"Menangislah. Karena sumber kekuatan wanita adalah air matanya. Sementara bagi pria air mata itu adalah kelemahannya."
Auri pun akhirnya membiarkan air matanya menetes dengan mata yang tetap terbuka memandangi langit malam. Sementara itu, Al dengan perlahan melangkah menjauh meninggalkan Auri sendirian. Dia mendapat telpon dari Haris menejernya.
"Ada apa, Ris? Aku dilantai atap apartement."
"Mas Al ngapain diatas?" tanya Haris heran, karena tadinya Al bilang mau mengunjungi temannya digedung apartemen ini.
"Hanya menikmati udara segar." Jawabnya melalui panggilan telepon.
Dia melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Pikirannya masih teringat pada Auri. Dia meninggalkannya sendirian di atap setelah menyuruhnya menangis.
"Siapa dia?" Gumamnya.
"Siapa apanya, Mas?" Sahut Haris diseberang sana.
"Bukan apa apa. Aku hampir tiba di lobi. Pastikan tidak ada wartawan."
"Siap, Mas. Keadaan aman."
"Jadi kenapa kamu menelponku?"
"Bang Adin, dia mau ketemu sama Mas Al. Katanya ada projek baru yang ingin dikerjakan bersama mas Al."
"Projek baru, ya? Baiklah." Ucapnya setuju untuk pergi menemui bang Adin, produser handal yang setiap film dan sinetronnya selalu mendapat rating tertinggi.
Sudah lima film yang Al bintangi dan dua sinetron yang diproduseri bang Adin. Semuanya selalu membuahkan karya yang hebat dan memenangkan Award juga.
"Ris, bang Adin ngehubungi kamu, atau kamu yang menghubungi bang Adin?" Selidik Al.
"Nih, periksa sendiri deh mas." Mengulurkan hp-nya pada Al.
"Lagian ngapain aku ngubungi dia?" Gerutuknya kesal karena Al mencurigainya.
Al menatap layar hp Haris. Disana ada notif panggilan tidak terjawab dari bang Adin. Kemudian, tidak berapa lama, ada notif baru dari twitter yang memberitakan tentang mantan istrinya dan suami barunya. Al pun segera membuka notif tersebut.
Begitu berita itu terbuka, rupanya fans membandingkan wajah Marsya dengan wajah mantan istri suami barunya.
"Ini mantan istri Kelvin, ya Ris?" memperlihatkan pada Haris.
"Iya, Mas. Dia juga selebgram sama seperti mbak Marsya. Dia dikenal dengan Mu'alaf cantik. Namanya… Au…Au… ha iya, namanya Auristela." Jelas Haris yakin.
"Ternyata dunia ini sempit ya." Ucapnya sambil terus menatap foto Auri dan Marsya.
"Maksudnya dunia ini sempit, apa toh mas Al?" Tanya Haris penasaran.
"Lupakan. Kamu fokus aja nyetirnya."
"Siap mas." Menatap jalanan didepan sana.
Tidak berapa lama merekapun tiba di gedung Produksi film bang Adin. Al dan Haris langsung diantar menuju ruangan bang Adin oleh sekretarisnya.
"Assalamualaikum, malam bang." Sapa Al yang langsung disambut oleh bang Adin dengan senang hati.
"Walaikumsalam, Al. Silahkan duduk." Mempersilahkan Al dan Haris untuk duduk.
"Hampir lima bulan nggak ketemu."
"Iya bang. Lagi istirahat aja."
Sebentar Adin mengambil sebuah naskah dan memberikan pada Al.
"Itu karya terbaru Erna wijaya. Bagus bangat, Al. Dia datang padaku menyerahkan naskah itu. Dia ingin kamu menjadi pemeran utamanya. Seperti dua sinetron sebelumnya." Jelas bang Adin semangat.
Al mulai membuka naskah tersebut dan mulai membaca bagian awalnya. Lalu Al beralih pada sinopsisnya.
"Sekilas bagus, bang. Menantang dan membuat penasaran." Masih membaca selembar demi selembar naskah itu.
"Kamu boleh bawa pulang dulu naskahnya. Baca sampai habis. Erna sudah menyelesaikan seluruh naskahnya. Itu ada 65 episode. Kalau aku lihat lihat, durasinya akan satu jam gitu." Lanjutnya.
"Kenapa bang Adin mempercayakan projek ini padaku?"
"Loh kok malah nanya sih. Kamu lucu deh Al. Bukankah sudah jelas karakter yang ada dinaskah itu sangat cocok sama kamu." Jelasnya.
"Bukan begitu bang. Abang kan tau, saat ini aku sedang di cap punya masalah buruk. Jadi khawatirnya citra dari sinetron ini pun akan buruk." Mengembalikan naskah pada bang Adin.
"Jangan gitu lah Al. Citra buruk itu bukan kamu. Aku akan bantu untuk membersihkan namamu. Percayalah, Al."
Sebentar Al terdiam. Dia sangat ingin menerima tawaran ini. Terlebih ini sinetron yang berdurasi panjang, juga sangat banyak pesan religinya. Bahkan hampir tidak ada adegan pegangan tangan sama pemeran wanitanya. Setidaknya Al bisa mendapatkan gaji yang tinggi dan bisa ditabungkan untuk biaya sekolah Rizki kelak.
"Ayolah Al. Kerjasama lagi kita." Bujuk Adin.
"Baiklah bang. Tapi beri saya tempo satu bulan untuk membaca naskahnya hingga rampung."
"Ok. Silahkan." Mengulurkan tangannya pada Al.
Al menyambut uluran tangan tersebut. Merekapun membuat kesepakatan. Dan dalam dua hari, kontrak kerja akan segera dikirim ke rumah Al.
"Semoga mas Al bisa ceria dan semangat seperti dulu lagi." Ucap Haris sangat pelan, sehingga tidak dapat didengar oleh siapapun kecuali dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
asheeqa meecayla
owh kelvin nikah sama masya... cocoklah biar nas al buat auri aja
2022-10-12
0