BAB 17

Pagi menjelang, sarapan sudah tersedia di meja makan , yang mana para pelayan sudah selesai menyiapkan sarapan buat para majikannya, dan disinilah lima, ikut duduk di meja makan, karena ingin menyuapi anak majikannya. bahkan Pelangi memaksa Lina agar ikut sarapan bersama mereka.

"Mama harus ikut bersama sarapan di meja ikut papa, kan kita keluarga.."mendengar ungkapan sang anak membuat papanya tersedak karena habis minum air.

"Uhuk.. uhuk... uhuk...."

"Tuan tidak apa apa, ini silahkan di minum dulu"Lina memberikan segelas air kepada papa James.

"Terima kasih. dan buat pelangi jagan bicara selagi makan, cepat habiskan sarapan kalian, dan papa akan menunggu di depan."Papa James menyudahi sarapannya dan menuju ruang tamu untuk menunggu Lina dan anaknya selesai sarapan. selagi menunggu, maka dirinya akan menikmati kopi sambil memeriksa ponsel miliknya.

"Apa semua sudah ada perkembangan."

"Belum tuan, saya belum sampai, kemungkinan besok pagi sampai ke lokasi pembangunan tuan, soalnya saya menggunakan bus, jadi akan nya sedikit terlambat"

"Baiklah, kabari aku setelah sampai disana. dan satu lagi, kirimkan informasi mengenai wanita yang kau berikan untuk menjaga putriku. sepertinya pelangi tertarik padanya."

"Baik, jagan bilang kalau anda ingin menikahi Lina tuan."

"Bukan urusanmu"

Setelah menyelesaikan pembicaraan di dalam sambungan ponsel. Lina dan pelangi menghampiri papa James di ruang tamu.

"Papa.ayo kita sudah siap."ucap pelangi menghampiri sang papanya.

Lina hanya berdiri di dekat pelangi sambil membawa perlengkapan anak itu.

"Baiklah kita berangkat sekarang. dan buat kamu, jagan sampai lalai menjaga anak saya, bawakan makan siang untuk dia makan di kantor nanti, sebab kita pulang sampai malam. cepatlah bawa bekal untuk nona kecil dan temui kami di mobil" Lina hanya mengangguk kepalanya pertanda sebuah jawaban. dan Lina juga langsung berlari menuju dapur untuk meminta sang bibi irma untuk menyiapkan bekal nina kecil mereka siang nanti.

"Bi... bibi..."panggil Lina yang kebetulan bibinya di luar halaman belakang, sehingga Lina kesusahan mencari bibi irma sang kepala pelayan di rumah itu..

"Bi... tolong Lina bi.."panggilnya kepada sang bibi irma. bibi irma yang mendengar panggilan Lina, segera menghampirinya dan meminta penjelasan, kenapa dia memanggil nya dengan cara menjerit.

"Ada apa nak?" kenapa dengan mu?"tanya bibi irma kepada Lina.

"Tolong Lina bibi . Lina harus siapkan bekal nona kecil untuk siang nanti. soalnya kata tuan kami akan pulang malam. dan tidak akan sempat pulang untuk makan siang."jelas nya. dan barulah bibi irma paham maksud panggilannya tadi.

"Ya sudah kamu duduk disana agar bibi yang menyiapkannya. jagan panik tuan tidak akan meninggalkan mu. tenang saja sekarang duduk yang bagus dan tunggu bibi selesai menyediakan bekal yang akan di bawa."kata bibi kepada Lina.

5 menit kemudian. mereka siap untuk berangkat ke kantor. dengan Lina yang duduk di belakang bersama pelangi sang anak asuh.

Tidak lupa. jika James selalu memperhatikan Lina dari kaca yang ada di depannya. bahkan tidak sengaja tatapan mereka bertemu dan dimana sang duda keren itu mendadak jantungnya berdetak tidak karuan. bahkan kina sendiri tidak terlalu terganggu dengan tatapan sang majikannya.

"Tuan anda baik baik saja?"tanya Lina dari kursi belakang.

"Tidak.sebentar lagi kita akan sampai.. tolong jaga pelangi nanti selama saya rapat dan sekretaris rara akan membantumu menjaga pelangi selama di kantor."katanya sambil melihat jalanan. sebab tidak berani lagi menatap mata Lina.

"Baik tuan. tapi apakah nona kecil mau di asuh, sedangkan bibi lain di rumah gak ada yang mau di sentuh sama nona kecil."tanya Lina kepada ayah dari anak asuhnya.

Tidak lama kemakan waktu. mereka sudah sampai ke kantor besar itu dan Lina langsung membuka pintu mobilnya tetapi dia ragu karena tidak tau cara membukanya. karena menunggu agak lama kenapa Lina dan anaknya tidak juga keluar. sang papa langsung berbalik dan membuka pintu mobil itu.

"Kenapa belum keluar?"tanya nya.

"Lina tidak tau cara menekan nya tuan. jadi saya tunggu saja sampai pintu mobilnya terbuka."ucapan Lina ingin sekali sang majikan mencubit nya.

"Baiklah sekarang ayo turun dan bawa nona kecil juga, jagan sampai kau tinggalkan di dalam mobil. aisss kau ini!" karena melihat kepolosan Lina. dirinya seperti jatuh cinta lagi, dan semua itu karena tingkah lucunya Lina.

"Tuan, tunggu. aku tidak bisa membuka ikatan nona kecil. dan ini juga tidak bisa di buka. tolong, mereka mengikat kami tuan."dasar Lina.

"Hahahha....kau ini sungguh. ais.. sudahlah. apa yang kau bisa sekarang? bahkan membuka ini saja tidak bisa. hanya tinggal di tekan yang warna merah dan talinya lepas..." terangnya kepada Lina. agar nanti Lina tidak merepotkan dirinya lagi.

"Makasih tuan. ayo nona kecil kita masuk, didalam pasti banyak orang... sedang apa ya mereka di dalam sana?"katanya dengan suara yang riang kepada pelangi...

"Mereka kerja mama..." jelas pelangi. bahkan anak kecil itu tau. ya iya tau, karena setiap hari di bawa ke kantor oleh sang papa sendiri. dan sering sekaki bermain dengan alex. si sekretaris pribadi dan kepercayaan tuan james..

"Wah dalamnya bagus dan lebar... orangnya rame sekali ya non. pasti mereka juga sibuk dan cape lari kesana ke situ. apa tidak bisa jalan."Lina selalu saja mengomel karena melihat beberapa karyawan yang sedang berlarian ke arah foto kopi untuk memprinkan pekerjaan mereka.

"Sudah masuklah kedalam. kita akan ke lantai paling atas." Sang majikan itu menekan tombol lift khusus untuk bos saja.

Lina yang masuk kedalam lift seperti orang ketakutan. dia memegang kuat tangan anak kecil yang sedang berada di genggamannya.

"Aaahhhh sakit..." rintih pelangi karena tangannya seperti di remas. dan hampir patah.

"Ada apa? kau apakan tangan anakku ha!!" Lina merasa bertambah ketakutan karena mendapatkan bentakan dari tuannya. sudah merasa kehilangan hidupnya karena ketakutan menaiki lift, di tambah lagi dengan bentakan sang bos nya sangat sakit sekali.

"Maaf nona kecil.. kakak takut tadi jadi gak bisa berpegangan maafkan kakak. yang mana sakit biar kakak urut nanti setelah kita keluar dari sini , tenang ya. kakak obati nanti.."sambil meniup tangan pelangi yang sudah merah karena perbuatannya tadi.

"Maafkan saya tuan, saya tidak sengaja sama sekali, saya takut tadi.. saya mohon ampuni saya jagan di pukul..." Lina seperti teringat masa masa dirinya yang sering kena pukulan oleh bibi dan pamannya.

"Apa yang kau lakukan cepat berdiri. jika tidak aku akan melempar mu ke bawah..."ancam sang tuan james kepada Lina. Lina langsung berdiri dan melihat ke sekeliling yang ada disitu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!