BAB 11

Lina dan alex pamit ke pada pria yang sangat di hormati oleh alex, ya.. kenapa di hormati, karena dia adalah bosnya. jadi apapun itu alex tetap menghormati dan menunduk di hadapannya saja. tidak berlaku kepada orang luar, kecuali bos, ibunya dan adiknya.

"Kami pamit dulu bos, besok saya antar ke rumah bos, dan sekalian saya juga besok akan kembali ke lokasi untuk menyelidiki pekerjaan yang di berikan oleh bos tadi."kata alex.

"Ya pergilah, kamu harus menyelidikinya sampai selesai karena aku tidak menerima kegagalan terus menerus."ucapnya penuh dengan kemarahan.

"Baik bos, kalau begitu kami permisi."alex dan Lina pergi dari ruangan bosnya dan keluar dari perusahaan itu.

"Kak kalau Lina tinggal di rumah kawan kakak, lalu i u dan melati bagaimana?"tanya Lina setelah memasuki mobil itu.

"Selama ini juga mereka berdua tinggal bersama, sudah biarkan saja pikirkan masa depanmu, lagian kita juga tidak terlalu kenal, jadi kakak akan membawamu pergi besok pagi makan setelah sampai di rumah siapkan barang barang mu dan katakan kepada ibu atas pekerjaan yang sudah kau terima." kata alex.

"Oh.. baiklah kak,"lina menatap dari jendela mobil ke arah luar yang sedang berlalu lalang bangunan bangunan menjulang tinggi dan besar besar itu.

"Siapa nama anaknya kak, apa dia cantik?"karena tidak ada obrolan lina berusaha berani untuk menanyakan nama calon anak asuhnya.

"Aubrey Fathia Pelangi.itu nama anak yang akan kamu asuh nantinya, sekarang dia berusia 3 tahun, ibunya meninggalkan nya karena keegoisan sang ibu."cerita alex kepada Lina.

"Kok bisa, apa ibunya tidak menyayangi anaknya sendiri, jahat sekali"Lina hanya mengatakan itu karena baginya tidak pantas bila seorang ibu meninggalkan anaknya hanya karena pekerjaan."kata Lina dengan sedikit kesal.

Sampai di rumah, Lina dan alex menemui sang ibu dan mengatakan yang perlu di katakan.

"Assalamu'alaikum."Lina mengucapkan salam kepada ibu irma yang sedang menyapu halaman rumahnya, bahkan melati belum pulang dari sekolahnya.

"Walaikum salam nak, kalian sudah pulang kik cepat sekali?"tanya ibu irma.

"Iya bu, tadi hanya bertemu dengan teman untuk menemuinya dengan Lina, besok Lina harus bekerja di tempat teman alex bu, soalnya Lina akan menginap disana!"kata alex.

"Lah... terus untuk apa nak Lina ngekos disini kalau bekerja dan menginap disana apa tidak boleh tidka menginap?"tanya ibu irma lagi.

"Tidak buk, soalnya anaknya masih kecil dan butuh di jaga, jika Lina menginap teman alex tidak susah susah datang untuk menjemput Lina kalau anaknya membutuhkan sesuatu."kata alex dan sang ibu pun mengerti.

"Baiklah, duit kosannya ibu kembalikan saja, dan jika kamu pergi jaga dirimu baik baik nak, soalnya kamu orang baru, tidak boleh percaya kepada orang yang sangat mencurigakan seperti menanyakan alamat dan meminta di antar ke suatu tempat."kata ibu irma agar Lina bisa menjaga dirinya nanti.

"Baik bu, dan uangnya tidak usah di kembalikan, buat melati saja."tolak Lina, walau bagaimanapun dirinya juga tau jika dia sudah mengontrak maka tidak bisa di kembalikan, tetapi ibu irma beda orangnya makan dari itu Lina memberikannya kepada anak ibu irma siapa lagi kalau bukan melati.

"Baiklah buk, Lina mau masuk kedalam mau menyusun pakaian Lina yang mau dibawa besok, oh iya buk, kalau Lina jadi bekerja dan ada waktu libur kina bisa main kesini kan buk, dan buat kak alex maaf sekali sudah merepotkan, padahal baru beberapa hari kakak alex sudah banyak membantu Lina dan juga ibu, Lina sangat berterima kasih bisa bertemu dengan ibu dan juga kakak." saat Lina memeluk ibu irma dan kak alex, melati datang dan ikut bergabung dengan cara mengejutkan mereka.

"Uuuuaaaaaaaa, aku tidak di peluk...."Ibu irma dan alex terkejut mendengar suara tangisan, tetapi Lina hanya melihat siapa yang datang dan menangis ke arah mereka.

"Melati..."ya melati lah yang datang dengan mengacaukan peluk memeluk itu, dengan kesal alex menjitak kepalanya, dan membuat melati meringis kesakitan sampai memukul sang kakak.

"Ya kalian sih, asik sekali sampai tidak mengingatku, apa kalian tidak lagi menganggap aku adikmu kak! tega sekali kalian!" di dalam hatinya terkikik geli melihat ekspresi sang kakak.

"Ya sudah kina masuk kedalam dulu, melati ikut gak nih!"ajak Lina kepada melati.

"Emang mau kemana kak, apa sudah dapat pekerjaannya?"ucap melati sambil melangkah kakinya untuk mengikuti Lina dari belakang.

"Sudah, kak alex besok mengantarku ke rumah temannya untuk menjaga anaknya, ya jadilah pekerja seorang pengasuh buat aku, itu sudah sangat berarti untukku karena aku kan tidak berpendidikan, jadi pekerjaan seperti ini sudah mustahil aku dapatkan."cerita Lina kepada melati, dan mereka sampailah ke dalam kamar miliknya, Lina mengambil koperasi dan melipat baju baju kedalam kopernya, melati juga ikut membantu memasukkan baju ya ke dalam koper, sehingga mereka bercerita sambil beberes.

"Nanti kalau libur bekerja kakak ajak aku jalan jalan, jagan hanya mengasuh terus tidak baik buat kakak nanti heheheh"melati memang belum mengerti pekerjaan menjadi seorang pengasuh, jika sudah mengasuh anak maka akan selalu mengasuh walaupun kita pergi, maka anak itu akan ikut dengan kita jika sudah merasa aman dengan kita.

"Baiklah, kita lihat aja, jika aku di berikan waktu libur, yang akan aku datangi pertama ya rumah ini, soalnya aku yang tau kan disini mana ada tempat lain lagi."kata Lina sambil menyiapkan sabun dan peralatan bedaknya kedalam tas kecilnya yang di beli kemarin.

"Nanti aku juga akan main ketempat kerja kak Lina sambil membantu kak Lina menjaga anak, mungkin aku bisa menemukan pria tampan di rumah kakak bekerja." Lina yang mendengar ungkapan melati langsung tersenyum.

"Hahahahaha kamu ini, bukannya sekolah yang di pikirkan malah mikirin cowok, itu tidak bagus, seharusnya kamu itu sekolah yang baik, agar tidak sama seperti ku yang hanya bekerja sebagai pembantu, jika kamu sekolah yang bagus maka kamu juga bisa dapat kerja yang bagus,jagan sepertiku."kata Lina, sambil menyimpan semua barang yang sudah ia bereskan untuk di bawa besok. satu koper untuk baju, dan juga satu tas tangan tempat sabun dan bedaknya, bahkan dirinya saja tidak punya ponsel.

"Ayo kita mengobrol lebih panjang, karena besok aku harus pergi ke tempat kerjaanku, kamu jagan nakal sama ibu irma, soalnya kalau kita melawan sama orang tua akan menjadi anak durhaka." melati yang mendengar perkataan Lina hanya bisa tersenyum, sebab kakak nya juga mengatakan hal yang sama.

BERSAMBUNG....

Mari kita saling melengkapi satu sama lain.

hehehehehe...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!