" Makanlah mas, Kamu perlu tenaga untuk merawat Ibu dan Via, mereka membutuhkan dirimu
Rinjani menaruh paper bag yang tertera suatu nama resto
Sudah dua Minggu Via di rumah sakit, dua Minggu pula Rinjani menyempatkan waktu sesekali menjenguk anak Akbar, Rinjani melakukannya karena tak tega dengan anak Akbar yang semenjak sakit tak pernah di dampingi oleh sang Ibu
" Terimakasih Rinjani!" Akbar menatap sendu wanita yang kerap kali membantu nya itu, Wanita cantik yang sudah di sia-siakan nya.
" Rinjani jika ada waktu Ibu ingin bertemu dengan mu!!" Tentu Akbar mengatakan nya dengan suara parau menahan sesak di dadanya , setiap hari wanita yang akan berstatus sebagai janda itu semakin cantik dan terlihat begitu bahagia berbanding terbalik dengan dirinya yang semakin hari justru semakin terpuruk dalam penyesalan dan kerepotan
" Iya Insyaallah nanti berkunjung! Maaf saya ada janji di luar!" Rinjani mencium kening Via sebelum berpamitan pada Akbar, Akbar ingin mengejar Rinjani, tetapi kemudian menghentikan langkahnya saat melihat Pria bule menyambut Rinjani di balik pintu, ada seorang anak kecil di gendongan nya yang langsung berpindah meraih pelukan Rinjani
Perih hati Akbar melihat kebersamaan mereka, Mereka seperti sebuah keluarga bahagia.
Mau tidak mau Akhirnya Akbar menelan sendiri sakit hatinya
Akbar keluar hendak menitipkan Via pada perawat, dirinya harus segera pulang karena Keyra pasti membutuhkan bantuannya
Sampai di rumah
Akbar menatap sendu Ibu nya yang duduk di kursi roda, lebih sendu lagi menatap Keyra yang terus menerus mengeluh karena kakinya tak kunjung sembuh.
Kakinya dinyatakan lumpuh sementara, membuat Keyra terus menerus mengamuk, bahkan sekedar melihat putrinya di rumah sakit saja tak mau
\_
" Pulang sekarang??" Rinjani bertanya sambil meletakkan waslap yang di kenakan untuk membersikan kedua tangan Rania
" Ya"
Suara tegas mengalun dari bibir Nurry, segera menyimpan smartphone nya di kantong celana dan menghampiri Rinjani
" Kamu masih mau di rumah sakit??" Tanya Nurry penuh selidik
" Rencananya aku tadi mau menghabiskan waktu bersama Rania, eh ternyata Rania sudah boleh pulang!" Wanita bermata bulat almond itu tersenyum teduh
" Kamu bisa ikut pulang bersama kami!" Nurry berkata santai
" Kamu ngak kerja??" Rinjani bertanya pada Nurry
Nurry terseyum
" Bos Aku baik, beliau tau keadaan Rania dan memberiku keringanan!" Alibinya
" Oh, baik! kalau gitu aku hubungi Andrean agar nanti menjemput ku di rumah mu saja!" tukas Rinjani
" Tidak perlu biar aku saja yang menghubungi Andre!" Potong Nurry cepat
Mobil sedan warna hitam melaju dengan kecepatan sedang membelah ramainya jalanan, Rinjani dibuat tak percaya dengan apa yang dilihatnya, bahkan harga mobil yang di naiki nya itu setara dengan harga satu rumah mewah, Benarkah bos Nurry se royal itu? sampai mobil yang di peruntukan untuk asisten nya berharga miliaran rupiah?
" Apa rencana mu kedepannya??"
Rinjani menatap seseorang yang mengajak nya bicara
" Mengembangkan bisnis mungkin!" Jawab Rinjani seraya tersenyum
"Sidang kedua mu digelar dua hari lagi??"
" Iya__ Tapi aku ngerasa Semakin dekat dengan persidangan sikap mas Akbar semakin aneh!" Rinjani menyampaikan keanehan sikap pria yang akan menjadi mantan suaminya
" Ku rasa dirinya tak ingin kehilanganmu!"
Rinjani tersenyum pedih
" Sayangnya dia tak pernah mencintai ku!"
" Pernah dengar?? Tuhanlah maha membolak-balikkan hati seseorang"
" Cinta Mas Akbar sudah dimiliki seseorang sejak lama, aku hanya wanita yang merusak keharmonisan rumah tangga nya!" Rinjani tersenyum, senyum yang membalut luka hatinya
Membayangkan bahtera rumah tangga nya harus karam diusia perkawinan yang baru menginjak dua tahun membuat Rinjani miris
Cintanya yang dulu begitu besar untuk Akbar kini terbalut oleh kebencian, Setelah mengetahui kebenaran bahwa ternyata dirinya adalah istri kedua saja Rinjani sudah tak ingin bersama Akbar terlebih setelah perlakuan kasar Akbar pada dirinya, Rinjani bertahan hanya karena memikirkan perasaan orang tua Akbar untuk cinta nya pada Akbar sudah Rinjani kubur sedalam-dalamnya nya
" Kata orang move on itu susah Lo Jani!!"
Rinjani menoleh mendengar pangilan unik dari Nurry, ada rasa lucu mendengar namanya di sebut sepotong saja
" Lebih susah kalo kita dipaksa berbagi bird"
Nurry tergelak mendengar ucapan Rinjani.
" Berbagi suami Rinjani!"
" Tapi ujung-ujungnya juga rebutan bird kan?? realitanya seperti itu , mengetahui perhatian yang tempang pasti salah satu ada yang ngak suka dan itu berlaku kepada satunya, jaman sekarang pria itu suka poligami tapi tidak mengerti cara adil!!"
" Apa Anda sedang curhat isi hati Anda Nyonya Rinjani??" Goda Nurry mengulum senyum.
" Tidak juga! Itu sebabnya aku mundur , untuk apa rebutan bird, jika di luar sana banyak bird yang terbang bebas!!"
" Termasuk bird yang ada di sampingmu ini kan??" Goda Nurry menaik turun kan alisnya
Asisten Nurry tak bisa menutupi senyum nya melihat bos nya yang begitu ceria semenjak kehadiran Rinjani, setelah mengetahui asal usul Rinjani asisten Nurry begitu mendukung hubungan antara Nurry dan Rinjani, dan berharap keluarga besar Nurry pun turut setuju
\\_
" Mas Kenapa jatah uang aku semakin berkurang sih?? Cukup untuk apa uang tujuh juta??" Keyra berteriak marah pada Akbar
" Sayang, Sekarang Bapak sudah tidak ada, sudah menjadi kewajiban mas menyisihkan sebagian uang mas untuk Ibu!!" Akbar memberi pengertian kepada Keyra
" Lhoh ngak bisa begitu dong mas, Masak jatah aku makin di kurangin sih?? mas harus nya cari kerja tambahan kalo mau kasih Ibu, bukan malah kurangi jatah uang aku!!" Keyra berteriak marah
Akbar dibuat tak percaya dengan ucapan Keyra, bagaimana dirinya mau mencari uang tambahan jika setiap hari dirinya musti bolak-balik ke rumah sakit?
Belum lagi kerjaan nya yang tambah hari tambah keteteran, bila dulu Akbar bisa menenangkan pikirannya saat bertengkar dengan Keyra ke rumah Rinjani tapi untuk sekarang?? bahkan semenjak sidang perceraian pertama nya Rinjani sudah pindah dari rumah itu
Takdir seolah mempermainkan hidup Akbar, bahkan mungkin saat ini Takdir juga tengah menertawakan diri nya
Akbar meraup wajahnya kasar, melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman nya bersama Keyra, luka-luka hatinya kian terasa, sedikit demi sedikit perbandingan kedua istrinya itu terpampang nyata
Berjalan melangkah dengan sayatan luka, perkataan istri nya seperti sembilah pisau, mengapa Keyra tak bisa lebih bersyukur, uang tujuh juta dilemparkan begitu saja tanpa rasa terimakasih bahkan makian terus menerus Keyra ucapkan untuk nya
Akbar terpekur dengan sisa-sisa luka hati, Kini di dalam hatinya diam-diam merindukan Rinjani, wanita lembut yang selalu menyambutnya dengan senyum, wanita yang tidak pernah menuntut lebih padanya.
Gerimis mengiringi langkah Akbar, Langkah yang bahkan tak memiliki arah tujuan, Hingga saat kakinya hendak menapaki jalan sebuah mobil membunyikan klakson yang membuatnya terjingkat, di saat sadar Akbar menghela nafasnya dalam, hampir saja dirinya celaka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
gula-gula kapas
🤣🤣🤣🦜
2022-10-23
0
Julio Stevaning
lo bahas bird,kok sepertinya cerita ke potong
2022-07-29
0
Elli Okta
rasakan itu akbar.dtp yg baik di sia-sia kan.yg jahat di pertahankan.
2022-07-07
0