# KABUR DARI RUMAH
Hari sudah pada gelap, selama dua hari semua terlihat baik baik saja, walaupun kecurigaan Lina masih ada, ya memang karena kedua pamannya terlihat seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Maaf bik, saya mau ke kamar dulu, besok harus mengantarkan telur-telur itu ke warung warung. dan besok Lina juga mau membeli sayur untuk besok, karena Lina tidak bisa keluar tiap hari karena ke pasar jauh dari rumah kita kan bik" jelas nya dengan sedikit ragu, takut tidak di ijinkan oleh bibinya, karena selama ini jarang sekali Lina di ijinkan keluar rumah apa lagi ke pasar waktu lina hanya memasak dan membersihkan semua pekarangan rumah tinggi itu.
"Baiklah, kamu tidurlah, besok paman sama bibi mau pergi ke rumah teman dulu, mau arisan, kamu tidak udah masak, habis mengantarkan telur nya kamu pulang saja. biar bibi yang belanja, sekalian pulangnya kebetulan rumah teman arisan berdekatan dengan pasar, bibi mau tidur juga jagan lupa tutup dan kunci rumah jika pamanmu sudah kembali." kata bibinya dan pergi begitu saja.
"Baik bik. selamat malam, kalau begitu Lina masuk ke kamar Lina dulu." setelah berpamitan kepada bibinya, Lina langsung masuk ke kamar tanpa menutup pintu kamarnya, agar Lina tau bahwa sang paman sudah pulang dengan nampak terlihat dari kamarnya jika sang paman lewat dan masuk ke kamar mereka. karena pintu kamarnya dan kamar milik pamannya bersebelahan dengan kamar Lina.
PUKUL 22:40 Suara sepatu seseorang terdengar di telinga Lina. dan segera keluar dari kamar untuk melihat siapa yang datang.
"Eh paman sudah pulang? tapi tumben malam sekali."
"Ada urusan, kau kenapa belum tidur?"
"Bibi tadi menyuruhku untuk tidak tidur dulu sampai paman pulang. nanti jika paman pulang tidak ada yang membuka pintu."
"Paman selalu membawa kunci cadangan, sekarang pergi tidurlah, besok hantarkan telur telur itu ke warung biasa nya, dan jagan lupa ambil duit hasil jualan telur yang kemaren kemaren, paman mau tidur dulu"
"Baik paman." Sang paman langsung memasuki kamar mereka , sedangkan Lina sedang menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan membuang air kecil.
Tanpa segaja dia melewati kamar pamannya, Lina mendegar pembicaraan tentang paman dan bibinya yang sedang membicarakan tentang pernikahannya bersama dengan si tua bangka itu.
"Pak, apa bapak sudah bicara dengan tuan tanah itu, apa katanya?"ucap si bibi kepada suaminya.
"Sudah ma, nanti dia juga akan turun tangan untuk menikahi Lina, agar urusan kita cepat selesai besok dia datang kesini bersama dengan penjaganya dan juga penghulu untuk langsung menikahkan mereka disini, jadi ayo tidur agar besok bagun pagi, untuk mempersiapkan rencana kita, jagan sampai ketahuan oleh Lina, bisa gagal rencana kita untuk menerima uang, dan kita akan di penjara karena sudah membohonginya." kata si paman , mereka tidak tau jika rencananya sudah di dengar semua oleh Lina.
"Apa apaan ini, benar perasaanku mengatakan ada yang tidak beres, lebih baik malam ini aku pergi saja aku masih mempunyai barang peninggalan ibu dan ayah, lebih baik aku pergi ke kota jakarta saja, dari pada disini hidupku sudah sia sia."kata Lina setelah sampai di kamar, Lina segera bersiap untuk pergi, dirinya hanya membawa tas tangan dan baju yang lengket di badannya agar tidak terganggu dengan pelariannya.
Lina memasukkan gelang dan kalung punya ibunya yangvdi berikan dukungan semasih kecil untuk nya. dan pergi setelah paman dan bibinya sudah tertidur lelapnya, sehingga tidak menyadari jika ponakan mereka kabur malam itu.
"Baiklah, aku tidak akan membalas kalian, tetapi aku tidak akan mengakui kalian lagi atas perbuatan dan kelaukan kalian yang tidak pernah berubah, aku pergi, dan jagan pernah menyalahkan ku atas apa yang kalian berikan padku selama ini." setelah mengatakannya Lina langsung pergi dari rumah pamannya dengan pelan pelan, karena kunci rumah itu di berikan oleh bibinya tadi untuk membuka pintu jika pamannya sudah pulang.
Lina pergi dengan berlari pelan setelah keluar dari rumah itu menuju stasiun bus yang akan dia naiki ke kota jakarta, dan tidak melihat ke belakang lagi, karena baginya tidak ada hubungannya lagi di sana.
"Aku harus ke kota sebelah saja, dan menjalankan hidup baruku tanpa ada yang menyakiti ku lagi, disana nanti aku akan bekerja demi kehidupan sehari hariku, mungkin dengan menjual semua barang hasil peninggalan ibu, mungkin bisa memabayar kontrakan dan belanja sebulan sebelum mendapatkan pekerjaan." kata Lina sambil menuju stasiun bus yang akan ia naiki nantinya.
"Apa salahku yangbterlahir seperti ini, selalu di sakiti dan di acuhkan, ketika ada maunya akan di perhatikan walaupun itu palsu, kenapa pahit hidupku yang selalu menerima kenyataan pahit, dan cobaan apa lagi nanti nya akan aku hadapi di kota lain." setelah meraugi kehidupan yang akan dijalaninya, tidak terasa sudah sampai ke stasiun.
"Mau kemana dek?"tanya pria yang sudah seperti pamannya.
"Mau ke Jakarta pak, apa bus yang berangkat jam segini masih ada pak?"tanya Lina.
"Masih neng, tapi masih menunggu penumpang lain, silahkan beli tiketnya dulu, apa ada barang yang mau di masukkan ke bagasi dek?"tanya bapak itu.
"Tidak pak, saya hanya berangkat saja, karena barang barangku ada di jakarta disini hanya bermain kerumahbteman saja."bohongnya.
"Baiklah, sambil menunggu yang lain adek daftar dulu untuk beli tiket di dalam."suruh si bapak.
"Baiklah, Terima kasih pak"lalu Lina masuk ke dalam untuk membeli tiket bus nya.
"Permisi!! apa masih ada tiket untuk ke Jakarta jam segini buk?" tanya Lina.
"Ada dek, buat berapa orang,?"jawab si ibuk penjaga tiketnya.
"Satu saja buk, buat saya."kata Lina lagi.
"Baiklah tunggu sebentar, saya siapkan dulu ya!"setelah mengatakannya dan memerikan sebuah kertas kepada Lina, ibuk itu langsung membuka laci dan mengambil sebuah kertas berwarna putih pink dan memberikannya kepada Lina.
"Ini tiketnya sudah di silakan dan tolong tanda tangani disini, dan ini no kursinya!"kata ibu penjaga tiket itu lagi.
"Baik bu, Terima kasih, kalau begitu saya keluar dan menunggu di dalam bus saja" tidak lama kemudian, para penumpang yang di tunggu akhirnya sudah berkumpul lagi, Lina ingin memberikan makanan dan minuman untuk di jalan, tetapi uangnya hanya tinggal dua puluh ribu saja, sebab Lina belum menjual barang peninggalan orang tuanya. bahkan untuk membeli tiket saja sudah menghabiskan 350 ribu.
"Semua sudah ada!!" tanya si sopir.
"Sudah semua mas..!"jawab mereka semua. lalu bus itu hidup tanpa menunggu lama, busnya berjalan keluar dari terminal menuju jalan yang akan di tempuhnya selama satu hari satu malam.
BERSAMBUNG...
CINTAILAH WANITAMU SEPERTI KAMU MENCINTAI IBUMU. 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Alriani Hespiapi
lanjut
2022-10-13
0
Sanjani
aku dukung karya kk
2021-12-03
1