier sambil fokus kepada televisi.
"biar anak buahku saja yang membelikan makan malam... kamu tidak usah masak, " lanjut Xavier dan merogoh saku-nya untuk mengambil handphone.
"baiklah, " ucap Nesa dan duduk di sebelah Xavier yang tengah menelepon seseorang.
"baju mu nanti akan di bawakan oleh anak buahku dan juga barang-barang mu... barang mu sedikit bukan? " ucap Xavier kala selesai menelepon dan di akhiri pertanyaan.
"ya... barang ku hanya sedikit, " jawab Nesa sambil masih fokus menatap televisi.
Xavier terus memperhatikan wajah cantik Nesa yang tidak terpoleh make-up sama sekali... mungkin ia lupa untuk memakai make-up tadi pagi. tidak lama dari itu bel apartemen Xavier berbunyi.
lalu Xavier berjalan untuk melihat anak buah-nya yang datang atau malah orang lain, saat melihat itu anak buah-nya yang membawa barang-barang milik Nesa Xavier membukakan pintu dan segera menyuruh untuk masuk dan menyuruh menata barang-barang Nesa di kamar-nya.
tidak lama dari itu anak buah-nya yang membelikan makanan datang, Xavier menerima makanan itu dan menyuruh anak buahnya pergi.
"ini kita makan dulu, " ucap Xavier sambil memberikan kantong itu kepada Nesa.
"dapurnya di mana? " tanya Nesa sambil menerima kantong itu.
Xavier menunjuk dengan jari-nya, lalu Nesa mengikuti arah jari Xavier setelah tahu Nesa menuju dapur untuk menaruh makanan itu ke dalam piring. sedangkan Xavier mengambil PS-nya dan mulai bermain game.
anak buah Xavier izin untuk pergi yang hanya di balas anggukan saja oleh Xavier. tidak lama Nesa datang dengan membawa nampan yang berisi dua piring makanan, lalu meletakkan-nya di hadapan Xavier yang masih fokus bermain game.
"makan dulu mas baru di lanjut main-nya, " ucap Nesa yang sudah mulai memakan makanan-nya.
"suapi aku nanti setelah kamu selesai makan, " ujar Xavier tanpa menoleh sedikit pun kepada Nesa.
Nesa hanya bisa mengangguk menurut dari pada harus membangunkan macan yang sedang tidur. Nesa makan sambil menatap layar televisi yang berubah menjadi game karena di mainkan oleh Xavier.
Nesa selesai dengan makan-nya lalu ia mengambil piring Xavier yang masih utuh dan menyendok kan lauk serta nasi-nya dan menyuapi Xavier yang fokus dengan game-nya.
Nesa menyuapi Xavier hingga makanan Nesa habis.
Nesa membereskan piring dan membawa-nya ke dapur lalu ia mencuci bekas makan mereka. Xavier menghampiri Nesa yang tengah menaruh piring ketempat-nya.
"besok kita belanja stok kulkas... tidak mungkin bukan jika kamu makan mie terus? " ucap Xavier yang duduk di meja makan.
"ya baiklah, " ucap Nesa membalikan badan-nya menghadap Xavier.
"kalau begitu aku pulang ini sudah malam tidak baik jika aku terus menerus di sini, " ucap Xavier dan berjalan lebih dulu.
"ya kamu hati-hati di jalan, jangan mengebut saat bawa mobil-nya, " ucap Nesa khawatir.
"ya baiklah sayang, aku pulang dulu dan tunggu sebentar, " ucap Xavier.
Nesa menunggu kelanjutan ucapan Xavier dan tiba-tiba...
cup
kecupan singkat di kening-nya membuat Nesa terdiam, Xavier tersenyum lalu pergi dari hadapan Nesa untuk pulang Nesa masih mematung di depan pintu apartemen ia memegang kening-nya yang di kecup oleh Xavier.
sebentar tapi membuat Nesa salah tingkah, Nesa masuk kedalam apartemen dengan keadaan wajah merah merekah, sungguh ia sangat senang namun juga takut ketika perjanjian-nya selesai mereka tidak bisa bersama lagi.
"ahkkk.. kamu membuatku melayang saya mas, " ucap Nesa sambil memegang pipinya yang merah.
setelah itu Nesa berjalan menuju kamar Xavier yang berada di lantai dua dengan keadaan masih melayang jauh karena perlakuan Xavier yang sangat lembut kepada-nya.
Nesa masuk kedalam kamar itu yang sudah ada barang-barang nya dan sudah tertata rapih. lalu ia berganti pakaian dengan pakaian tidur-nya.
setelah selesai ia kembali menganggumi kamar Xavier yang sama seperti ruang di bawah dengan suasana hitam dan abu-abu serta putih yang menghiasi kamar Xavier.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ati Ati
lanjut trus
2022-06-25
0
Anti Veryanty S
Mampir lagi thor. tetap semangat.
mari saling mendukung.
2022-03-13
1
Duwi Hariani
lanjut
2022-02-04
2