"Kak bisakah aku tinggal di rumah orang tua kakak, aku akan bayar kok tiap bulan, dan aku juga akan bekerja, tapi kalau kakak tidak keberatan sih, soalnya aku tidak mengenal orang orang disini, aku mau mengatakannya karena kakak juga punya adik."ucap Lina dengan rasa takut, sebab dirinya baru juga mengenal alex sang sopir bus sudah berani mengatakannya.
"Tidak masalah, kakak juga jarang di rumah karena bekerja, kamu lihat kan yang seperti inilah, jarang sekali pulang kadang tidur nya ya di sini."jawab alex kepada Lina.
"Benarkah kak, Lina janji akan membayarnya Lina juga akan mencari pekerjaan untuk bertahan hidup,"riangnya karena telah di Terima tinggal di rumahnya.
"Apa kamu tidak mau sekolah lagi?"tanya alex.
"Sekolah, buat apa, Lina juga tidak mengenal lagi nama sekolah setelah kedua orang tua Lina meninggal bahkan paman dan bibi hanya menganggapku pelayannya saja, kakak tau, aku ke Jakarta kabur dari rumah paman, sebab Lina mau di nikahkan kepada orang tua yang sepantasnya Lina panggil ayah, bahkan kakek itu mempunyai istri banyak."cerita Lina kepada alex, semua orang mendengarnya walaupun tidak jelas. tetapi semua hanya diam tidak berani ikut campur.
"Maaf kakak tidak bermaksud membuat Lina bersedih, baiklah maafkan kakak, sekarang kita sebentar lagi sampai. apa kamu tidak mau jalan jalan untuk melihat kota jakarta dulu?"tanya alex kepada Lina.
"Tidak kak, kakak tidak salah, soalnya yang salah itu Lina karena sudah berkata terbuka kepada kakak"ucapnya dengan mengalihkan penglihatannya ke sebelah kaca kanannya
"Baigamina ini pak, Lina kenapa bisa kabur apa bapak tidak mengambil kunci dari Lina, kenapa juga bisa dia kabur?"tanya nya kepada suaminya.
"Mana bapak tau, bukankah ibu yang memberikannya kunci pada lina?"sang suami tidak ingin disalahkan juga.
Kedua orang itu sedang berdebat membahas ke kabruan Lina malam itu, dan tidak tau mau mencari kemana, waktu sebulan mungkin adalah waktu yang lama bagi orang lain tetapi tidak dengan kedua orang yang ingin menjual keponakannya sendiri.
"Kok berhenti kak, apa kita sudah sampai?"tanya Lina yang melihat bus yang mereka tumpangi berhenti di stasiun bus jakarta.
"Kita sudah sampai, kamu jagan turun dulu, soalnya kita akan pergi kerumah kakak, katanya mau tinggal disana dengan adik kakak?"Lina hanya menurut saja dan melihat para penumpang lain turun satu demi satu.
"Nak ibu turun dulu ya, kamu hati hati jaga diri jagan mudah terpengaruh omongan orang yang belum dikenal."pesan seorang ibu yang turun terakhir kepada Lina.
"Baik bu, Terima kasih sudah mengatakannya kepada lina."jawab Lina dengan sopan.
"Ayo kita berangkat!" ajak alex setelah menurunkan semua penumpang nya kecuali Lina seorang.
Alek setiap ada pengantaran penumpang ke Jakarta akan mampir ke rumah ibunya untuk memberikan uang belanja, dan mengajak sang adik pergi jalan jalan.
"Apa rumah kakak masih jauh dari sini?"tanya Lina dengan penasaran.
"Tidak, hanya memakan waktu lima belas menit saja. apa kamu sudah lapar, kan cemilannya masih utuh kenapa tidak dimakan sedari tadi sih dek?" katanya karena melihat kantong Lina yang masih utuh dan belum terbuka itu.
"Kakak, sepertinya kakak itu berbohong lho?"tanya Lina kepada alex.
"Berbohong kenapa?"tanyanya balik.
"Lina melihat dari pakaian dan cara jalan kakak itu seperti orang kaya, karena yang Lina lihat di TV atau di novel. seorang pria kaya sering menyamar demi mencari cinta sejatinya."kata Lina dengan menatap alex.
"Tidak semua benar, kakak orangnya seperti ini, soalnya kakak kan masih lajang nah siapa tau ada yang menyukai kakak dengan cara seperti itu."jawabnya.
"Tapi menurut Lina, kan Lina sering nonton dan baca novel , sebab Lina sering membeli novel kalau ada penghasilan dari jual telor telor di warung."kata Lina dengan jujur.
"Kamu ini ada ada saja, sudah ayo turun kita sudah sampai"Lina melihat depan rumah mereka, dengan rumah yang sangat cantik walaupun tidak besar, tapi bisa membuat bayak orang masuk kedalam mungkin mempunyai kamar empat dan halaman yang luas sehingga busnya bisa masuk kedalam.
"Kakak!!!!" suara seorang gadis dengan berlari menghampiri kakaknya yang baru saja datang.
"Melati kamu ini seperti anak kecil saja. apa ada ibu di dalam?"tanya alex kepada sang adiknya. adiknya bernama Melati yang masih berumur 16 tahun.
"Ada, ibu sedang memasak makanan untuk siang nanti. kami kan tidak tau kalau kakak datang. oh iya siapa dia kak, apa pacar kakak ya? ayo ngaku.."ucapan sang adik membuat Lina bingung.
"Maaf saya bukan pacarnya saya ingin ngekos di rumah kakak ini, katanya ada kamar kosong"alex tidak bisa berkata apa apa lagi karena Lina mengatakannya seperti itu. tadinya alex ingin mengatakan bahwa dia akan mempunyai adik angkat. tetapi Lina mengatakan di luar pikirannya.
"Oh, ayo kak kita bertemu ibuku mungkin beliau mempunyai kamar kosong tetapi belum ada lho orang yang ngekos di sini selain kakak"kata melati kepada Lina.
"Mungkin rejeki saya kali ya, soalnya dari kampung dan mau mencari jati diri di kota asing hehehe"jawab Lina
"Bu, apa kabar, sepertinya masakan ibu sangat enak, baunya sampai ke luar dan menyuruhku datang untuk ikut menyantapnya"Ibunya terkejut mendengar suara yang sangat di kenal dan berbalik untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya.
"Ya Allah anakku sudah pulang, kok tidak di berithau dulu kan ibu jadi tidak banyak masak apa kabarmu nak, apa kamu sakit selama bekerja?" Lina yang melihat intraksi ibu dan anak membuatnya tersentuh dan ingin menagis.
"Mmmm apa ada toilet, aku numpang ke kamar mandi boleh?"tanya Lina kepada melati.
"Ada ayo saya antar kak!" Lina sudah tidak tahan ingin menagis dan mencari kamar mandi untuk menumpahkan tagisannya di kamar mandi agar tidak ketahuan.
"Ini kamar mandi nya kak, saya akan ke sana lagi untuk mengatakannya pada ibu dengan tujuan kakak"Lina menyetujuinya dan masuk kekamar mandi.
"Ya Tuhan, kenapa aku merasakan sesak dan sedih ketika melihat orang orang yang berkeluarga dan bahagia, kenapa hatiku sakit dan ingin menagis. bisakah kau berikan sedikit kebahagian padaku, kenapa kau selalu memberikan kesedihan di setiap hidupku.. hiks.. hiks.. apa salahku, bahkan aku tidak pernah merasakannya.." Lina menagis sambil berkata dengan ucapan yang di tahan agar tidak di dengar oleh penghuni rumah.
"Ah leganya!!" tidak sadar jika pria yang bersamanya selama satu hari satu malam sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Hmmmm"alex berdehem dan membuat Lina terkejut.
"Astaga!! kakak kok ada disini?"bukannya menjawab malah bertanya balik.
"Dek Lina yang gapain sedari tadi, habis nangis ya?" alex melihat matanya yang merah dan habis menagis.
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sanjani
semangat kk
2021-12-03
1