Nesa kembali ke kantor dengan wajah masam tidak enak di lihat, banyak karyawan yang menyapanya namun ia hiraukan karena mood-nya sedang tidak baik. Xavier yang juga baru saja sampai di perusahaan-nya setelah makan siang bersama Daniel ia melihat wajah masa Nesa.
yang membuat-nya bertanya-tanya, ada apa dengan Nesa? namun ia tidak menghampiri Nesa karena masih ada Daniel yang terus berbicara mengenai kontruksi yang berada di Spanyol yang di tangani oleh Daniel sendiri.
"ah urusan kontruksi nanti saja, aku duluan, " ucap Xavier akhirnya karena ia sudah penasaran kenapa Nesa cemberut seperti itu.
Daniel ingin protes namun belum juga mengeluarkan suara-nya Xavier sudah berlari meninggalkan-nya di lobby kantor, sungguh Daniel tidak habis pikir dengan kelakuan sang bos yang seperti-nya mulai jatuh kepada sekertaris baru itu, menurut Daniel.
Xavier mengejar Nesa namun ia telat karena pintu lift telah tertutup dan mulai naik ke atas, Xavier kembali berlari menuju lift khusus untuk petinggi perusahaan. lalu ia segera memencet tombol angka 7 untuk menuju ruangan juga ruangan tempat Nesa berada.
Xavier berada di dalam lift dengan keadaan yang khawatir takut jika Nesa kenapa-kenapa... dan kenapa ia harus se khawatir ini sama Nesa? apakah ia mulai jatuh kepada mesa? Xavier menggeleng kan Kepala-nya menghalau pikiran-pikiran itu.
tidak mungkin juga jika ia jatuh kepada Nesa dalam waktu sesingkat itu. pintu lift terbuka Xavier berjalan dengan cepat menyusul Nesa namun sayang Nesa sudah duduk di bangku-nya dan tengah mengobrol dengan Sinta.
meski wajah-nya Nesa masih kusut seperti baju yang belum di gosok. alhasil Xavier hanya melintasi mereka dengan melirik ke arah Nesa yang juga sempat melihat kearah-nya dan berjalan masuk kedalam ruangan-nya.
Xavier menutup pintu ruangan-nya, Nesa yang melihat itu hanya menghela nafas dan segera menyelesaikan tugas-nya ia ingin sekali cepat-cepat pulang dan bercerita kepada Shafira sahabat-nya.
...****************...
pukul 15.30 pekerjaan Nesa sudah selesai ia tengah membereskan barang-barang nya dan juga membereskan meja-nya yang cukup berantakan. Sinta sudah pulang sedari pukul 15.00 sedangkan Nesa baru menyelesaikan nya pukul 15.30.
ketika Nesa sedang sibuk membereskan barang-barang Xavier datang bersama Daniel yang mengikuti dari belakang dan berhenti tepat di depan meja Nesa yang tengah sibuk itu tanpa tahu kehadiran mereka.
"ekhm, " dehem Xavier.
Nesa yang mendengar deheman seseorang mengangkat Kepala-nya dan langsung berdiri karena terkejut sampai-sampai dengkul kaki-nya terbentur meja membuat-nya meringis kesakitan.
"shhh... bapak sejak kapan di sana? " tanya Nesa yang masih mengelus dengkul kaki-nya.
"sudah ku bilang bukan jangan memanggilku dengan sebutan pak jika hanya ada kita, " ucap Xavier tanpa ekspresi.
Nesa mengerutkan kening-nya, lalu ia menatap Daniel yang berada di samping Xavier dan menatap Xavier secara bergantian. Xavier yang mengerti langsung menjelaskan.
"dia sudah tahu... jadi tidak apa-apa, " ucap Xavier.
Nesa menghela nafas lalu mengangguk mengerti iyakan namun ia masih saja gugup ketika harus memanggil Xavier dengan sebutan 'mas' apa lagi di depan sahabat-nya meski ia sudah tahu.
"o-oke, " jawab Nesa gugup di karena kan Daniel terus menatap-nya.
"aku pulang duluan... aku sudah kangen dengan bunda dah, " ucap Daniel dan melenggang pergi meninggalkan Nesa juga Xavier.
setelah kepergian Daniel Nesa kembali melanjutkan beres-beres nya sedang Xavier terus memperhatikan Nesa yang tengah beberes itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Xavier melihat gurat lelah juga masam di wajah Nesa yang kurang enak untuk di lihat.
"ayok, " ajak Xavier dan menarik tangan Nesa setelah Nesa selesai membereskan barang-nya.
Nesa hanya diam, ia tidak berontak ataupun menolak seperti biasa, ia hanya menurut saja saat di tarik oleh Xavier yang terkesan lembut itu, karena mood nya yang kurang baik Nesa lebih memilih mengikuti Xavier.
setelah sampai di dalam lift hanya keheningan saja yang terjadi, Nesa tidak mengeluarkan sepatah kata pun membuat Xavier semakin penasaran apa yang membuat Nesa menjadi diam seperti ini?
"apa ada yang terjadi? " tanya Xavier karena sejak tadi ia sudah sangat penasaran.
"tidak ada, hanya masalah kecil, " jawab Nesa sambil memaksakan senyum-nya.
Xavier hanya mengangguk mencoba untuk percaya dan setelah ini ia akan membawa Nesa ke suatu tempat yang mungkin akan gadis itu sukai. setelah pintu lift terbuka Xavier langsung menggandeng tangan Nesa membuat semua perhatian karyawan menatap mereka.
Nesa hanya diam karena tidak mood jadi ia hanya menghiraukan berbagai tatapan dari semua karyawan yang masih berada di kantor.
mereka berjalan menuju ke tempat parkir di mana mobil Xavier terparkir di sana. setelah memastikan Nesa sudah duduk dengan nyaman Xavier masuk kedalam mobil dan menjalankan mobil meninggalkan kawasan perusahaan.
dan terjadi keheningan lagi, Nesa benar-benar enggan membuka suara membuat Xavier bingung harus melakukan apa karena Nesa tidak pernah se cuek ini meski kadang ia diam namun tidak seperti ini.
"apa kamu benar-benar baik-baik saja? " tanya Xavier khawatir.
Nesa menoleh menatap Xavier yang menatap-nya khawatir. Nesa tersenyum lalu menggeleng jika ia baik-baik saja, namun Xavier tidak percaya itu dengan melihat wajah Nesa saja pasti orang akan mengira jika Nesa sedang banyak masalah.
"cerita kan sedikit padaku... siapa tahu bisa membantu mu, " ucap Xavier lagi.
"tidak, aku sungguh baik-baik saja, " jawab Nesa sambil tersenyum manis.
ketika melihat senyum itu Xavier hanya bisa menghela nafas, entah sejak kapan ia bisa sekhawatir ini kepada orang lain terlebih orang itu adalah wanita yang tidak lain Nesa pacar pura-pura nya.
Xavier menjalankan mobil-nya tidak menuju ke apartemen Xavier melainkan untuk menuju ke taman kota, Nesa yang melihat itu langsung protes kepada Xavier.
"kamu bawa aku kemana? aku ingin pulang dan istirahat, " ucap Nesa kesal.
"sebaiknya kamu ikut aku dulu... aku kasihan melihat wajahmu yang kusut itu, " jawab Xavier tanpa rasa bersalah.
Nesa hanya menghela nafas panjang, lalu ia kembali diam menatap jalanan yang cukup di padati oleh kendaraan roda empat maupun roda 2 itu.
tidak lama kemudian mobil Xavier sampai di taman kota dan ternyata di sana terdapat pasar malam yang akan di gelar nanti malam. Nesa yang melihat itu langsung berbinar entah kemana hilang-nya wajah kusut Nesa dan di ganti kan oleh wajah binar.
"dari mana kamu tahu di sini ada pasar malam? " tanya Nesa penasaran karena ia tidak mengetahui jika ada pasar malam.
"kamu tidak perlu tahu dan sekarang sebaiknya kita turun, " ucap Xavier yang sudah turun.
Nesa ikut turun ia menatap takjub kepada pasar malam yang sudah ramai meski hari masih sore, wajah Nesa benar-benar berbinar membuat Xavier lega karena Nesa sudah kembali ceria lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Elwi Chloe
lanjutt
2022-02-05
3