Lina memulai pekerjaan pertamanya sebagai mengasuh anak, sedangkan anak itu sangat menyukai Lina, Lina pun begitu, dirinya sangat menyukai anak kecil itu yang mana sekarang adalah anak asuhnya.
Setiap jam Lina selalu mengajaknya belajar dan bermain, Lina juga sudah menganggap anak kecil itu sebagai adiknya, ayah sang anak juga menyukai Lina karena pekerja nya yang bagus.
"Aubrey Fathia Pelangi. itukah namamu, cantik seperti orang nya, kakak bisa dong setiap hari bermain bersamamu, jika tidak bisa." Lina sangat agresif sekali menjaga pelangi, si anak imut dan gembul.
"Mama.... mama...."pelangi selalu saja memanggil Lina dengan sebutan mama, sampai sampai dirinya merelakan panggilannya hanya untuk sang anak asuh nya.
"Jika di luar masa iya saya di panggil mama, aku kan masih 17 tahun, masa iya sudah punya anak, hahaha."dirinya juga bingung dan harus apa lagi, biarkan saja, yang penting sang anak asuh tidak rewel dan suka menangis.
Lina dan pelangi sibuk bermain sehingga makan siang akhirnya tiba, jika seorang bibi Rahma tidak datang untuk mengingat kan dirinya, mungkin sang majikan pasti akan marah bila dia tau anaknya terlambat makan siang.
"Lin.. ini sudah siang, waktunya nona kecil di suapi makan."ucap bibi Rahma.
"Ya ampun, baik bik, Terima kasih sudah mau mengingatkan Lina, jika terlambat sedikit lagi, entahlah Lina harus apa"jawabnya dengan berterima kasih ke pada bibi Rahma.
"Ayo dek, kita makan siang dulu, nanti papa marahi kakak kalau nona kecil belum makan. sekarang kita makan siang sambil bermain ya!"ajak Lina kepada anak asuhnya, sedangkan di kantor, James sedang melirik isi ponselnya yang sedang di pasang CCTV dari rumah, dia takut jika pengasuhnya itu membuat yang tidak tidak, jadi dirinya memasang CCTV untuk memantau para pelayannya.
"Dasar pelupa!" katanya dengan seulas senyum di bibirnya.
Lina menyuapi pelangi dengan sangat telaten, dan semua selesai dalam sebentar saja, tidak begitu lama, acara suap menyuap akhirnya selesai, dan Lina mengajak pelangi mandi dan tidur siang.
"Nona kecil sekarang ayo mandi, kita juga harus tidur siang agar nona kecil cepat besar."ajak Lina.
"Ok, ayuk mandi, nanti mama boboknya sama pelangi ya!"ucap anak itu. dengan menarik nafas Lina mengiyakannya.
"Baiklah, sekarang ayo ke kamar, kakak akan memandikan kamu."Lina dan anak asuhnya melaju ke kamar sang anak, untuk memandikan pelangi yang sedang kotor karena bekas makan tadi.
Akhirnya sampai di kamar, dan Lina langsung membuka baju pelangi untuk di mandikan, karena ini sudah jam siang, pelangi di suruh tidur di temani oleh Lina.
"Nona kecil pakai baju siang ya, dan kakak akan menemani nina kecil tidur, sore nanti kita jalan jalan di taman setelah bangun tidur bagaimana?"ucap Lina kepada pelangi, sang anak yang bernama pelangi itu mau dan tidur di pelukan Lina.
"Baiklah, anak manis, sekarang kita tidur ya!"Lina membacakan sebuah buku sebelum pelangi benar benar tertidur dan menuju alam mimpinya.
Lina berhenti membaca buku karena dirinya juga ikut tertidur di samping pelangi. sekarang pemandangan yang ada di kamar itu sudah seperti anak dan ibunya dengan posisi tidur saling berpelukan.
Pukul 3 sore, majikannya pulang, tetapi Lina dan pelangi belum juga bangun entah mimpi apa yang mereka mimpikan sehingga tidak bagun sedari tadi. Sepasang mata yang melihat pemandangan itu terasa senang dan menunjukkan senyum bahagianya. setelah melihat anaknya memeluk sang pengasuh .
"Sungguh, kenapa hati ini rasanya berbeda, ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan." ucapnya dengan sangat pelan. takut kehadirannya ketahuan, James pergi ke kamar dan mengganti baju rumahnya, sebab dirinya selama ini sudah terbiasa pulang cepat karena anaknya masih kecil dan butuh kasih sayang sang ayah. tetapi Lina datang untuk menjaga anaknya, ya dia juga lupa, dan tidak bisa meninggalkan kebiasaannya yang pulang setiap jam menunjukkan pukul 3 sore.
Lina terbangun setelah angka jarum pendek menunjuk ke angka 4 dan jarum panjang menunjukkan ke angka 6.itu berati sudah jam setengah lima sore.
"Kok pelangi tidak ada bersamaku, kemana dia? aku harus secepatnya mencari jagan sampai tuan tau."Lina keluar dari kamar anak asuhnya dan mencari pelangi di berbagai tempat.
"Nona kecil... nona... nona pelangi... kakak mencari cepatlah keluar, agar kita main ke taman!!" tetapi yang di cari tidak kunjung datang dan menemui dirinya.
"Pa.mama manggil" kata anak itu kepada papanya.
Tidak tahan mendengar panggilan Lina yang ingin mengundang hatinya melompat, karena suara Lina yang enak di dengar bagi James dean.
"Maa... sini, pelangi disini."Lina melihat anak asuhnya yang sedang keluar dari ruangan papanya.
"Sayang.. kok tadi tidak membangunkan kakak, kenapa keluar kamar seorang diri. kalau jatuh dari tangga bagaimana, kan kakak bisa di marahi sama papa pelangi." sang anak hanya diam mendengar Lina berbicara.
"Maaf ma.. tadi papa manggil pelangi.."Lina tidak tega melihat anak asuhnya bersedih dan hampir mau menangis.
"Baiklah, sekarang kita bermain di taman ya,sambil makan atau makannya di rumah, soalnya kalau bermain di taman tidak boleh makan sambil berlari lari, pelangi kan tidak bisa duduk makannya."Pelangi hanya mengangguk.
"Iya, nanti makannya di rumah saja sama papa dan mama saja, sekarang kita main ya ma." James tidak tahan jika anaknya selalu memanggil pengasuhnya dengan sebutan mama terus.
"Baiklah, ayo kita main di taman. nanti keburu malam," ajak Lina , Lina menggendong anak asuhnya menuju taman yang berada di depan rumah mereka. di sana ada taman yang lebar di lengkapi dengan beberapa ayunan. dan juga tempat bermain buku tangkis dan tempat bermain basket, masih banyak lainnya.
Lina sudah jatuh cinta dengan rumah yang biasa tinggali, karena tamannya berada di hadapan rumah besar itu, dan menuju kesana hanya menyebrang saja.
"Jika rumahku seperti ini pasti sangat nyaman dan juga banyak orang yang sedang bermain, ada berbagai jenis permainan di sini."kata Lina sambil memperhatikan pelangi bermain dengan teman sebayanya.
"Non, jagan lempar lempar sayang.. nanti temannya kena." Lina memperingati pelangi dengan nada lembut agar pelangi tidak merasa ketakutan dan marah bila kita menegurnya dengan cara kasar.
"Iya ma,, pelangi tidak main lempar lempar kok."jawab pelangi kepada Lina yang duduk di kiri taman itu, sedangkan dirinya hanya fokus melihat pelangi yang bermain bersama teman temannya.
"Hai.. boleh ikutan bergabung.." ucap seorang perempuan, yang kemungkinan seorang pengasuh juga.
"Boleh kak. kenapa tidak?"ucap Lina.
"Siapa nama kamu?bapa sudah lama bekerja di sini, apa masih baru, soalnya aku sering bermain dia ini dengan anak asuhku, tetapi tidak pernah melihatmu."kata perempuan yang sedang duduk di samping nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments