Pagi pagi Mia sudah tiba di kediaman Auri. Dia membantu Auri memasak nasi goreng untuk sarapan.
"Kemaren aku nggak sengaja ketemu sama tante Jeni dan Alista." Memotong sosis.
"Apa Mama terlihat sehat?" Memanaskan penggorengan.
"Sepertinya begitu."
"Aku rindu Mama, Alista dan papa." Lanjut menggoreng bawang dan memasukkan dua butir telur, lalu diaduknya perlahan.
"Gimana kalau aku temani kamu ketemu sama mereka." Memberikan sosis yang sudah dipotongnya pada Auri.
"Nggak mungkin, Mi. Papa pasti akan langsung mengusirku." Mulai memasukkan dua piring nasi kedalam wajan.
"Ya, Om memang masih sangat marah sama kamu. Tapi, tante dan Alista sepertinya juga merindukanmu. Bahkan mereka kemaren menanyakan kabarmu."
"Benarkah? Mama bertanya tentang aku?" Mengaduk nasi gorengnya.
"Iya."
Auri hanya mengangguk menanggapi jawaban Mia. Dia terus mengaduk nasi gorengnya. Kemudian Auri menambahkan kaldu ayam, sedikit merica dan kecap manis.
"Ok, nasi goreng ala chef Auri, sudah jadi." Ucapnya senang.
Mia pun langsung menyodorkan piring pada Auri. Dia pun sudah tidak sabar untuk menikmati sarapan nasi goreng buatan sahabatnya itu.
Persahabatan keduanya benar benar erat. Mia lah satu satunya sahabat yang masih mau bersama Auri setelah dia pindah keyakinan. Sebab bagi Mia, seperti apapun kehidupan Auri kelak, selama Auri masih menjadi Auri yang dikenalnya belasan tahun lalu, maka selama itu pulalah, Mia akan tetap bersama Auri.
Dia tidak pernah mempermaslahkan perbedaan diantara mereka. Mia juga banyak belajar tentang apa yang boleh dan tidak boleh Auri lakukan sejak dia menjadi seorang muslimah.
"Bagaimana, nona Mia? Apakah nasi goreng buatan chef Auristela Az-Zahra, lezat?" Tanya Auri dengan nada sedikit sombong.
"Oh tentu chef Auri. Ini sangaaaatttt lezattttos." Jawab Mia sambil bercanda. Lalu keduanya tertawa terbahak bahak, barulah kemudian mereka menyantap sarapan dengan nikmatnya.
Usai sarapan, Mia pun menonton tv. Sementara Auri bersiap untuk pergi ke mall bersama Mia. Rencananya mereka mau mencari beberapa properti untuk kembali membuat konten konten yang sudah dirancang dua hari yang lalu.
Mia bahagia, karena akhirnya sahabatnya itu sudah mulai kembali ceria seperti dulu. Sudah mau berkarya lagi. Ya, sebagai selebgram, dulunya Auri terkenal sebagai wanita yang cerdas dengan semua design busananya. Dan sejak menjadi muslimah, Auri menghapus semua gambar dirinya saat masih belum berhijab.
Dan kini semua kontennya berisi nasihat tentang wanita muslimah. Dia juga menjadi model untuk pakaiannya yang juga merupakan gamis serta stelan baju dan rok yang syar'i lengkap dengan jilbab jilbab panjang serta lebar juga. Selain itu, dua hari lalu, Auri dan Mia sudah menyiapkan skenario untuk membuat drama pendek tentang cerita cerita islami.
"Auri, aku rasa kita harus menyewa jasa tim creator deh. Atau kita coba aja seleksi beberapa orang untuk menjadi tim creator. Jadi, kamu bisa fokus menjadi artisnya aja gitu." Saran Mia saat mereka sedang diperjalanan menuju Mall.
"Setuju sih. Tapi aku takut, Mia. Aku takut tidak bisa menemukan orang orang yang benar benar serius ingin kerja, jujur dan juga baik hati. Plus, mau menerima tawaran kerja dengan gaji yang tidak banyak."
Mia tersenyum. Kemudian dia fokus menyetir mobilnya.
"Kok cuma senyum sih. Aku serius loh Mi. Lagian, zaman sekarang mana ada anak anak muda yang mau kerja dengan gaji sedikit." Sambungnya.
"Iya, aku tahu. Soal itu biar aku yang ngurus. Kamu tinggal menyeleksi mereka saja. Sebab kamu kan pernah kuliah psikolog. Jadi lebih tahu lah karakter mereka seperti apa."
Auri tertawa getir. Dia merasa tidak yakin. Tapi, dalam menjalani kehidupan, berani mengambil risiko berarti berani pula menghadapi resikonya kelak.
"Baiklah. Bismillah aja dulu." Tegasnya.
Sejenak mereka saling menatap, lalu bersamaan mengucapkan kata "Semangat." Teriak mereka. Kemudian tertawa bersama.
'Terimakasih Tuhan. Engkau telah kembalikan senyum Auri lagi. Terimakasih.' Ucapnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments