Rasa bersalah

" Alhamdulillah istri Bapak Baik-baik saja hanya tekanan darah nya rendah dan sepertinya faktor kelelahan belum lagi tidak ada asupan makanan yang masuk kedalam tubuh istri Anda, apakah pasien sedang berpuasa?, Mohon untuk di perhatikan kondisi nya, Jangan sampai terjadi dehidrasi seperti ini lagi!!"

Begitu penjelasan yang Akbar dengar dari Dokter yang menangani Rinjani

Tadi melihat Rinjani yang tergeletak di lantai raut wajah Akbar mengeras, dia bahkan tidak bisa memikirkan apa yang sedang terjadi pada Rinjani

Memikirkan Tubuh Rinjani yang terkapar tak berdaya saat pertama kali dirinya tiba, Akbar merasakan kemarahan naik di dadanya

Akbar merutuki dirinya sendiri yang lalai menjaga Rinjani, harusnya Akbar tahu bahwa sejak semalam istri keduanya itu tak menyentuh secuil makananpun.

" Bagaimana Mas??" Tanya Ibu Akbar yang bernama Lia itu dengan cemas.

" Rinjani hanya kelelahan Bu!!" lirih Akbar tak berani menatap mata wanita yang sudah melahirkan nya itu

" Kok bisa sampai kelelahan, sebenarnya apa yang menantu ibu kerjakan Mas??" Sang Ibu terlihat gusar

" Akbar temui Rinjani dulu Bu!!" Akbar buru-buru izin masuk keruangan rawat istrinya, menghindari pertanyaan-pertanyaan sang Ibu yang jelas jawab nya akan menambah sederet kebohongan nya

Akbar menarik nafasnya berat, sebelum melangkah memasuki ruangan dimana Rinjani terbaring lemah

Mata Akbar mengamati Rinjani yang terbaring tak berdaya, bibirnya yang biasa tersenyum itu kini tampak pucat dan kering, wajah nya yang biasa berseri kini tampak pucat pasi

" Hai!!" Akbar menyapa, saat melihat mata Rinjani yang terbuka secara perlahan

Rinjani tersenyum penuh luka saat menyadari orang yang pertama kali ia lihat adalah Akbar. Memikirkan suaminya Rinjani hanya tersenyum miris, lelaki yang sangat dia cintai kini menjadi orang yang sangat dia benci

Rasanya Rinjani tak akan bisa memanfaatkan kesalahan Akbar, meskipun Akbar memohon bahkan bersujud di hadapan nya. Bukan terlalu percaya diri tetapi dirinya sudah mengantisipasi, memaafkan memang mudah menyembuhkan lara hatinya pasti sangat susah

Hati Rinjani sudah terlanjur sakit, bahkan sangat sakit. Luka hatinya mendorong Rinjani untuk bangkit dan menatap masa depan.

" Akhirnya kamu sadar sayang mas sangat khawatir!!" Andai saja kebohongan Akbar belum terbongkar, sudah pasti Rinjani berbahagia mendengar ucapan perhatian suaminya, tetapi saat ini mendengar kalimat kelegaan dari bibir Akbar justru terasa kian melukai perasaan Nya, ucapan Akbar seperti hinaan bagi Rinjani.

" Kamu butuh sesuatu??" Akbar berusaha membuat Rinjani mau membuka suaranya, kediaman Rinjani membuat tubuh Akbar kesemutan karena rasa khawatir dan bersalah.

Mata Rinjani memindai ruangan dimana dirinya berbaring, tidak perlu bertanya Rinjani sudah tahu mengapa dirinya bisa berakhir di klinik kesehatan

" Rinjani!!" Akbar mengenggam tangan wanita yang baru saja membuat nya khawatir setengah mati.

Apa yang Akbar rasakan sama saat ditanya mendengar kabar Keyra yang masuk rumah sakit. bahkan melihat Rinjani yang sempat tak sadarkan diri ada luka tak kasat mata yang mencengkram dadanya, Akbar merasa sesak

Akbar terperangah tak percaya saat Rinjani dengan kasar menepis tangan nya, Rinjani seperti enggan bahkan terlihat jijik hanya karena sentuhan nya.

Akbar hendak protes, tetapi sebelum itu terjadi kedua orang tuanya sudah masuk bersama seorang Dokter yang tadi sempat menginformasikan kepada nya tentang keadaan Rinjani.

Kini mata Rinjani terbelalak melihat kehadiran kedua mertuanya, Rinjani sangat mengasihi kedua orang tua Akbar seperti kedua orang tuanya sendiri.

" Bapak/ Ibu kalian disini??" Mata Rinjani berkaca-kaca. Kenapa mertuanya mengunjungi mereka di waktu yang kurang tepat??

Kedua orang tua Akbar langsung menghampiri menantu kesayangan mereka sampai-sampai sang Ibu mengeser tubuh Akbar yang berdiri di samping istrinya.

" Kamu kenapa Rinjani?? kenapa bisa kelelahan??" Wanita yang sudah memiliki garis-garis halus di wajahnya itu mengelus lembut Surai hitam Rinjani yang telah terlepas dari ikatan nya

Rinjani hanya mampu menampakkan senyum lembut dan mencium tangan Ibu mertuanya yang sudah dia anggap sebagai Ibu kandungan nya sendiri, Maklum Rinjani sudah sejak lama kehilangan sosok Ibu, membuatnya haus belaian kasih sayang dari wanita yang melahirkannya, kehadiran Ibu Akbar membuat Rinjani sedikit merasakan kasih sayang seorang Ibu

" Maaf sudah membuat Ibu khawatir!!" Bibir kering Rinjani berucap lirih

Rinjani terkejut saat melihat air mata meleleh dari wanita yang melahirkan suaminya tersebut, Rinjani jadi bingung mengapa Ibu mertuanya tiba-tiba menangis

" Ibu bersyukur ternyata firasat tidak enak dan mimpi Ibu tidak terbukti, dua hari Ibu susah tidur karena bermimpi kamu dan Akbar berpisah, beruntung ternyata firasat Ibu itu Petanda bahwa kamu sakit nak, Ibu sudah sangat ketakutan jika mimpi Ibu menjadi kenyataan!!"

DEG'

Tidak hanya jantung Rinjani yang seolah berhenti berdetak, Pria yang berdiri di pelantara kedua orang tuanya itu pun merasakan hal yang sama, tenggorokan Akbar terasa tercekat

Akbar pun jadi merasa ketakutan jika firasat Ibu nya benar. Tidak! Akbar tidak mau kehilangan Rinjani, sungguh Akbar tidak siap kehilangan wanita yang sudah menemani nya dua tahun ini

" Ibu bicara apa?? Hubungan kami baik-baik saja !!" Akbar mengatakan kebohongan lagi dan lagi, saat ini yang ada dalam otak Akbar adalah dirinya ingin Rinjani mengerti posisi nya, terlebih dirinya belum menjelaskan apapun pada Rinjani, meskipun penjelasan yang akan ia ungkapkan bisa mengobati luka Rinjani atau justru menambah lara hatinya

Akbar mencoba keberuntungan meraih tangan Rinjani lagi, Akbar bersyukur kali ini Rinjani tak menepis tangan nya, barangkali Rinjani tidak enak menunjukkan pada Ibu nya jika dirinya telah menyakiti hati Rinjani

Sungguh lagi-lagi Akbar kian merasa bersalah menyakiti wanita yang begitu sabar, tetapi dirinya juga bingung akan bagaimana nantinya, jelas setelah ini Keyra akan menuntut Akbar untuk menceraikan Rinjani, tetapi Akbar sendiri justru takut jika perpisahan itu akan benar-benar terjadi.

" Alhamdulillah Ibu bersyukur!! setiap malam Bapak dan Ibu selalu mendoakan kalian agar cepat di beri momongan, agar ikatan pernikahan kalian lengkap dan semakin kuat!!" Ibu Akbar menepuk tangan Akbar yang mengenggam tangan Rinjani

Rinjani tersenyum dibalik luka . Sangat di sayangkan Ibu dan Bapak mertuanya tidak tahu jika anaknya sudah memiliki keturunan, mereka tidak tahu jika sebenarnya mereka sudah memiliki cucu, Rinjani merasa kasihan dengan Via mengapa dia menjadi korban ke egoisan kedua orang tuanya

 

\\\\\\\\\_

 

Setelah kantong infus habis, Rinjani di izinkan pulang karena kondisinya sudah membaik

Mereka pulang bersama menaiki mobil Bapak Akbar, mobil Panter warna biru yang sudah sedikit pudar warnanya, maklum mobil tersebut mobil penuh kenangan dari awal perjuangan kedua orang tua Akbar, sehingga meskipun sudah banyak mobil keluaran baru kedua orang tuanya tetap mempertahankan mobil pertama mereka.

Saat mobil tepat berada di halaman rumah Akbar bersama Rinjani, mata Akbar terbelalak saat melihat mobil lain parkir tepat dimana mobil sang Bapak berhenti, Mobil yang sangat familiar dan juga sangat di hafal mati plat nomor nya

Tiba-tiba Tubuh Akbar menegang, bahkan tangannya resflek mencengkram kuat kantong plastik yang berisi vitamin dan obat Milik Rinjani

Tidak! jantung Akbar bergemuruh, Akbar belum siap dengan segala kemungkinan yang ada

Terpopuler

Comments

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

hemmm

2024-11-05

0

Mamih Nonik

Mamih Nonik

semoga si Jeyira menyusul Akbar kr h Rinjani

2022-12-06

0

Andrean Brima

Andrean Brima

seharusnya ini bab sudah jln ke bab 10, tp d sini masih bab 8 karena 2 d bab ulang ceritanya ( jln d tempat aja, )

2022-07-17

1

lihat semua
Episodes
1 Kepercayaan
2 Kejutan
3 Luka hati Rinjani
4 Perasaan Akbar
5 Hati Keyra
6 Antara Kamu dan dia
7 Masalah Baru
8 Rasa bersalah
9 Ketegangan
10 Bukan remahan biskuit
11 Pria Asing
12 Talak
13 Duda??
14 Suara hati
15 Penyesalan( Akbar)
16 Kembali
17 Ketidak Adilan
18 Hati yang gundah
19 Hitam dan putih
20 Tak bisa memilih
21 Muak
22 Setitik rasa
23 Luka yang sama
24 Sekarat rasa luka ( Akbar)
25 Pertemuan tak terduga
26 Rumah kenangan
27 Sedikit terlambat
28 Berhati malaikat
29 Tak tergapai
30 Kepanikan Keyra
31 Allah maha Pemaaf
32 Ingin benar-benar pergi
33 Bukalah sedikit untuk ku
34 Niel pulang
35 Selidik
36 Iri itu termasuk penyakit hati
37 Iblis tampan??
38 Galau masing-masing
39 Kebenaran pahit
40 Meraba hati
41 Bertemu orang tua Nurry
42 Senjata Keyra
43 Tersisih
44 Penguntit?
45 Runyam
46 Disalahkan.
47 Sebenarnya
48 Keputusan Nurry
49 Keyra lupa Via??
50 Akta cerai
51 Marah dan luka
52 Keyra tertipu??
53 Terpana
54 Sang penakluk
55 Kelakuan Nurry
56 Luluh??
57 Ungkapan dan penyesalan
58 Debat dan debar
59 Tantangan yang berujung kepastian
60 Malam pertama
61 Tuntas
62 Hati yang sebenarnya
63 Tabrak lari
64 pertemuan yang salah
65 Kekecewaan
66 Nurry dan Rinjani
67 Gundah
68 Rindu
69 Dunia mereka
70 Baku hantam
71 Ketakutan Rinjani
72 Jus
73 Chatting
74 Ansel
75 Keluarga Al-Biru
76 Ciuman
77 Akbar
78 Kabar Bulan
79 Rinjani sakit??
80 Gusar
81 Bulan
82 Keluarga
83 Hubungan yang dingin
84 Mengalah
85 Kehidupan Baru
86 Kebenaran yang hampir terlupa
87 Pergi
88 Satu kesalahan fatal
89 Gelisah
90 Dua ranjang
91 Datang untuk pergi
92 Anak
93 Nama dari uncle
94 Hati mereka
95 Dibaca saja
96 Dibaca saja
97 Dibaca saja
98 Dibaca saja
99 Dibaca saja
100 Dibaca saja
101 Dibaca saja
102 Dibaca saja
103 Dibaca saja
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Kepercayaan
2
Kejutan
3
Luka hati Rinjani
4
Perasaan Akbar
5
Hati Keyra
6
Antara Kamu dan dia
7
Masalah Baru
8
Rasa bersalah
9
Ketegangan
10
Bukan remahan biskuit
11
Pria Asing
12
Talak
13
Duda??
14
Suara hati
15
Penyesalan( Akbar)
16
Kembali
17
Ketidak Adilan
18
Hati yang gundah
19
Hitam dan putih
20
Tak bisa memilih
21
Muak
22
Setitik rasa
23
Luka yang sama
24
Sekarat rasa luka ( Akbar)
25
Pertemuan tak terduga
26
Rumah kenangan
27
Sedikit terlambat
28
Berhati malaikat
29
Tak tergapai
30
Kepanikan Keyra
31
Allah maha Pemaaf
32
Ingin benar-benar pergi
33
Bukalah sedikit untuk ku
34
Niel pulang
35
Selidik
36
Iri itu termasuk penyakit hati
37
Iblis tampan??
38
Galau masing-masing
39
Kebenaran pahit
40
Meraba hati
41
Bertemu orang tua Nurry
42
Senjata Keyra
43
Tersisih
44
Penguntit?
45
Runyam
46
Disalahkan.
47
Sebenarnya
48
Keputusan Nurry
49
Keyra lupa Via??
50
Akta cerai
51
Marah dan luka
52
Keyra tertipu??
53
Terpana
54
Sang penakluk
55
Kelakuan Nurry
56
Luluh??
57
Ungkapan dan penyesalan
58
Debat dan debar
59
Tantangan yang berujung kepastian
60
Malam pertama
61
Tuntas
62
Hati yang sebenarnya
63
Tabrak lari
64
pertemuan yang salah
65
Kekecewaan
66
Nurry dan Rinjani
67
Gundah
68
Rindu
69
Dunia mereka
70
Baku hantam
71
Ketakutan Rinjani
72
Jus
73
Chatting
74
Ansel
75
Keluarga Al-Biru
76
Ciuman
77
Akbar
78
Kabar Bulan
79
Rinjani sakit??
80
Gusar
81
Bulan
82
Keluarga
83
Hubungan yang dingin
84
Mengalah
85
Kehidupan Baru
86
Kebenaran yang hampir terlupa
87
Pergi
88
Satu kesalahan fatal
89
Gelisah
90
Dua ranjang
91
Datang untuk pergi
92
Anak
93
Nama dari uncle
94
Hati mereka
95
Dibaca saja
96
Dibaca saja
97
Dibaca saja
98
Dibaca saja
99
Dibaca saja
100
Dibaca saja
101
Dibaca saja
102
Dibaca saja
103
Dibaca saja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!