"Bukan menagis kak, habis cuci muka biar segar, oh iya dimana ibu kakak aku mau langsung mesan kamarnya mau istirahat, nanti mau ke toko perhiasan ada yang mau dijual buat bayar kosan sama ibu kakak nanti."kata Lina sambil berjalan menemui sang tuan rumah ya itu ibu ya alex.
"Bu.ini Lina yang mau nyewa kamar ibu dia tidak beda jauh dari melati bu, apa bisa dia tinggal di sini, agar ada teman melati dan ibu tapi dia akan bekerja katanya!" ucap alex kepada ibunya.
"Oh nak Lina mau tinggal disini?"tanya ibunya kepada Lina. sebut saja ibu dari kakak alex itu IBU IRMA.
"Ya bu, tapi saya nanti bayarnya, mau ijin keluar sebentar mau jual perhiasan penginggalan ibu Lina dulu, mudah mudahan bisa laku dan bisa bayar kosan dan buat jatah makan selama Lina belum mendapatkan pekerjaan."kata Lina sambil mengeluarkan kalung dan gelang yang cantik dari tas tangannya.
"Apa suratnya ada? kalau ada biarkan ibu yang beli, mau jual berapa?"tanya ibu irma.
"Seberapa lakunya buk, saya kurang paham untuk soal harga, mungkin kalau bisa membayar kosan saya selama beberapa bulan dan buat makan, boleh lah, Lina kalau jadi tinggal disini mungkin tunggu seminggu dulu baru bekerja."jawabnya karena memang Lina tidak pandai dengan soal materi dirinya tidak pernah belajar tentang pembelajaran yang ia tau hanya bekerja dan mendapatkan uang.
"Sini ibu lihat, berapa lakunya ibu akan bayar samamu, melati antarkan kak Lina ke kamar sebelahan dengan kamu ya nak?" suruh sang ibu irma.
"Baik bu, ayo kak melati antarkan ke kamar, nanti kakak mandi dulu, baju melati pinjamkan, kakak belikan lah baju buat kak Lina,.. belikan pakaian dalam untuk nya, melati tidak ada stok baru, masa iya bekas melati kan gak sopan." bisik nya kepada sang kakak, hingga sang kakak malu karena ulah sang adik.
"Kau ini.. baiklah, ukurannya sama denganmu kan?"jawab sang kakak.
"Ih... kakak!!" ucap melati yang merasa malu karena ucapan kakak nya padahal sang kakak tidak pernah membilakannya tapi mengatakan bahwa ukurannya sama dengan dirinya.
Lina dan melati sedang menuju kamar yang mau di tempati oleh Lina. sedangkan alex dan ibunya sedang menyiapkan makan untuk
"Ibu lihat kau menyukainya tapi dia masih kecil."ucapan ibunya membuat alex tersedak karena sedang minum ibunya mengatakan hal itu.
"Dia masih anak anak buk, dia saat pertama kali aku melihatnya, sudah ku jadikan adik, sama seperti melati, jika ingin menikah bukan dia wanita yang akan aku nikahi buk. bagiku dia sama dengan melati, jadi ibuku sayang jagan mengatakannya lagi. oh iya bu ini ada uang belanja untuk ibu selama beberapa minggu kedepan."alex memberikan sebuah amplop berwarna putih.
"Terima kasih banyak ya nak, maafkan Ibu yang selalu membuatmu kerepotan.kamu juga sudah sangat lelah."ibunya memeluk putra tunggal dan juga putra yang memenuhi kebutuhan mereka, sebab mereka sudah lama tidak memiliki ayah.
Sedangkan di rumah besar yang sangat cantik, seorang anak kecil perempuan yang masih berumur tiga tahun sedang menagis karena sang ayah tidak mau menemaninya bermain...
"Mama... mama.... aku mau mama... papa jahat mama...." para pengasuhnya sudah berbagai macam untuk membujuknya. sedangkan sang ayah terpaksa berhenti bekerja dan meninggalkan pekerjaannya untuk melihat sang anak yang sedang menagis.
"Ada apa lagi sayang?? papa lagi kerja, kan papa kerja buat kamu juga, sekarang diam ya! papa akan menemanimu bermain, tapi jagan menagis lagi, papa akan bekerja karena jika tidak bekerja kita tidak akan bisa makan dan main."
Sang papa mencoba menerangkan pada anaknya, sang anak sudah lama tidak memiliki ibu sejak dia lahir, sebab ibunya pergi karena mementingkan pekerjaannya dari pada keluarganya, bahkan suaminya juga mampu mrnafkahi semua kebutuhannya, tetapi sang istri tetap nekat pergi dengan mengejar pekerjaan yang sebagai model itu. hingga tinggallah sang suami dan anak yang baru saja di lahirkan.
"Papa.... main... "kata sang anak. panggil saja. Aubrey Fathia Pelangi.
Sedangkan nama sang papa iyalah James Dean ·seorang pekerja yang tangguh di perusahaannya sendiri walapun tidak memiliki perusahaan yang bercabang di mana mana, tetapi dia mempunyai dua perusahaan yang sangat besar dan di segani semua orang. bahkan perusahaan nya yang seperti oenjakar langit itu di hasilkan dengan jerih oayahnya sendiri. dia sudah yatim sejak masih duduk di kelas dua SMP. hanya memiliki ibu tunggal untuknya, sekarang sedang di liburkan untuk jalan jalan ke rumah teman teman sosiliati nya.
"Ayo kak kita makan dulu, ini baju ku mungkin muat buat kakak, maaf ********** aku tidak yakin muat apa tidak, soalnya baru melati cari di lemari, ternyata masih ada yang lama tapi ini masih baru, hanya saja lupa untuk memakainya hehehe"melati memberikan baju kaos dan celana pendek mungkin sebatas lutut saja dan sepasang pakaian dalam untuk Lina pakai.
"Terima kasih banyak, kamu sudah baik membantuku nanti kalau aku dapat kerja aku traktir kamu deh. sekarang kita mau kemana, eh iya boleh tidak minta uang hasil jual kalung dan gelang tadi sama ibu. soalnya aku mau membayar uang kamarnya dan membeli perlengkapan ku jika masih cukup" kata Lina, dan melati membawa kina ke meja makan untuk makan bersama, setelah itu akan membicarakan yang lain.
"Kita makan dulu ya kak, soalnya sudah lapar, setelah selesai makan baru kita omongi lagi sama ibu, ayo kak, mungkin mereka sudah menunggu kita" melati membawa Lina ikut bersamanya untuk makan bersama.
"Hai bu, kak, lihat kak Lina cantik sudah kan, tidak seperti tadi seperti induk siga yang baru bagun tidur hahahah" Lina malu karena ucapan melati, dan ibunya hanya tersenyum dan juga mengajak kedua putri itu ikut makan bersama sedangkan alex tidak fokus menuangkan air ke dalam gelasnya karena melihat penampilan lina yang ada di depannya.
"Hmmmmm" sang ibu mencoba menyadarkan sang putra.
"Eh maaf, kakak tidak mengenalmu tadi melati pandai mengubahmu hanya dalam sekejap saja"ucap alex kepada Lina.
"Ayo makan, agar kita bisa santai menobrol setelah makan, ayo nak duduk disini dan tolong ambilkan nasi untuk kak alex mu, ibu terlalu jauh darinya."suruh sang ibu mencoba untuk mendekatkan putranya kepada Lina. tetapi bagaimanapun alex tetap menjadikan Lina seperti adiknya karena masih kecil dan usia mereka sangat jauh.
"Tidak perlu, kamu ambil bagian kamu saja, kakak bisa ambil sendiri perkataan ibu jagan di ambil hati." alex mengambil piring dan mengisinya dengan santai dan di ikuti kedua putri cantik itu.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments