" Sepertinya ada tamu!" Suara Ahmad Bapak Akbar membuat hati Akbar semakin ketar-ketir
" La iya! Ayo kita turun, barangkali nyari Kamu Mas!!" Lia ikut menoleh ke arah Akbar
Ingin rasanya Akbar membawa mobil Bapak nya dan penumpang nya putar balik, sungguh Akbar masih belum berani jika semuanya akan terbongkar hari ini, apa lagi keadaan sang Bapak___
Pupus sudah harapan Akbar saat ketiga orang yang tadi bersama dirinya di dalam mobil kini sudah melangkahkan kaki mereka menuju teras rumah
Apa ini akan menjadi Akhirnya?? Akbar meremas rambutnya Tidaaaaaaaakkk!! sungguh Akbar belum siap, tetapi nasi sudah menjadi bubur saat Akbar mendengar suara Ibu nya menjerit-jerit
Tergesa Akbar turun dari mobil , langkah lebarnya menuju sumber suara, Mata Akbar terbelalak terkejut kedua kalinya saat melihat tubuh Bapaknya sudah terduduk di teras rumahnya bersama Rinjani dengan nafas tersengal-sengal
Akbar langsung menghampiri mereka dengan kekhawatiran hakiki, tenggorokan Akbar tercekat saat melihat Via dan Keyra duduk di kursi teras yang sudah usang
Apa ini?? Apakah Keyra mengatakan bahwa dia adalah istri Ku??, atau Bapaknya melihat Via yang duplikat dirinya dalam jenis kelamin yang berbeda??
Belum sempat masuk rumah, Akbar harus kembali ke Puskesmas, Tetapi kali ini tidak dengan mobil Bapak nya melainkan mobil nya bersama dengan Keyra
Rinjani yang khawatir dengan keadaan Bapak mertua nya bersikeras untuk ikut, begitu juga Keyra kedua istri Akbar ikut mengantar Bapak Akbar
Tak ada obrolan sama sekali diperjalanan menuju Puskismas, hanya isakan Ibu Akbar yang terdengar, semua tengelam dalam pikiran masing-masing
Keyra duduk di samping Akbar yang mengemudikan mobil dengan Via, sedangkan Keyra duduk bersama kedua mertuanya, mengapit Bapak Akbar yang di dudukan di tengah dan di sebelahnya Ibu Akbar
" Maaf Kami sudah berusaha semaksimal mungkin Tetapi Allah berkehendak lain!!"
Perkataan Dokter terus mendengung di telinga Akbar. Akbar tak percaya sang Bapak akan pergi secepat itu
Belum hilang rasa keterkejutan nya, Sang Ibu luruh tak sadarkan diri, beban fikiran Akbar bertumpuk seperti memory yang penuh
Akbar berdiri di ambang pintu Menatap wajah Bapaknya yang sudah pucat pasi, Padahal belum genap satu jam yang lalu Bapak nya masih sehat walafiat
Akbar tak bergeming, Kejadian nya begitu cepat, andai saja Keyra dan Via tak datang mungkin Bapak nya masih ada saat ini, Andaikan Kemarin pun Akbar tak membawa Keyra menemui Rinjani, mungkin hubungan nya dengan Rinjani masih harmonis
Akbar meraup wajahnya kasar, mengabaikan lelehan Bening yang mulai menetes, sederet penyesalan nya kian menyesakkan dadanya
Saat ini bahkan Ibunya belum sadarkan diri. Akbar menatap Keyra yang duduk bermain ponsel android nya seperti tidak terjadi apa-apa, padahal kenyataannya Bapak mertua alias Bapak dari suaminya baru saja meninggal dunia
Sedangkan Rinjani sibuk menemani Ibunya yang belum sadarkan diri
Apa ini?? Akbar seperti di cemooh oleh takdir, Bagaimana hidup nya kedepan??
" Sayang perut ku kram! bisa antar aku pulang sebentar??"
Akbar terperangah tak percaya dengan kalimat yang keluar dari bibir wanita yang dicintainya itu, Rasanya Akbar salah dengar, tidak mungkin bukan wanita yang di cintai nya justru memikirkan dirinya sendiri, sedangkan disini suaminya tengah terguncang karena kepergian orang tuanya??
Raut wajah Keyra tampak kesal melihat Akbar yang menatap nya diam
" Sayang Ayo Aku sudah jenuh, Batree ponsel ku juga habis!!"
" Keyra aku tak salah dengar??" Akbar menatap tak percaya wanita yang Lima tahun menjadi prioritas utama nya itu
" Bapak baru saja meninggal, apa kamu tidak merasa sedikit saja rasa kehilangan?? bahkan Ibu ku belum sadarkan diri!!" Akbar mencoba menahan amarah di dadanya. tidak ingin membuat istri tercintanya merasa tertekan
Keyla tampak biasa saja, ekspresi wajahnya tidak menampakkan sedikit pun kesedihan.
" Mas, Aku juga pernah kehilangan sosok Papa bahkan tidak hanya Papa tetapi kedua orang tua ku, aku bukan nya tak berempati terhadap Bapak mas tetapi aku takut jika bersedih hati akan berdampak buruk untuk anak kita, kan kata Dokter aku tidak boleh setres!!" ucapan Keyra mampu membuat kemarahan Akbar pada Keyra mereda, Akbar membenarkan apa yang istrinya ucapkan, mana mungkin Keyra tak sedih ketika Bapak mertuanya meninggal hanya saja Akbar merasa Keyra mencoba tegar demi anak mereka yang tengah berjuang tetap berada dalam rahim istri nya
" Ya sudah ayo mas antar pulang!!" Akbar merangkul lembut Keyra untuk mengantarkan nya pulang bersama dengan putri kecilnya, mengabaikan sejenak perasaan nya yang tak karuan
Tetapi ternyata Setelah kepergian Akbar, Rinjani mencari sosok nya, keadaan Ibunya kritis Dokter membutuhkan Akbar untuk berbicara serius dengan Dokter.
" Mas Akbar kemana sih??" Cemas Rinjani
Bagaimana tidak cemas, klinik membutuhkan tanda tangan Akbar untuk persetujuan pemulangan jenazah dan juga persetujuan penanganan Ibunya
Saat ini Rinjani tidak membawa apa-apa, bagaimana caranya mau menghubungi Akbar
" Bu Bagaimana??" Suster mendatangi Rinjani yang masih kebingungan mencari keberadaan Akbar
" Tolong tunggu Suster, suami saya belum ketemu!" Rinjani menatap suster meminta kelonggaran waktu
" Tapi keadaan pasien harus segera di tangani Bu!!"
Rinjani memejamkan matanya rapat ' Kemana gerangan suaminya?? mengapa di saat seperti ini Akbar malah pergi? mungkinkah Akbar memulangkan Keyra dan anaknya?? disaat seperti ini??
Mata Rinjani mengikuti beberapa perawat dan dokter yang masuk kedalam ruangan dimana Ibu Akbar berada
" Bu Tolong pasien harus segera dirujuk!!"
Rinjani meremas tangan nya dengan cemas , ya Allah bahkan keadaan nya saat inipun tidak sehat, tega sekali Akbar menempatkan dirinya di posisi seperti ini??
Wanita dengan wajah pucat itu melangkah tergesa menghampiri wanita yang sudah dia anggap Ibu kandungnya, wanita yang beberapa jam yang lalu masih menggenggam tangan nya.
" Tolong lakukan yang terbaik Dokter, saya akan menyetujui segala sesuatu nya, rujuk Ibu saya ke rumah sakit terbaik!!"
Rinjani tak bisa menunggu sampai suami sableng nya itu datang, Rinjani tidak mau sampai ibu mertuanya ikut merenggang nyawa karena menunggu Akbar yang tak kunjung datang
"Bu administrasi nya??"
" Sus , saya bisa pinjam ponsel??" Rinjani berbicara dengan nada sopan pada Suster yang sibuk membantu menyiapkan surat rujukan untuk Ibu mertuanya
" Tentu Bu silahkan!!" suster itu menatap kasihan pada Rinjani yang masih terlihat lemah tetapi justru mengurus kedua orang tuanya yang membutuhkan tenaga nya, dalam hati perawat itu bertanya-tanya apakah wanita di depan nya itu tak memiliki saudara atau suami??
" Oh syukur lah Anda mengangkat telpon saya Pak!!" Suara Rinjani terdengar ramah dan juga penuh kelegaan, ini nomor ke empat rekan kerja nya yang Rinjani cukup hafal yang dirinya coba hubungi, karena kerap kali melakukan kerja sama dengan perusahaan nya, Rinjani bersyukur rekan kerja nya mau mengangkat Nomor asing yang tak dikenal, mungkin ini keberuntungan untuk Rinjani
"________________
" Ini saya Rinjani Aqilla!"
"_____________________
" Saya ingin meminta bantuan Anda ini sangat mendesak!"
" _____________________
" Anda benar' tetapi Maaf saya butuh kes dan sekarang juga!!" Nada Rinjani lirih dan penuh rasa sungkan
" ______________________
" Ya Allah saya sangat berterima kasih Pak, Saya akan segera mengirimkan lokasi saya saat ini, sebelum nya saya mengucapkan beribu terimakasih ya Pak! Asisten saya sedang berada di jarak yang tidak bisa saya libatkan, sedangkan ini mendesak, segala kart saya berada di rumah!" Rinjani tersenyum dalam akhir panggilan nya , sebelum tangan nya mengetik lincah mengirimkan lokasi dimana dirinya berada saat ini pada seseorang yang baru saja di hubungi nya
_________________________
Di rumah Keyra dan Akbar, Akbar sedang menidurkan Via yang tiba-tiba cerewet, bukanya membantu Akbar, Keyra malah asik berendam di bathtub dengan alasan meredakan kram perut nya, dan untuk kesekian kalinya Akbar tetap mengutamakan kepentingan Keyra dia atas segala nya, tanpa Akbar sadari bahwa kehancuran bisa menimpa nya kapan saja terlebih cinta buta nya pada Keyra sampai melupakan kepentingan kedua orang tuanya yang bahkan satunya sudah tak bernyawa dan terbujur kaku di klinik kesehatan karena dirinya lebih mementingkan wanita yang membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
mati aja keyra, kaya perpuan murahan. akbar tau diri, nyesel ntar loh
2023-05-10
0
Juan Sastra
durhaka kamu akbar
2022-09-22
1
Julio Stevaning
Akbar bikin hhhhh ogeb banget,,hati nuraninya dan mati
2022-07-29
0