Sementara itu, Auri berlari mencari tali di dalam ruangan gudang atap. Dia mendapatkan seulas tali yang cukup untuk menarik tubuh pria itu. Dia mengikat tali tersebut dengan erat pada sebuah besi di dinding ruangan gudang. Kemudian Auri menjulurkan tali tersebut pada pria itu. Dan akhirnya pria itu berhasil naik dengan bergantungan pada tali tersebut.
"Alhamdulillah. Aku benar benar khawatir." Ucap Auri.
Pria berhoody itu dengan cepat menyembunyikan wajahnya lagi. Auri tidak peduli dengan hal itu, dia juga tidak begitu ingin melihat wajah pria itu. Yang terpenting adalah keselamatannya.
"Terimakasih sudah menolongku." Ucap pria itu dengan masih terus menunduk.
"Ok. Tapi, nggak usah khawatir dan takut seperti itu. Aku susah mengenali wajah orang saat malam hari. Jadi tidak usah khawatir." Jelas Auri sambil berdiri.
"Dilihat dari postur tubuh dan pakaian anda, sepertinya anda seorang artis, kan?" Auri menebak.
Pria itu terdiam, dia memang artis. Tepatnya seorang aktor ternama yang beberapa bulan terakhir menghilang.
"Aku Al Fatih. Aku tidak bermaksud untuk bunuh diri." Jawabnya tegas. Khawatirnya Auri akan menyebar berita bahwa dirinya akan bunuh diri, prustasi setelah mantan istrinya menikah lagi.
"Oh, gitu. Tapi maaf ya, aku nggak bisa menyebutkan namaku pada orang yang belum aku ketahui dengan jelas." Balas Auri.
Mendengar penjelasan itu, Al tersenyum getir. Baru kali ini ada wanita yang tidak mengenalinya. Biasanya para wanita terutama fans nya bisa mengenalinya hanya dari punggungnya, tinggi badannya dan aroma parfumnya.
"Aku aktor." Sambung Al. Dia mengaku, karena yakin kalau Auri tidak berbahaya untuknya.
Auri yang tadinya mau melangkah pergi pun akhirnya menghentikan langkahnya. Dia pun mencoba mengingat sejenak, kemudian dia ikut duduk di dekat Al.
"Al Fatih… Marsya? Iya kan?" Tebak Auri.
"Aa ternyata Marsya lebih terkenal dariku." Mencoba tertawa.
"Mungkin karena aku mainnya di sosmed, makanya aku lebih tau Marsya." Jelasnya.
Sejenak keduanya terdiam. Hanya terdengar suara kendaraan dibawah sana.
"Tunggu!" Menatap sebentar kearah Al. Lalu kembali menundukkan pandangannya.
"Kenapa seorang Al Fatih ada di sini?" Lanjutnya bertanya.
Al menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Auri. Sejenak dia menatap langit.
"Susah menjelaskan mengapa aku ada disini. Yang pasti, aku sedang bersembunyi dari semua orang. Tapi, ternyata kamu menemukan aku." Ucapnya sambil terus menatap langit.
"Tidak ada gunanya sembunyi. Tetap beraktivitas seperti biasa jauh lebih baik untuk kesehatan hati dan jantung." Menatap langit sambil menghirup udara segar dimalam hari.
"Kamu percaya apa yang media ceritakan tentang aku dan Marsya?" Tanya Al tanpa mengalihkan pandangan dari keindahan langit.
"Aku bukan orang yang mudah percaya pada apa yang orang bicarakan. Kecuali aku melihat sendiri atau mendengar sendiri cerita itu dari orang yang bersangkutan." Jelasnya dengan terus menatap langit.
Keduannya menghela napas, lalu dengan bersamaan tanpa aba aba, mereka memejamkan mata dan membiarkan angin malam menerpa wajah mereka. Mereka duduk tidak berdekatan. Jarak diantara mereka sekitar satu setengah meter.
"Kenapa kalian bercerai?" Tanya Auri dengan masih memejamkan mata.
Mendengar pertanyaan itu, Al segera menoleh kearah Auri. Dia melihat wajah bagian samping Auri. Hanya sejenak dia menatap, kemudian dia segera menatap langit.
"Kamu orang pertama yang bertanya seperti itu."
"Benarkah? Lalu pertanyaan apa yang biasanya orang tanyakan?"
"Apakah benar karena perselingkuhan?" Ujar Al.
"Lalu, Apakah benar begitu?" Lanjut Auri.
Al terdiam sejenak. Dia heran, mengapa wanita yang tadinya tidak peduli padanya, kini mendadak penasaran tentang rumah tangganya.
"Menurutmu?" Al membalikkan pertanyaan itu pada Auri.
"Iya." Mengangguk yakin.
"Aku yang selingkuh, begitu?" Ujar Al dengan nada agak tinggi. Dia terpancing emosi.
"Bukan. Tapi Marsya."
"Dari mana kamu tahu?" Al semakin penasaran. Kenapa Auri seakan tahu semua tentang Marsya.
"Hanya menebak. Buktinya Marsya segera menikah setelah habis masa iddahnya." Sambungnya.
"Percaya apa yang ingin kamu percaya. Aku saat ini sedang mencoba menata kembali hati dan kehidupanku yang akan aku jalani kedepannya."
"Ya, itulah yang seharusnya kita lakukan." Tegas Auri.
Kembali suasana menjadi hening. Sebelum kemudian, Al pun penasaran dengan keberadaan Auri di atas atap malam malam seperti ini.
"Kamu sendiri, mengapa di atas sini?"
"Kebetulan aku memang tinggal disini. Dan aku ketas hanya untuk menghirup udara segar." Jawab Auri.
"Benarkah? Tapi aku rasa kamu pun sedang ada masalah, makanya ada disini, kan?"
"Hm, mungkin."
"Ceritakan, aku akan mendengarkan." Al merasa tidak adil jika hanya dirinya saja yang bercerita.
"Hanya cerita seorang wanita yang berani pindah keyakinan demi pria yang dicintai. Lalu, kehilangan bayi yang bahkan belum sempat dia lahirkan, dan di ceraikan oleh pria yang dicintainya pada hari itu juga. Membosankan, bukan." Tersenyum getir, lalu kembali menatap langit.
"Cinta itu memang buta, jika kita tidak melihatnya dengan logika." Ucap Al.
Air mata menetes diujung matanya. Auri tidak mampu menahan rasa sedihnya kala mengingat rangkaian kejadian yang dialaminya. Dia sendiri bingung. Apakah itu ujian untuknya, ataukah itu hukuman dari Tuhan karena kelalaiannya.
"Menangislah. Karena sumber kekuatan wanita adalah air matanya. Sementara bagi pria air mata itu adalah kelemahannya." Ucap Al mencoba sedikit menghibur.
Auri pun akhirnya membiarkan air matanya menetes dengan mata yang tetap terbuka memandangi langit malam. Sementara itu, Al dengan perlahan melangkah menjauh meninggalkan Auri sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Neulis Saja
kayanya pas Al sama auri utk merajut mahligai rumah tangga karena keduanya sama2 tersakiti oleh org yg dicintainya. okay lah i agree 👌
2024-02-25
0
entin Kustinah
Jadi wanita tangguh lahh Auri...
2022-11-29
2
Ami batam
bgs cerita ny
2022-06-16
2