CEKLEK... Suara pintu terbuka. Lina tidak menghiraukan seorang pria yang menyudahi panggilannya, Lina langsung membuka pintu kamar dan masuk kedalam, setelah itu langsung di kunci.
"Aman. untung saja aku tadi masuk dengan cepat, jika tidak pasti kak alex langsung memarahiku dengan perkataan nya."Lina mengambil selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.
Sedangkan alex langsung menatap nanar pintu yang terkunci itu dengan merasa sedikit kesal, sebab pembicaraannya tadi bisa saja di dengar oleh Lina.
"Ku harap dia tidak mengetahuinya, jika dia tau dan memberitahukan kepada ibu, semua bisa gagal rencanaku." ujar alex setelah menutup pintunya kembali dan berbaring di tempat tidurnya.
Alex memang penuh misteri dari keluarganya itu semua demi keselamatan ibu dan adiknya, sebab musuh bosnya musuhnya juga, itu makanya alex selalu menyimpan pekerjaan aslinya.
Jika alex bekerja dalam mode kejahatan selalu menggunakan topeng dan baju yang berwarna gelap. itu semua di simpang di suatu tempat agar orang orang tidak menemukannya. bahkan di kamarnya sendiri tidak berani untuk menyimpan barang rahasianya.
"Ku harap semua baik baik saja."lalu Alex langsung tidur menuju alam mimpinya.
Semua sunyi dan penduduk sudah pada tidur, di hari gelap gulita, suara petir yang datang tiba tiba membuat seorang Lina terkejut dan terbangun dari tidurnya, dirinya takut dengan suara petir dan juga suara hujan yang sangat lebat, karena ketakutannya membuat dia gemetaran,dan tiba tiba lampu di rumah itu mati.
"Astaga... ibu Lina takut. hiks... hiks.. ibu...."semua sunyi tidak ada suara orang di luar bahkan melati sudah tidur nyenyak di kamarnya. dan ibunya juga sudah tidur di kamarnya, di kamar ibu irma dan melati ada senter ponsel yang ia pakai, sedangkan Lina tidak memilikinya, mereka tidak ingat dan tidak tau jika Lina ketakutan dengan kegelapan dan suara suara yang keras.
Sedangkan di kamar alex memang gelap tidak ada cahaya itu sudah biasa baginya.
"Ibu.. Lina takut.. aku harus ke kamar melati, siap tau dia belum tidur."sambil menangis Lina meraba kamarnya dan membuka pintu kamar untuk keluar dan menemui kamar melati tetapi Lina pikir kamar yang ia buka adalah kamar melati, karena memang kamar mereka sebelahan dan kamar alex juga bersebelahan dengannya.
CEKLEK.. Pintu itu terbuka dan Lina memasukinya tanpa tau jika kamar itu bukan milik melati.
"Mel.. apa kau sudah tidur... aku takut tolong temani aku.. Mel hiks... hiks.. Mel kenapa kau diam tolong kemari aku sangat takut..."tidak ada jawaban dan membuat Lina meraba raba ke arah kasur melati, setelah ketemu Lina langsung naik ke kasur dan meraba melati di sana.
"Mel... bagun.. temani aku.. aku takut" ucapnya sambil meraih tangan melati, tetapi yang ia raih adalah tangan alex.
Lina tidak tau, dan langsung berbaring di samping alex. Alex yang merasakan sesuatu di tangannya mencoba untuk menyentuhnya.
"Siapa?" terdengar suara serak bagun tidur, Lina mendengarnya bertambah takut.
"Ibu... ibu... Lina takut.. ibu...."suara Lina membuat hati seorang alex bergetar, dan ingin memeluknya.
"Lina.. sedang apa kau di kamar ku?"kata alex dengan suara sedikit khawatir..
"Kak Lina takut kegelapan dan suara suara itu.." suara petir dan hujan yang lebat membuat seorang Lina ketakutan sampai tubuhnya gemetaran. alex menyentuh pundaknya.
"Apa kau takut.. dan kenapa kau masuk ke kamarku . apa kau tidak takut ku perkosa" perkataan alex menambah suasana bertambah ketakutan yang Lina rasakan.
"Maaf kak, Lina tadinya mau ke kamar melati, tetapi karena gelap Lina tidak melihat jika yang Lina masuki adalah kamar kakak!"jelas Lina kepada alex agar tidak menuduh yang tidak tidak.
"Baiklah, kau tidurlah tidak akan ada yang membuatmu ketakutan, sekarang tidur dan jagan memikirkan suara suara itu, kakak disini menemanimu, jagan ganggu ibu dan melati yang sudah tidur, kakak tidak akan macam macam." setelah perkataan alex Lina baru bisa tidur dan merasa aman karena lampu senter milik alex di nyalakan.
Lina dan alex tidur dengan nyenyak, Lina tidur di atas kasur milik alex, sedangkan alex tidur di sofa miliknya.....
Hujan bertambah reda dan suara suara petir semakin besar, Lina pun menangis lagi. karena tidak tega, alex akhirnya ikut tertidur di atas kasur dan memeluk Lina dari belakang.
~
Sedangkan di rumah besar itu lampunya mati dan hujan yang deras membuat penghuninya tertidur adem, karena mereka tidak takut kegelapan, sebab ada listrik yang hidup dengan memakai lampu emergency.
.
Pukul 3 subuh, alex terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, ia segera bagun dan memindahkan Lina kedalam kamarnya sendiri sebelum melati dan ibunya melihat itu.
Alex menggendong Lina ke luar menuju kamarnya. karena dirinya tidak mau terjadi hal yang membuat dirinya menyesal nanti.
Setelah mengantarkan Lina kembali ke kamarnya, alex langsung melanjutkan tidurnya yang sudah terputus tadi, dan menuju alam mimpi secepat itu karena dirinya masih merasakan kantuk yang sangat berat.
~
Keesokan paginya tepat pukul 7 pagi, ibu irma dan juga melati sudah terbangun, dan melakukan aktifitas mereka ada yang memasak dan ada juga yang mencuci piring dan juga pakaian mereka. sedangkan Lina baru saja terbangun sebab alaram jam yang tersedia di meja lampu tidurnya.
"Waaaammmmm.sudah pagi rupanya!" ucap Lina dan pergi ke kamar mandi, Lina tidak sengaja bersih tatap dengan alex.
"Pagi kak!" sapa Lina.
"Pagi juga, bagaimana tidurmu apakah nyenyak?" ucap alex, yang mana disitu Lina merasakan tidak enak karena sudah lancang memasuki kamar pria itu.
"Maaf kak!" alex heran kepada Lina kenapa dia meminta maaf ke padanya, padahal dirinya hanya mengatakan hal itu saja.
"Sudah lah, pergilah ke kamar mandi duluan."dirinya pergi ke dapur untuk mengambil air minum, sebab dirinya terlalu panas dan membuat kerongkongannya kering.
"Pagi bu.. pagi dek" sapa nya kepada kedua wanita yang ia jaga selama hidupnya. sebelum mendapat nya pendamping hidup untuknya.
"Pagi nak!"jawab ibunya.
"Pagi juga kak!" jawab sang adik.
"Eh dimana kak Lina kak? tumben dia belum datang, biasanya kak Lina duluan yang sampai ke dapur, kok malah aku ya?"ucapan melati membuat alex tersedak karena mendengar ucapan sang adik, padahal dirinya sedang minum.
"Tidak tau. mungkin berada di kamar mandi!"serkah alex.
"Oh. mungkin lah." Lina datang menghampiri mereka yang sudah asik di meja makan untuk mengambil makanan dan mengisi piringnya yang masi kosong.
"Maaf, tadi malam aku tidurnya lama, dan ke kamar mandi juga lama. dan membuat kalian menunggu."ujar Lina mencoba melihat sekilas ke arah alex.....
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments